Mode cemburu

Zayn tengah membereskan kamar mendiang neneknya, ia juga membereskan lemari baju dan pakaian-pakaian mendiang sang nenek. Saat asik beberes, Zayn tak sengaja menemukan sebuah koper kecil di dalam lemari. Karena penasaran, ia pun mengambilnya dan menaruhnya di lantai. Pria itu menatap lekat koper yang ada di hadapannya saat ini.

"Aku belum pernah melihat koper ini sebelumnya, kapan nenek memiliki nya." Gumam Zayn.

Pria tampan itu memutuskan untuk membukanya. Ternyata, isi dalam koper itu hanya barang-barang lama milik neneknya. Seperti bingkai foto saat neneknya muda, dan juga surat-surat penting tentang data diri. Zayn meraih salah satu dari foto milik mendiang sang nenek dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Sewaktu muda neneknya terlihat sangat cantik.

"Nenek, Zayn kangen." Lirih Zayn dengan suara yang bergetar.

"Minggu kemarin kita masih mengobrol, nenek masih elus kepala Zayn. Sekarang, Zayn hanya bisa menatap nenek dari foto hiks ...." Air mata Zayn kembali luruh, d4d4nya terasa sangat sesak. Satu-satunya keluarga yang ia punya, pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Zayn merasa, ia sudah tak sanggup lagi untuk meneruskan hidup tanpa sang nenek.

"Zayn mau nyusul nenek, Zayn gak mau sendirian hiks ... cuman nenek yang Zayn punya hiks ... Zayn kerja, Zayn tetap semangat karena nenek. Sekarang, hidup Zayn rasanya hambar. Seakan, Zayn sudah tidak punya tujuan lagi hiks ...." Isak pilu pria itu.

Tok!

Tok!

Tok!

Zayn menghentikan tangisnya, ia mengusap wajahnya yang basah karena air mata. Pria itu bertanya-tanya dalam hatinya, siapakah yang bertamu ke rumahnya? Karena penasaran, ia pun segera beranjak berdiri dan membuka pintu rumahnya untuk melihat siapa tamu yang datang.

Cklek!

"Bu bos?!" Kaget Zayn saat melihat Shea bertamu ke rumahnya. Pria itu terlihat panik, ia menatap kesekitar karena khawatir ada yang melihat mereka.

"Woaaaahh! Benel-benel jadi Daddy Balu kai telnyata."

"Eh?!" Zayn menundukkan kepalanya, ia baru menyadari kehadiran sosok bocah menggemaskan yang di gandeng oleh Shea. Bocah yang saat itu menawarkan sang mommy padanya.

"Aku membawa putraku, jadi tidak akan ada yang berbicara macam-macam." Terang Shea.

Zayn mengangguk, ia mengajak keduanya masuk dan tak lupa kembali menutup pintunya. Kai masih menatap ke arah Zayn dengan tatapan berbinar. Pria kecil itu sungguh merasa bahagia ketika sang Mommy memberitahu nya kalau Zayn telah menjadi daddynya.

"Duduklah, aku akan mengambil minum untuk kalian." Titah Zayn sebelum beranjak pergi ke dapur.

Sepeninggal Zayn, Kai langsung menatap ke arah sang mommy dengan antusias. "Benelan jadi daddy Kai kan Mommy? Kai boleh panggil daddy kan?!" Seru Kai dengan semangat.

"Nanti izin sama Om nya yah, boleh enggak Kai panggil daddy." Ujar Shea dengan lembut seraya mengelus kepala putranya.

Tak lama, Zayn kembali dengan dua gelas air di tangannya. Lalu, pria itu meletakkannya di meja tepat di hadapan Shea dan juga Kai. "Silahkan di minum, maaf hanya ada air putih saja." ucap Zayn.

"Tak apa, oh ya ... bagaimana keadaanmu? Apa sudah membaik?" Tanya Shea dengan tatapan khawatir

Zayn tersenyum tipis, dia mendudukkan dirinya di hadapan Shea seraya memandang Kai yang masih menatap ke arahnya. "Kalau membaik, tentu saja tidak. Bagaimana aku bisa baik-baik saja setelah kehilangan satu-satunya orang yang berarti dalam hidupku. Satu-satunya keluarga yang aku miliki. Rasanya, sekarang hidupku sangat hambar." Lirihnya seraya menundukkan kepalanya.

Shea mengerti perasaan Zayn, dia pernah merasakan hal yang sama setelah kepergian ayahnya. Dunianya terasa hancur, tetapi ia masih memiliki ibu dan dua orang putra. Berbeda dengan Zayn yang hanya memiliki Nenek Dian sebagai satu-satunya keluarga yang pria itu punya dan kini sudah pergi meninggalkannya sendiri.

"Angkel, Kai boleh panggil daddy? Kata Mommy angkel daddy balu Kai." Izin bocah menggemaskan itu.

Melihat kegemasan Kai, Zayn pun tentunya luluh. Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman tampannya. "Tentu saja, Kai bisa memanggil Om dengan panggilan daddy." Jawabnya.

"Daddy!" Seru Kai dengan semangat.

Shea turut tersenyum, ia mengusap lembut kepala putranya. Zayn memperhatikan ekspresi Shea. Menurutnya, wanita itu jarang sekali tersenyum. Bahkan, padanya. Tapi, pada putranya ... Shea selalu menampilkan senyuman terbaiknya dan sikap lembutnya.

"Kenapa kamu jarang sekali tersenyum? Padahal, senyumanmu sangat cantik." Puji Zayn yang mana membuat Shea melunturkan senyumannya.

"Yah, balik lagi. Sepertinya, kamu tipe wanita yang tidak suka di puji yah." Ujar Zayn dengan sedikit nada candaan.

Shea tak menjawab, dia terlihat salah tingkah dengan berpura-pura melihat ponselnya. Namun, pipinya justru memerah. Zayn melihat itu, ia tersenyum geli melihat sikap malu-malu Shea yang berusaha untuk tetap biasa saja. Keduanya tak melihat, jika saat ini Kai meraih gelas air putih itu. Ia merasa haus, sehingga bocah menggemaskan itu memilih untuk meminumnya.

"Lacanya ...." Kai meng3c4p lidahnya, baru satu tegukan saja dia merasa aneh dengan air minum itu. Untuk meyakinkan dirinya, ia kembali meneguk air tersebut.

"Daddy, ini ail apa?" Tanya Kai yang mana membuat kedua orang dewasa itu menoleh.

"Itu, air putih biasa. Kenapa? Kai mau minum yang lain? Teh mau?" Jawab Zayn dan balik bertanya.

Kai menggeleng, dia kembali meneguk air minum itu. Lalu, ia menaruh gelas itu kembali ke atas meja dan mengusap bibirnya. "Ailna enak, lacanya beda." ujar anak itu dengan polosnya.

Mendengarnya, Zayn tak tersinggung. Ia justru tertawa kecil, "Maaf, itu air rebusan. Bukan air galon seperti di rumahmu hm ...." Terangnya.

Kai membulatkan mulutnya, walaupun sebenarnya ia tak mengerti apa bedanya. Anak itu kembali mengajak Zayn mengobrol, ia begitu antusias berbincang dengan daddy sambungnya. Shea yang melihat kedekatan mereka lantas tersenyum tipis. Bahkan Kai kini duduk di pangkuan Zayn seraya menatap ke arah ponsel milik pria itu yang menampilkan tontonan kartunnya.

Tok!

Tok!

"Siapa?" Tanya Shea pada Zayn.

"Mungkin Lita, biasanya siang dia kesini." Jawab Zayn tanpa sadar membuat tatapan Shea berubah.

"Sebentar yah." Pamit Zayn, ia memindahkan Kai dari pangkuannya dan beranjak pergi untuk membuka pintu.

Cklek!

"Bang, aku bawa ...." Perkataan Lita terhenti sejenak saat ia melihat keberadaan Shea di sana. Tentunya, saat Zayn membuka pintu Shea langsung terlihat karena posisinya berada di ruang tamu yang langsung menghadap ke arah pintu.

Shea dan Lita bersitatap, kedua wanita itu seolah saling bertanya satu sama lain tentang kehadiran mereka. Shea tentunya hafal dengan gadis itu, ia pernah melihatnya di hari pemakaman mendiang Nenek Dian. Sedangkan Kai, ia menatap Lita dengan tatapan penuh selidik.

"Maaf Lita, mereka tamuku." Terang Zayn.

"O-oh gitu. Ini, aku membawakan makan siang untuk Abang." Ujar Lita seraya menyerahkan piring yang ia bawa.

"Terima kasih. Lita, maaf ... mungkin selanjutnya tidak perlu. Aku sudah banyak merepotkan kamu dan ibumu." Pinta Zayn seraya mengambil piring yang Lita berikan padanya. Tak mungkin ia menolaknya, karena hal itu pastinya membuat Lita sakit hati.

"Enggak merasa di repot kan kok Bang, ibu juga sudah menganggap Abang kayak anaknya sendiri. Jadi, kita tidak merasa di repot kan." Kekeuh Lita.

"Kalau begitu, aku pamit yah Bang."

Zayn tak bisa berkata apapun lagi, ia membiarkan Lita pergi dari rumahnya. Setelah itu, Zayn kembali menutup pintu rumahnya dan meletakkan piring itu di atas meja. Melihat adanya makanan, Kai menatapnya dengan tatapan berbinar. Bukan hanya menyukai daddy barunya, Kai juga sangat suka makan.

"Gadis tadi seperti nya menyukaimu yah," ujar Shea dengan tatapan datarnya.

"Mana ada, dia dan aku sudah bersama sejak kecil." Bantah Zayn.

Shea menatap Zayn dengan tatapan penuh selidik, "Kalau bersama sejak kecil, besar kemungkinan untuk saling jatuh cinta. Apa kamu tidak tertarik padanya?" Tanyanya yang mana mana membuat Zayn menghela nafas pelan.

"Mba, dia tuh ...,"

"MBA? KAMU MEMANGGILKU MBA?!" Pekik Shea dengan suara yang keras. Tentunya, Zayn kaget mendengar suara keras wanita itu.

"Kau ...,"

"Cebental dulu ngomelna Mommy! Angkel, ini boleh Kai makan? Kai lapal, boleh?" Sela Kai ketika kedua orang itu saling berdebat.

"Bo ...."

"Enggak! Enggak usah! Simpan makanan itu, kita makan siang di luar. Zayn, kamu harus ikut! Aku tidak mau suamiku makan masakan wanita lain." Desis Shea yang mana membuat Zayn meneguk kasar lud4hnya. Tatapan tajam Shea, membuat pria itu merasa takut.

"Makan di luar juga, wanita lain yang masak." Batin Zayn dengan tatapan meringis.

___

triple kawan, maaf telat🥶

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

tapi kan gak spesial untukmu Zayn..
kako di resti..
buat umum..
😀😀😀😀😀
❤❤❤❤❤

2025-01-28

1

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Oalah... Mbak Bos... 🤣🤣🤣

2025-03-05

0

Yashinta

Yashinta

nah lho shea cemburu

2024-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Hanya pria sederhana
2 Permintaan si kecil
3 Saya lamar kerja, bukan lamar jadi suami!
4 Pernikahan yang menguntungkan
5 Tangisan Zayn
6 Khawatirnya Bu Bos
7 Seranjang
8 Perhatian kecil dari istri
9 Mode cemburu
10 Antara jail dan modus
11 Mommy udah punya cuami balu!
12 Dapet berondong dari mana kamu?!
13 Suami kecil!
14 Penolakan Azriel
15 Aku tertarik sama yang berotot!
16 Semakin berbunga-bunga
17 Biar aku isi hatimu
18 Didikan Zayn
19 Sebatas ayah sambung
20 Perdebatan panas
21 Salah siapa?
22 Tangguhnya Shea
23 Hubungan yang semakin manis
24 First kiss Zayn
25 Aku tidak suka kamu memakainya!
26 Dia yang jail, dia juga yang panik
27 Kolam renang
28 Kekhawatiran Shea
29 Azriel sakit
30 Mengisi penuh hatiku dengan namamu
31 Pasar
32 Bolehkah aku memanggil mu daddy?
33 Harapan semu
34 Zayn marah?
35 Aku pikir, kita hanya rekan kerja saja
36 Malam penuh damba
37 Sudah tidak ting ting lagi!
38 Cepelti cilol
39 Hadiah terindah
40 Menaruh duniaku padamu
41 Kedatangan keluarga Richard
42 Ketakutan Davita
43 Pertemuan tak terduga
44 Daddy sambung atau daddy kandung?
45 Posisimu sebagai ayah sudah Zayn rebut
46 Pertengkaran Felix dan Yasmin
47 Aku mau punya bayi!
48 Gugatan Felix
49 Menjenguk Felix
50 kecemburuan Zayn
51 Belum jadi bayinya
52 Ketahuan
53 Siapa Zayn?
54 Cemburunya Zayn di pagi hari
55 Siapa orang tua Zayn?
56 Salvatore
57 Zayn sakit
58 Manjanya Zayn
59 Zidan Kairi Salvatore
60 Sikap aneh Zayn
61 Tragedi Testpack
62 Ayah kandung Zayn Albert
63 Karena anda adalah ayah kandung suami saya!
64 Yakin?
65 Aku takut kehilanganmu
66 Perdebatan Vanya dan Davita
67 Apa dia ayahku?
68 Dua garis merah
69 Anaknya udah jadi, bapaknya udah cinta belum?
70 Hasil tes DNA
71 Anggap saja saya tidak ada
72 Ungkapan cinta
73 Itu USG apa DP motor?
74 Antara saya dan ibumu
75 Perbincangan panas
76 Cuaminya Oma mana?
77 Respon Azriel dan Kai
78 Kerjaan tak terduga tiga pria kesayangan Shea
79 Tuan Roderick sakit
80 Kediaman Salvatore
81 Uang jajan dari kakek
82 Bergosip ria
83 Bukti yang lama hilang
84 Si bayi besar banyak drama
85 Apesnya Riki
86 Kejutan di luar dugaan
87 Mantu kesayangan
88 Isak tangis Zayn
89 Makam Areha
90 Harapan Jenna
91 Tamparan menyakitkan
92 Selisih tanggal yang mengungkapkan semua
93 Pembelaan Shea
94 Kebencian Davita
95 Kisah tragis Areha
96 Hancur
97 Biarkan aku tenang
98 Tingkah suami berondong Shea
99 Lupa jemput Kai
100 Pindah untuk sementara
101 Tempat baru
102 Kehidupan yang mulai berubah
103 Tak terduga
104 Mendadak operasi
105 Hadirnya tiga bayi yang menggemaskan
106 Glanpa uang beljalan
107 Nama untuk triple
108 Tugas menjadi ayah
109 Peran keluarga
110 Persahabatan yang kuat
111 Kepulangan keluarga Salvatore
112 Jamu racikan ala Mama Daisy
113 Kabar baik
114 Om-Om stres!
115 Catu-catu Omaaa
116 Sama-sama lelah
117 Saling mengerti
118 Kepanikan Kai
119 Semoga lancar
120 Harap cemas
121 Keluarga impian
122 Daddy muda
123 Gara-gara si buntelan
124 Persiapan yang penuh drama
125 Hari bahagia
126 Patah hatinya Lita
127 Mana ini olang tuanya!
128 Pulang
129 Harus di jaga
130 Tak menyia-nyiakan kesempatan ala Zayn
131 3 Tahun Kemudian
132 Kelakuan Anya
133 Luka itu sudah sembuh
134 Jail nya Lionel
135 Kepekaan Azriel
136 Obrolan dua daddy
137 Pagi yang berbeda
138 Alasan marga yang berbeda
139 Ketulusan hati
140 IF YOU COME BACK
141 BONCHAP
142 Bonchap 2
143 Bonchap 3
144 Bonchap 4
145 Misiii numpang lewat bentar
146 Bonchap 5
147 Bonchap
148 Bonchap akhiiir
149 UNDANGAN!
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Hanya pria sederhana
2
Permintaan si kecil
3
Saya lamar kerja, bukan lamar jadi suami!
4
Pernikahan yang menguntungkan
5
Tangisan Zayn
6
Khawatirnya Bu Bos
7
Seranjang
8
Perhatian kecil dari istri
9
Mode cemburu
10
Antara jail dan modus
11
Mommy udah punya cuami balu!
12
Dapet berondong dari mana kamu?!
13
Suami kecil!
14
Penolakan Azriel
15
Aku tertarik sama yang berotot!
16
Semakin berbunga-bunga
17
Biar aku isi hatimu
18
Didikan Zayn
19
Sebatas ayah sambung
20
Perdebatan panas
21
Salah siapa?
22
Tangguhnya Shea
23
Hubungan yang semakin manis
24
First kiss Zayn
25
Aku tidak suka kamu memakainya!
26
Dia yang jail, dia juga yang panik
27
Kolam renang
28
Kekhawatiran Shea
29
Azriel sakit
30
Mengisi penuh hatiku dengan namamu
31
Pasar
32
Bolehkah aku memanggil mu daddy?
33
Harapan semu
34
Zayn marah?
35
Aku pikir, kita hanya rekan kerja saja
36
Malam penuh damba
37
Sudah tidak ting ting lagi!
38
Cepelti cilol
39
Hadiah terindah
40
Menaruh duniaku padamu
41
Kedatangan keluarga Richard
42
Ketakutan Davita
43
Pertemuan tak terduga
44
Daddy sambung atau daddy kandung?
45
Posisimu sebagai ayah sudah Zayn rebut
46
Pertengkaran Felix dan Yasmin
47
Aku mau punya bayi!
48
Gugatan Felix
49
Menjenguk Felix
50
kecemburuan Zayn
51
Belum jadi bayinya
52
Ketahuan
53
Siapa Zayn?
54
Cemburunya Zayn di pagi hari
55
Siapa orang tua Zayn?
56
Salvatore
57
Zayn sakit
58
Manjanya Zayn
59
Zidan Kairi Salvatore
60
Sikap aneh Zayn
61
Tragedi Testpack
62
Ayah kandung Zayn Albert
63
Karena anda adalah ayah kandung suami saya!
64
Yakin?
65
Aku takut kehilanganmu
66
Perdebatan Vanya dan Davita
67
Apa dia ayahku?
68
Dua garis merah
69
Anaknya udah jadi, bapaknya udah cinta belum?
70
Hasil tes DNA
71
Anggap saja saya tidak ada
72
Ungkapan cinta
73
Itu USG apa DP motor?
74
Antara saya dan ibumu
75
Perbincangan panas
76
Cuaminya Oma mana?
77
Respon Azriel dan Kai
78
Kerjaan tak terduga tiga pria kesayangan Shea
79
Tuan Roderick sakit
80
Kediaman Salvatore
81
Uang jajan dari kakek
82
Bergosip ria
83
Bukti yang lama hilang
84
Si bayi besar banyak drama
85
Apesnya Riki
86
Kejutan di luar dugaan
87
Mantu kesayangan
88
Isak tangis Zayn
89
Makam Areha
90
Harapan Jenna
91
Tamparan menyakitkan
92
Selisih tanggal yang mengungkapkan semua
93
Pembelaan Shea
94
Kebencian Davita
95
Kisah tragis Areha
96
Hancur
97
Biarkan aku tenang
98
Tingkah suami berondong Shea
99
Lupa jemput Kai
100
Pindah untuk sementara
101
Tempat baru
102
Kehidupan yang mulai berubah
103
Tak terduga
104
Mendadak operasi
105
Hadirnya tiga bayi yang menggemaskan
106
Glanpa uang beljalan
107
Nama untuk triple
108
Tugas menjadi ayah
109
Peran keluarga
110
Persahabatan yang kuat
111
Kepulangan keluarga Salvatore
112
Jamu racikan ala Mama Daisy
113
Kabar baik
114
Om-Om stres!
115
Catu-catu Omaaa
116
Sama-sama lelah
117
Saling mengerti
118
Kepanikan Kai
119
Semoga lancar
120
Harap cemas
121
Keluarga impian
122
Daddy muda
123
Gara-gara si buntelan
124
Persiapan yang penuh drama
125
Hari bahagia
126
Patah hatinya Lita
127
Mana ini olang tuanya!
128
Pulang
129
Harus di jaga
130
Tak menyia-nyiakan kesempatan ala Zayn
131
3 Tahun Kemudian
132
Kelakuan Anya
133
Luka itu sudah sembuh
134
Jail nya Lionel
135
Kepekaan Azriel
136
Obrolan dua daddy
137
Pagi yang berbeda
138
Alasan marga yang berbeda
139
Ketulusan hati
140
IF YOU COME BACK
141
BONCHAP
142
Bonchap 2
143
Bonchap 3
144
Bonchap 4
145
Misiii numpang lewat bentar
146
Bonchap 5
147
Bonchap
148
Bonchap akhiiir
149
UNDANGAN!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!