Ilea memasuki restoran dengan kesalnya dan mencari keberadaan Liam.
"Duh di mana sih pria itu berada menyebalkan sekali main tinggalkan saja." Gerutu Ilea.
Ia terus mencari keberadaan Liam hingga akhirnya ia menemukan Liam di sebuah meja dan duduk sambil membaca menu. Ilea segera menghampiri pria itu dan berniat memarahinya.
"Mengapa kau meninggalkanku begitu saja?" Tanya Ilea kesal.
"Dasar tidak peka." Ucap Ilea lagi.
"Kau tidak capek berdiri terus? Duduklah!" Jawab Liam enteng.
Ia seakan tak memperdulikan ocehan Ilea, dan membiarkan gadis itu duduk dengan wajah masamnya. Liam terus menatap wajah masamnya Ilea yang semakin membuat nya gemas. Namun ia berusaha menahan kekagumannya itu.
"Jangan cemberut terus wajah mu jelek." Ledek Liam kepada Ilea.
Hal itu justru membuat Ilea jengkel dan memberi tatapan tajam kepada Liam. Liam yang ditatap seperti itu bukannya takut justru menantang balik tatapan Ilea.
Tampak wajah Ilea memerah karena ditatap Liam, ia salting dan tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah itu. Ilea langsung memalingkan wajahnya dan menatap ke arah lain. Liam yang menyadari hal itu hanya tersenyum tipis dengan tingkah Ilea.
"Cepatlah pesan makanan aku tau kau pasti lapar!" Perintah Liam.
"Baiklah." Jawab Ilea.
Setelah melihat menu Ilea memesan wafel strawberry dan jus strawberry mix susu. Liam juga menyamakan pesanan nya dengan Ilea. Hal itu membuat Ilea heran, mengapa pria ini mesan menu yang sama dengannya? Namun Ilea tak ingin mempermasalahkan hal tersebut ia lebih memilih diam dan sibuk dengan ponselnya.
Beberapa menit kemudian pesanan datang, Ilea dan Liam segera menyantap menu yang mereka pesan. Saat makan Ilea tak sadar ada selai strawberry yang menempel di bibirnya. Liam yang menyadari itu dengan sigap mengambil tisu lalu mengelap bibir Ilea yang terkena selai.
lagi-lagi hal itu membuat Ilea salting, namun dengan cepat Liam membuyarkan nya dengan berkata.
"Aku hanya membantu membersihkan kotoran yang ada di bibirmu, jangan salting berlebihan!" Ucap Liam.
Ilea yang tak terima dikatain seperti itu tak tinggal diam.
"Hei siapa juga yang salting? Jangan pernah berpikir aku suka dengan mu, aku hanya terpaksa pergi kencan dengan mu. Jika bukan karena papaku mungkin kencan ini tidak ada." Jawab Ilea ketus.
Liam hanya menatap jengah kepada Ilea, dan memilih menghabiskan makanan nya daripada harus debat dengan gadis yang ada di depannya itu. Setelah selesai makan Liam dan Ilea langsung pergi dari restoran dan menuju tempat kedua yang ingin mereka kunjungi.
Namun kali ini berbeda, Liam justru membukakan pintu untuk Ilea, hal itu sontak membuat Ilea terkejut dan lagi-lagi pipinya memerah. Namun kali ini ia bisa menutupi nya dari Liam, ia segera masuk ke dalam mobil tanpa berterima kasih kepada Liam.
"Kita mau kemana?" Tanya Ilea.
"ke suatu tempat." Jawab Liam singkat.
"Apakah kau sering pergi ketempat ini." Tanya Ilea.
"Ya dulu...tapi sudah sangat lama." Jawab Liam.
"Tempat favoritmu ya?" Tanya Ilea lagi.
"Bisa di bilang begitu, aku juga sudah lama tidak mengunjungi tempat itu ,mungkin sudah banyak yang berubah di sana." Jawab Liam.
"Tempat favorit dengan masa lalu mu ya?" Tanya Ilea.
Liam terdiam sejenak mendengar pertanyaan Ilea, jujur saja itu adalah tempat yang sering ia kunjungi dengan masa lalunya.
"Ya tapi itu sudah sangat lama dan tidak penting." Jawab Liam mengelak.
"Jadi kau datang ke sini untuk mengenang masa lalu mu dengan mantanmu begitu?" Tanya Ilea mulai penasaran.
"Tidak." Jawab Liam datar.
"Kau masih mencintainya?" Tanya Ilea.
"Tidak Ilea, diamlah kau ini seperti wartawan saja banyak bertanya." Ucap Liam kesal.
"Ya namanya aku penasaran jadi bertanya deh." Ujar Ilea tak bersalah.
"Semakin sedikit yang kau tahu, maka akan semakin baik." Ucap Liam.
"Apa salahnya aku bertanya ,toh kau juga akan menjadi calon ku, aku tidak mau ada yang ditutupi." Ujar Ilea.
"Bukankah kau tidak menyukai perjodohan ini?Dan berniat ingin membatalkan nya. Mengapa sekarang menyebut ku sebagai calonmu?" Tanya Liam sambil menaikkan satu alisnya menggoda Ilea.
Ilea Hanya diam dan tak bisa berkata lagi, ia memilih mengabaikan ucapan Liam dan menyibukkan diri dengan ponselnya. Liam yang menyadari perubahan Ilea hanya tersenyum tipis, namun sangat tipis sehingga sulit dilihat.
Ketika di perjalanan Ilea melihat tukang es cream, ia meminta Liam berhenti untuk membeli es cream itu.
"Berhenti sebentar di depan sana" Pinta Ilea.
"Untuk apa? Perjalanan kita masih jauh." Jawab Liam heran
"Aku ingin membeli es cream." Ucap Ilea.
Liam menuruti keinginan Ilea ia segera memarkir kan mobilnya ke tepi jalan. Ilea dengan semangat turun dari mobil dan menghampiri penjual es cream tersebut.
Ilea memesan es cream rasa strawberry yang di padukan dengan coklat, itu adalah rasa favorit Ilea. Liam hanya mengamati tingkah Ilea yang menggemaskan itu, ia terlihat seperti anak kecil yang sangat antusias dengan es cream.
Setelah mendapatkan es cream incarannya itu, Ilea langsung masuk ke mobil dan membiarkan Liam yang membayar. Setelah selesai membayar Liam menyusul Ilea masuk kedalam mobil.
"Kau sangat suka dengan es cream ya?" Tanya Liam.
"Ya seperti kau lihat , apalagi rasa strawberry." Jawab Ilea sambil menikmati es cream nya.
"Seperti anak kecil." Ledek Liam.
"Enak aja bilang aku seperti anak kecil, lalu kalau aku anak kecil kenapa kau mau kencan denganku." Jawab Ilea tak terima dengan ucapan Liam.
Liam hanya menggeleng kan kepalanya dan melanjutkan perjalanan. Hingga tak beberapa lama mereka sampai di sebuah tempat yang dari luar terlihat biasa saja.
"Tempat apa ini? Tidak ada menariknya sama sekali." ucap Ilea.
"Ikut saja nanti juga kau tahu." Jawab Liam sambil menarik tangan Ilea memasuki tempat itu.
Sesampainya di dalam, Ilea dibuat terpukau dengan keindahan tempat itu. Ia ingin menarik perkataannya tadi yang meremehkan tempat ini.
Di dalamnya terdapat sebuah bukit yang dihiasi berbagai macam tanaman cantik yang membuat bukit itu banyak peminat. Pengunjungnya rata- rata adalah pasangan muda.
Ilea dibuat tak bisa berhenti memuji tempat itu, di sana juga tersedia rumah pohon bagi pasangan yang ingin melihat view bukit dengan jelas.
"Ayo kita naik keatas sana." Ajak Liam sambil menunjuk rumah pohon itu.
"Nggak mau,, aku takut sama ketinggian." Jawab Ilea.
"Gapapa kan ada aku, jadi kau tak perlu takut." Ucap Liam sambil menarik tangan Ilea menuju rumah pohon itu.
Kali ini Ilea tak banyak bicara, ia mencoba menikmati momen ini. Kekaguman Ilea semakin bertambah saat mereka sudah sampai di atas, walau terkadang ia masih takut untuk melihat arah kebawah. Ia bisa melihat jelas hamparan bukit yang di kelilingi tanaman hias serta beberapa rumah warga yang terdapat di sekelilingnya.
"Terima kasih ya." Ucap Ilea.
"Buat apa?" Tanya Liam heran.
"karena kau sudah membawaku ke tempat sebagus ini, aku menyukai nya." Ucap Ilea
"Kalau denganku kau suka tidak?" Tanya Liam menggoda.
"Tidak." Ucapan Ilea itu membuat Liam terdiam dan memasang wajah datarnya.
Ilea tak memperdulikan Liam yang tiba-tiba terdiam itu. Ia masih terpesona akan keindahan alam yang satu ini. Tanpa terasa hari mulai petang. Liam segera mengajak Ilea pulang karena ia tak ingin membawa Ilea pergi sampai larut malam.
"Ayo pulang ini sudah petang! kau butuh istirahat karena sudah satu harian beraktivitas." Ajak
"Baiklah. Tapi pegang aku kuat-kuat saat turun dari rumah pohon ini." Pinta Ilea kepada Liam, karena ia sangat takut.
"Baiklah mari biar ku tuntun turun." Ucap Liam sambil memegang tangan Ilea.
Mereka pulang dari sana sekitar pukul 5 sore. Di perjalanan Ilea hanya memainkan ponselnya. Ia melihat beberapa foto yang diambil saat di rumah pohon tadi. Namun ada satu foto yang membuat Ilea tersenyum. Itu adalah fotonya bersama Liam yang diambil diam-diam oleh Ilea.
Liam yang melihat Ilea asik dengan ponselnya, memiliki ide usil. Dia merebut ponsel itu dari tangan Ilea. Setelah berhasil merebutnya ia langsung melihat ponsel Ilea dan mendapati foto dirinya bersama q Ilea di ponsel itu.
Liam tersenyum melihat itu, ia melirik Ilea yang sudah menahan malu karena foto itu.
"Kau menyukai ku ya? mengapa kau mengambil foto ku diam-diam?" Tanya Liam.
"Eh tidak itu tadi hanya kepencet, dan tidak sengaja." Elak Ilea sambil gugup.
Liam yang mendengar alasan Ilea langsung tertawa kencang, ia tahu kalau Ilea berbohong.
"Kenapa kau tertawa? Sini kembalikan ponsel ku." Pinta Ilea sambil berusaha merebut ponselnya.
"Tunggu sebentar." Jawab Liam.
Liam memasukkan nomor teleponnya ke ponsel Ilea dan ia tak lupa mengambil nomor telepon Ilea juga. Liam seolah mencari kesempatan dalam kesempitan. Setelah itu ia mengembalikannya kepada Ilea.
"Dasar tak punya sopan santun memeriksa ponsel orang tanpa ijin." Ucap Ilea kesal kepada Liam.
"kenapa emangnya? Apa salahnya memeriksa ponsel calon sendiri?" Tanya Liam yang sengaja membuat Ilea kesal.
Ilea hanya cemberut mendengar perkataan Liam.
"Aku sudah menyimpan nomorku di ponselmu, dan aku juga sudah menyimpan nomormu di ponselku." Ucap Liam.
"Buat apa kau menyimpan nomormu di ponselku? Kau berharap aku akan menghubungi mu begitu?" Tanya Ilea kesal.
"Bisa jadi begitu." Jawab Liam santai.
Ilea tak menggubris ucapan Liam. Setelah itu Liam kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Ilea, karena hari semakin petang. Sesampainya di rumah Ilea, Liam ikut turun dan berniat pamitan kepada orang tua Ilea .
Pintu terbuka terlihat mama Ilea menyambut anaknya dan calon mantunya itu.
"Wah sudah pulang,,, bagaimana tadi kencannya seru?" Tanya mama Ilea.
"Seru tante." Ucap Liam sambil tersenyum.
"Yasudah masuk dulu Tante sudah masak, kita makan malam bersama." Ajak mama Ilea.
Liam menolak ajakan calon mertuanya itu dengan halus.
"Gausah tan, Liam langsung pulang aja ada berkas yang harus Liam selesaikan lagi." Jawab Liam.
"Owh begituuu,, yasudah hati-hati ya nak." Ucap mama Ilea.
"Iya tan." Ucap Liam sambil menyalami tangan mama Ilea sebelum pulang.
Ilea hanya memperhatikan interaksi mamanya dan Liam dari tadi, ia masih berdiri di sana sampai Liam pergi. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar dan langsung mandi, jujur saja ia sangat lelah. Namun ia juga bahagia karena ini adalah kencan terbaiknya dengan seorang pria.
Setelah selesai mandi ia langsung berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya, Ilea masih melihat fotonya dengan Liam tadi, tanpa disadari ia tersenyum karena hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Bilqies
novel keren kek begini kok sepi banget, padahal ceritanya bagus, alurnya juga keren gak ada tegang nya sama sekali...
semangat terus Thor 💪🥰
2024-07-31
1
Bilqies
eeh main tarik aja kamu bang 🤭
2024-07-31
1
Bilqies
nah loh kena tuh 🤣😂😂
2024-07-31
1