Fragmen 2

Lima tahun kemudian ....

“Tuan Presiden!” Tidak ada yang lebih mengejutkan dari ini selama dirinya--Jonas Lee, menjalani kehidupan baru sebagai Lee Gun si pelukis.

Di hadapannya, sesosok lelaki tua menguasai penglihatan.

Suho Kim, pria nomor satu di negara K ini datang dengan kawalan ketat, berjejer para pria tinggi dengan jas hitam senada di belakangnya.

Siapa yang percaya ini? Tidak ada, bahkan dirinya sendiri. Lee Gun pelukis tidak terkenal kedatangan tamu agung yang dielukan seluruh penjuru negeri.

"Apakah Anda Tuan Lee Gun?" tanya Suho Kim.

Gun terkesiap mendengar presiden mengetahui detail namanya. Sedikit kelabakan, lalu menjawab, “Benar, Tuan. Saya Lee Gun,” akunya sesopan mungkin. “Tapi mereka biasa memanggil bagian akhirnya saja, Gun.”

Jawaban itu menarik senyuman tipis di bibir presiden, mengangguk ringan sedikit merasa lucu. Entah siapa 'mereka' yang dimaksud oleh pemuda berambut fluffy itu. "Umm, Tuan Gun-”

"Gun! Sebut saja Gun!” potongnya. “Tidak perlu memakai tuan. Saya merasa tidak pantas, terlebih oleh orang seperti Anda."

Suho Kim tersenyum. "Memangnya seperti apa aku?"

Senyum Gun tersabit 'tak berlebihan. "Sepertinya tidak perlu saya jelaskan, Anda sudah tahu jawabannya, Tuan."

Suho Kim malah terkekeh. "Baiklah kalau begitu,” katanya tidak memperpanjang. "Jadi, Gun ... bolehkah saya masuk?"

Menyadari kebodohannya, Gun berkata cepat, "Oh, maaf dengan itu. Silakan, Tuan." Dia menepi dengan satu tangan terjulur ke dalam memberi ruang pada tamu istimewanya untuk masuk. "Maaf, tempatnya sedikit berantakan."

"Tidak masalah," tanggap Suho Kim.

Sebuah bangunan kecil dan sederhana. Tidak ada yang berantakan di dalam rumah seperti yang dikatakan Gun barusan, semua tersusun sesuai porsi dan kepantasan yang lumayan menyita mata.

Suho Kim dengan tetap diikuti dua pengawal berkeliling melihat-lihat. Bukan dinding bercat kelabu atau lampu yang tergantung seperti cula badak yang menjadi sejurus perhatiannya, dia menikmati beragam lukisan indah yang dihasilkan oleh kemahiran tangan seorang pemuda bernama Lee Gun.

“Lukisan-lukisan yang indah. Karya yang tak pantas dibelakangi. Seharusnya kau sudah bisa membangun galeri yang besar dengan kemampuanmu ini, Nak.”

Gun tersenyum tipis dan menanggapi, “Anda berlebihan, Tuan Presiden. Karyaku belum sesempurna itu untuk kategori galeri besar. Aku masih harus banyak belajar.”

“Tidak!” sangkal Suho. “Kau sudah sangat luar biasa. Meskipun namamu berarti senjata, tapi kau adalah seni."

Lagi-lagi Gun hanya tersenyum tipis. "Terima kasih untuk pujian Anda, Tuan Presiden. Saya merasa sangat tersanjung.”

Kaki Suho terus terseret untuk membawanya melihat-lihat semua koleksi karya yang Gun ciptakan. “Kadang aku menyayangkan, kenapa banyak keindahan seperti ini yang tersembunyi. Sementara yang tak menarik menguasai banyak eksistensi di muka bumi.”

Gun tersenyum, bukan menanggapi kelebihan dirinya sendiri yang kalah pamor oleh yang bodoh, baginya tak ada yang spesial mengenai itu. Dia hanya setuju dengan pernyataan Tuan Presiden.

Tepat di sebilah dinding, tergores lukisan seorang putri dengan mahkota dan gaun putih berkilauan, Suho melebarkan senyum. Menyapu setiap detail dengan perasaan lebih bangga lagi.

"Inilah alasan kenapa aku datang kemari menemuimu, Nak. Aku melihat karya yang sama di taman kota, dan ada namamu di sana." Lantas dia menoleh Gun yang berdiri di samping menemaninya sedari tadi. "Aku ingin kau melukis dinding di kamar putriku sebagai hadiah ulang tahunnya."

*****

Esok harinya.

“Kau memancing ikan yang besar. Pergilah dan lakukan kesenanganmu. Hari ini tidak ada tugas yang penting.”

Lee Gun memulas senyum menyikapi lawan bicara di line telepon. "Kupegang kata-katamu, Pak Tua,"  ujarnya seraya meraih sebotol parfum lalu menyemprotkan asal saja ke leher serta bagian dada.

“Jangan menggangguku dengan misi yang mendadak.”

Lawan bicara di seberang tertawa lepas, "Kali ini kau boleh mematikan ponsel. Aku akan sibuk di dapur untuk menggulung sushi."

Panggilan diputus.

Layar ponsel ditatap Gun sembari tersenyum kecut. "Sialan itu! Awas saja kalau sampai dia berulah dengan panggilan yang tiba-tiba.” Lalu dimasukannya benda pintar itu ke dalam saku celana.

Semua yang dibutuhkan telah menyatu di dalam tas punggung ukuran sedang, Gun menentengnya di tangan kanan. Waktu mendorongnya keluar untuk menjalankan permintaan seorang Suho Kim yang katanya ingin dibuatkan lukisan dinding untuk putrinya.

Dari rumah galeri, Gun melaju bersama sebuah sepeda motor yang dibelinya dari O-sung, seorang teman yang bergelut dengan dunia balap dan otomotif.

Satu jam lebih setengah, waktu yang dimakan untuk sampai di istana megah kediaman presiden. Gun menunjukkan sebuah benda sejenis kartu yang diberikan Suho pada penjaga untuk mempermudah akses masuk ke istananya.

Setelah memastikan motornya terparkir dengan baik, lelaki muda itu berjalan memasuki area halaman dengan tas di balik punggung, melangkah tanpa canggung. Pandangan disapukannya ke sekitaran, ada banyak penjaga mengisi beberapa titik.

Melihatnya berjalan, para penjaga itu memasang kewaspadaan tinggi, berpikir dirinya mungkin saja seorang penjahat, atau terburuknya dianggap orang gila yang meminta segigit apel.

Tapi kemudian seorang pria dengan usia mungkin setengah abad atau lebih, datang dari dalam rumah dan menghampiri.

"Apakah kau yang bernama Gun?"

Angguk dan jawaban 'iya' dari Gun langsung dibalas cepat dengan gestur mempersilakan untuk masuk ke dalam rumah oleh pria itu.

Para penjaga kembali ke posisi tegak, mematahkan kewaspadaan mereka terhadap pemuda yang dilihat dari sisi mana pun tidak ada pantas-pantasnya sebagai tamu keluarga naratama, dia datang dengan sebuah motor butut. Dari segi penampilan, Gun juga terlalu apa adanya, jeans panjang dipadu kemeja putih, hanya itu.

"Panggil aku Paman Jang."

Mendengar perkenalan dari pria tua itu, Gun mengangguk diiringi senyum. "Baik, Paman."

Perjalanan Gun bersama si pria tua sudah sampai di sebuah koridor setelah melewati tiga ruangan luas. Ada sepasang pintu elevator, mereka berdua memasuki kotak logam itu bersamaan, sampai berakhir di lantai empat.

"Ini adalah dinding yang disiapkan Tuan Presiden untuk kau lukis, Nak." Paman Jang menunjukkan dengan tangannya. Sebilah dinding di sebuah ruangan yang luasnya berkisar lima kali lima meter, sudah tersaji dengan cat polos seputih salju. “Dan ini adalah foto yang harus kau lukis.”

Gun mengecilkan mata saat melihat sebingkai foto di atas meja kecil yang di dalamnya berisi potret seorang gadis dengan senyuman lebar tak dibuat-buat. "Kenapa aku merasa tak asing dengan wanita itu," kata hatinya, naik ke kepala lalu memikirkannya.

"Nona Suzi Kim, putri satu-satunya Tuan Presiden." Pak Tua Jang memberitahu seolah bisa membaca apa yang ada dalam pikiran pemuda itu.

"Oh," Gun mengangguk kecil. Dia tahu presiden memiliki seorang putri, tapi baru tahu jika sosoknya seperti itu--yang ada di foto. "Lalu di mana Tuan Presiden?" tanyanya mengesampingkan pikiran tentang sosok seorang Suzi.

“Tuan Presiden ada pertemuan dengan para menteri. Beliau menyerahkan semua bagian ini padaku," jelas Paman Jang. Terang saja, pria itu dalah orang kepercayaan Suho untuk mengurus segala hal mengenai rumah.

Gun mengangguk paham tanpa bertanya lagi.

Meja berisi vas foto Suzi tadi diluruskan Paman Jang untuk mempermudah lingkup pandangan Gun. "Lukislah sebaik mungkin, Nak. Jangan kecewakan Tuan Presiden, karena ini disiapkan sebagai kado ulang tahun Nona. Aku akan suruh pelayan mengantarkan makanan dan minuman untuk menemani pekerjaanmu."

Gun mengangguk dipulas senyuman tipis. “Aku akan berusaha, Paman. Terima kasih.”

Terpopuler

Comments

Endro Budi Raharjo

Endro Budi Raharjo

lumayan...

2024-12-05

1

MasWan

MasWan

apakah masih menjadi pasukan khusus?
sepertinya malah agen rahasia

2024-11-07

0

Sutikno 23

Sutikno 23

uda lima tahun

2024-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Fragmen 1
2 Fragmen 2
3 Fragmen 3
4 Fragmen 4
5 Fragmen 5
6 Fragmen 6
7 Fragmen 7
8 Fragmen 8
9 Fragmen 9
10 Fragmen 10
11 Fragmen 11
12 Fragmen 12
13 Fragmen 13
14 Fragmen 14
15 Fragmen 15
16 Fragmen 16
17 Fragmen 17
18 Fragmen 18
19 Fragmen 19
20 Fragmen 20
21 Fragmen 21
22 Fragmen 22
23 Fragmen 23
24 Fragmen 24
25 Fragmen 25
26 Fragmen 26
27 Fragmen 27
28 Fragmen 28
29 Fragmen 29
30 Fragmen 30
31 Fragmen 31
32 Fragmen 32
33 Fragmen 33
34 Fragmen 34
35 Fragmen 35
36 Fragmen 36
37 Fragmen 37
38 Fragmen 38
39 Fragmen 39
40 Fragmen 40
41 Fragmen 41
42 Fragmen 42
43 Fragmen 43
44 Fragmen 44
45 Fragmen 45
46 Fragmen 46
47 Fragmen 47
48 Fragmen 48
49 Fragmen 49
50 Fragmen 50
51 Fragmen 51
52 Fragmen 52
53 Fragmen 53
54 Fragmen 54
55 Fragmen 55
56 Fragmen 56
57 Fragmen 57
58 Fragmen 58
59 Fragmen 59
60 Fragmen 60
61 Fragmen 61
62 Fragmen 62
63 Fragmen 63
64 Fragmen 64
65 Fragmen 65
66 Fragmen 66
67 Fragmen 67
68 Fragmen 68
69 Fragmen 69
70 Fragmen 70
71 Fragmen 71
72 Fragmen 72
73 Fragmen 73
74 Fragmen 74
75 Fragmen 75
76 Fragmen 76
77 Fragmen 77
78 Fragmen 78
79 Fragmen 79
80 Fragmen 80
81 Fragmen 81
82 Fragmen 82
83 Fragmen 83
84 Fragmen 84
85 Fragmen 85
86 Fragmen 86
87 Fragmen 87
88 Fragmen 88
89 Fragmen 89
90 Fragmen 90
91 Fragmen 91
92 Fragmen 92
93 Fragmen 93
94 Fragmen 94
95 Fragmen 95
96 Fragmen 96
97 Fragmen 97
98 Fragmen 98
99 Fragmen 99
100 Fragmen 100
101 Fragmen 101
102 Fragmen 102
103 Fragmen 103
104 Fragmen 104
105 Fragmen 105
106 Fragmen 106
107 Fragmen 107
108 Fragmen 108
109 Fragmen 109
110 Fragmen 110
111 Fragmen 111
112 Fragmen 112
113 Fragmen 113
114 Fragmen 114
115 Fragmen 115
116 Fragmen 116
117 Fragmen 117
118 Fragmen 118
119 Fragmen 119
120 Fragmen 120
121 Fragmen 121
122 Fragmen 122
123 Fragmen 123
124 Fragmen 124
125 Fragmen 125
126 Fragmen 126
127 Fragmen 127
128 Fragmen 128
129 Fragmen 129
130 Fragmen 130
131 Fragmen 131
132 Fragmen 132
133 Fragmen 133
134 Fragmen 134
135 Fragmen 135
136 Fragmen 136
137 Fragmen 137
138 Fragmen 138
139 Fragmen 139
140 Fragmen 140
141 Fragmen 141
142 Fragmen 142
143 Fragmen 143
144 Fragmen 144
145 Fragmen 145
146 Fragmen 146
147 Fragmen 147
148 Fragmen 148
149 Fragmen 149
150 Fragmen 150
151 Fragmen 151
152 Fragmen 152
153 Fragmen 153
154 Fragmen 154
155 Fragmen 155
156 Fragmen 156
157 Fragmen 157
158 Fragmen 158
159 Fragmen 159
160 B O N U S
161 sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162 NEW RILIS
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Fragmen 1
2
Fragmen 2
3
Fragmen 3
4
Fragmen 4
5
Fragmen 5
6
Fragmen 6
7
Fragmen 7
8
Fragmen 8
9
Fragmen 9
10
Fragmen 10
11
Fragmen 11
12
Fragmen 12
13
Fragmen 13
14
Fragmen 14
15
Fragmen 15
16
Fragmen 16
17
Fragmen 17
18
Fragmen 18
19
Fragmen 19
20
Fragmen 20
21
Fragmen 21
22
Fragmen 22
23
Fragmen 23
24
Fragmen 24
25
Fragmen 25
26
Fragmen 26
27
Fragmen 27
28
Fragmen 28
29
Fragmen 29
30
Fragmen 30
31
Fragmen 31
32
Fragmen 32
33
Fragmen 33
34
Fragmen 34
35
Fragmen 35
36
Fragmen 36
37
Fragmen 37
38
Fragmen 38
39
Fragmen 39
40
Fragmen 40
41
Fragmen 41
42
Fragmen 42
43
Fragmen 43
44
Fragmen 44
45
Fragmen 45
46
Fragmen 46
47
Fragmen 47
48
Fragmen 48
49
Fragmen 49
50
Fragmen 50
51
Fragmen 51
52
Fragmen 52
53
Fragmen 53
54
Fragmen 54
55
Fragmen 55
56
Fragmen 56
57
Fragmen 57
58
Fragmen 58
59
Fragmen 59
60
Fragmen 60
61
Fragmen 61
62
Fragmen 62
63
Fragmen 63
64
Fragmen 64
65
Fragmen 65
66
Fragmen 66
67
Fragmen 67
68
Fragmen 68
69
Fragmen 69
70
Fragmen 70
71
Fragmen 71
72
Fragmen 72
73
Fragmen 73
74
Fragmen 74
75
Fragmen 75
76
Fragmen 76
77
Fragmen 77
78
Fragmen 78
79
Fragmen 79
80
Fragmen 80
81
Fragmen 81
82
Fragmen 82
83
Fragmen 83
84
Fragmen 84
85
Fragmen 85
86
Fragmen 86
87
Fragmen 87
88
Fragmen 88
89
Fragmen 89
90
Fragmen 90
91
Fragmen 91
92
Fragmen 92
93
Fragmen 93
94
Fragmen 94
95
Fragmen 95
96
Fragmen 96
97
Fragmen 97
98
Fragmen 98
99
Fragmen 99
100
Fragmen 100
101
Fragmen 101
102
Fragmen 102
103
Fragmen 103
104
Fragmen 104
105
Fragmen 105
106
Fragmen 106
107
Fragmen 107
108
Fragmen 108
109
Fragmen 109
110
Fragmen 110
111
Fragmen 111
112
Fragmen 112
113
Fragmen 113
114
Fragmen 114
115
Fragmen 115
116
Fragmen 116
117
Fragmen 117
118
Fragmen 118
119
Fragmen 119
120
Fragmen 120
121
Fragmen 121
122
Fragmen 122
123
Fragmen 123
124
Fragmen 124
125
Fragmen 125
126
Fragmen 126
127
Fragmen 127
128
Fragmen 128
129
Fragmen 129
130
Fragmen 130
131
Fragmen 131
132
Fragmen 132
133
Fragmen 133
134
Fragmen 134
135
Fragmen 135
136
Fragmen 136
137
Fragmen 137
138
Fragmen 138
139
Fragmen 139
140
Fragmen 140
141
Fragmen 141
142
Fragmen 142
143
Fragmen 143
144
Fragmen 144
145
Fragmen 145
146
Fragmen 146
147
Fragmen 147
148
Fragmen 148
149
Fragmen 149
150
Fragmen 150
151
Fragmen 151
152
Fragmen 152
153
Fragmen 153
154
Fragmen 154
155
Fragmen 155
156
Fragmen 156
157
Fragmen 157
158
Fragmen 158
159
Fragmen 159
160
B O N U S
161
sᴇᴜᴛᴀs ʀᴀsᴀ ᴛᴇʀɪᴍᴀ ᴋᴀsɪʜ
162
NEW RILIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!