Niat Quin

"Aku cuma kebetulan ketemu dia di lorong, kasian keningnya luka," jelas Ziza sambil melebarkan senyumnya.

Sekarang mereka sudah berada di kantin. Deva sudah memesan makanan dan minuman buat mereka.

Quin harus secepatnya ditenangkan. kalo tidak, sepupunya bisa membuat anak baru itu ngga betah berada di kelasnya.

"Bener, kan, Ziza cuma kasian," kesal Theo kemudian menghembuskan nafas kesal.

"Sikapmu berlebihan, Quin," tawa Zian dibarengi Sean. Mereka semua sudah sangat paham dengan kelakuan Quin.

Deva dan Dewa mengirimkan seringai mengejeknya.

Ruby hanya melirik kesal.

Kalo dia jadi Ziza, mungkin sudah stres berat sejak lama. Bahkan dia aja yang perempuan suka dicerewetin Quin.

"Jangan lama lama melukisnya."

"Ziza perlu banyak istirahat."

"Ziza ngga boleh kecapean."

Dan banyak lagi larangan larangan yang diberikan Quin padanya, sampai telinganya rasanya sudah penuh lumut

"Aku ngga ingin Ziza diganggu orang orang ngga penting," kilahnya ngotot.

'Bisa bisa gara gara sikapmu, semua teman kita menganggap kamu jadi pacar Ziza," ejek Deva dalam gelaknya. Sahabat dan sepupunya yang lain tergelak. Sama mengejeknya.

Quin mendengus. Selalu itu saja ledekan mereka.

Ziza pun berderai tawanya. Mereka sudah saling berjanji akan jadi sahabat dan sepupu selamanya.

"Aku heran juga, kenapa dia pindah ke kelas kita," cetus Deva.

"Papanya stafsus menteri katanya," sahut Dewa setelah mengutak atik ponselnya.

"Kenapa ngga dari kelas satu aja dia masuk ke sini?" Sean agak heran.

Kelas mereka berisi anak anak unggulan, dari segi otak dan juga materi dari orang tua. Harus mendukung keduanya, ngga boleh salah satu.

"Mungkin papanya baru diangkat jadi stafsus menteri," imbuh Zian.

"Mungkin juga," sambung Quin sinis.

"Enggak, papanya udah lama jadi stafsus menteri. Sepertinya teman bisnis daddy juga," sanggah Dewa. Dia mengklik profil papanya Khalid.

Matanya agak memicing saat membaca informasi yang terpampang. Tapi Dewa ngga mengatakan apa apa. Untungnya yang lainnya masih fokus pada Quin.

"Oooh...," gumam Quin ngga tertarik.

"Katanya dia ngga suka olah raga. Dia cuma terdaftar di ekskul perpus," info Dewa lagi.

"Ngga keren, dong, ngga suka olah raga," cibir Quin makin meremehkan.

"Kamu ini," geleng Theo ngga abis pikir dengan kenyiyiran kembarannya. Mungkin dulu maminya pengen anak cewe, makanya Quin jadi bawel banget begini.

Ziza masih berderai tawanya.

Tumben ada cowo ngga suka olah raga.

Ziza teringat dengan luka yang cukup dalam di kening laki laki itu. Malah dibiarkan terbuka begitu saja. Hanya dioleskan obat merah.

Lukanya karena apa, ya?

"Ohya, nantikan pelajaran olah raga, ya." Quin akan mengerjai anak baru itu.

"Jangan macam macam, Quin," larang Theo dengan delikan kesalnya.

"Hanya ingin ngetes aja. Masa sama sekali ngga bisa olah raga," cibir Quin meremehkan.

"Ngga perlu perlu tes teslah. Kalo dia suhu, kamu bakalan malu." Sean mencoba mengingatkan.

"Suhu?" ejek Quin tetap keras kepala dengan tawanya yang berderai.

"Makanya harus dites," tawanya semakin berderai karena hatinya sangat senang.

Cowo baru itu akan dia kerjain, tekatnya dalam hati.

"Terserah kamulah." Melihat wajah jahil kembarannya, Theo sudah yakin ngga akan bisa menghalanginya lagi.

Yang lainnya juga ngga melarang. Sudah sangat mengerti watak Quin, Si posesif itu akan tambah parah kalo dihalangi niatnya.

"Tenang, Ziza. Cuma aku ajarin shooting bola aja," ucapnya ketika Ziza menatapnya protes.

"Terserah kamulah." Ziza hanya bisa berharap kalo Quin ngga akan menampol kening yang terluka itu dengan bola basketnya.

*

*

*

"Mereka itu selalu bersama. Maklum keluarga konglo," jelas Gilang. Ternyata mereka berada di kantin yang sama.

Khalid masih memperhatikan circle itu. Tempat yang diambilnya bersama Gilang cukup tersembunyi.

Ada dua perempuan dalam circle laki laki itu ternyata.

"Ada yang sepupu, ada yang orang tuanya bersahabat sejak jaman kakek neneknya," kekeh Gilang. Dia dapat info itu dari orang tuanya.

Dalam hati Khalid kagum juga mendengar adanya persahabatan selama itu.

"Bukannya kamu dari kelas sebelah, ya? Kenapa ngga pindah sejak dulu?" tanya Gilang penasaran.

"Katanya papaku yang minta dipindahin kelasnya."

Memang hanya itu yang disampaikan kepala sekolah padanya.

Dia yang berada di kelasnya, tiba tiba didatangi kepala sekolahnya.

Khalid malah merasa sikap kepala sekolahnya terlalu berlebihan. Dia diperlakukan dengan sangat akrab. Padahal selama ini dia ngga merasa kenal dengan beliau.

Tentu saja dia merasa canggung, demikian juga dengan teman temannya.

Kepala sekolah mereka bukan orang yang sombong. Tapi sikap over friendly yang beliau perlihatkan terasa aneh. Biasanya kelas ekslusif yang mendapatkan perhatian sebesar itu.

"Kenapa ngga dari dulu?" desak Gilang. Agak aneh juga.

"Ngga tau." Dia juga belum pernah ketemu papanya lagi dua tahun ini. Mamanya membawa pergi dirinya setelah papanya ketahuan selingkuh.

Mereka lost contact saat itu juga. Papanya pun belum menghubunginya saat ini.

Kalo mamanya tau dia sudah dipindahkan ke kelas eksklusif atas perintah papanya, pasti mamanya akan memaksanya pindah sekolah lagi agar papanya ngga tau dimana keberadaan mereka.

"Harusnya dari kelas satu. Tapi, ya, sudahlah. Mungkin papamu baru naek jabatan, ya," tukas Gilang menebak setelah menyeruput minumannya.

Khalid ngga merespon. Sesekali dia melirik gadis berhijab itu sambil menikmati soto ayamnya.

Dia sangat jarang ke kantin, lebih suka menghabiskan waktu istirahat di perpus atau di kelas.

Bukan karena kekurangan uang, tapi dia lebih suka.menyendiri saja. Teman teman di kelasnya dulu juga sudah hapal dengan kebiasaannya.

Mereka juga baru dua tahun di negara ini. Meninggalkan hiruk pikuk negara paman sam.

Mamanya nekat membawanya sejauh mungkin dari papanya. Kata mamanya, di sini dulu mama.dan papa saling mengenal, kemudian berjanji setia dalam pernikahan.

Papanya berubah setelah karirnya meningkat pesat dan mereka pindah ke negara adidaya dan adikuasa itu.

Khalid hanya menurut, ngga tega melihat mamanya yang selalu menangis hingga mengalami depresi. Bahkan menjadi samsak untuk melepaskan kemarahan mamanya pun dia ngga protes.

Tadi pagi keningnya terluka akibat lemparan gelas.

Setelahnya mamanya selalu menyesal dan kembali menangis, meracau dan mengumpati kebodohannya sudah mencelakai anak semata wayangnya lagi.

Khalid ngga apa apa, tubuhnya masih kuat. Dia sedih melihat keadaan mamanya tapi ngga bisa berbuat apa apa. Todak ada satu pun orang yang dikenalnya di negara ini.

Dia juga bingung dari mana papanya mendapatkan informasi tentang mereka.

Tapi Khalid akan tetap berada di pihak mamanya. Dia pun belum bisa memaafkan kesalahan papanya yang sudah membuat mamanya jadi semenderita ini.

"Pokoknya kamu bebas naksir cewe mana pun, asal bukan Ziza dan Ruby," ucap Gilang lagi membuyarkan lamunannya.

"Ruby?"

"Cewe yang satu lagi."

"Ooh."

Dia hanya tertarik dengan Ziza aja.

Terpopuler

Comments

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

gara2 bpknya Khalid jadi sasaran depresi mamanya,begini jeleknya seorang lelaki menikah dari nol dengan pasangan nya yang pertama,sudah mulai jaya cari cewek lain,laki begini buang ketengah laut dimakan hiu sekalian

2024-11-06

1

Yuli a

Yuli a

biasanya anak yg jd korban.
😭

2024-07-14

1

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

parah mama nya

2024-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Niat Quin
3 Hati yang menghangat
4 Ada yang malu malu
5 Siapa Khalid?
6 Siapa Khalid part 2
7 Siapa Khalid? part tiga
8 Kebaikan Ruby
9 Khalid dan Ziza
10 Hilang?
11 Sudah pindah
12 Tidak ditemukan
13 Para sepupu dan sahabat
14 Dibantu Quin
15 Yang terjadi pada Khalid
16 Yang terjadi pada Khalid
17 Yang terjadi pada Khalid
18 Tiga Tahun Kemudian
19 Perasaan yang dulu
20 Skenario yang ngga terduga
21 Hasil penyelidikan
22 Semakin dekat
23 Jogging
24 Mengompori Quin
25 Sarapan bersama keluarga Ziza
26 Membahas tetamgga baru dan pov Theo
27 Kecurigaan tentang Al
28 Misi Sharla
29 Drama yang gagal
30 Ketegasan Khalid
31 Tingkah Random si kembar
32 Ziza dan Khalid
33 Menahan kesal
34 Mulai Kisruh
35 Healing
36 Menyelidiki pelan pelan
37 Rencana Dewa Deva
38 STRIKE
39 Lanjut By
40 Totalitas Sean
41 Pra eksekusi
42 Eksekusi
43 Paska Eksekusi
44 Paska eksekusi part 2
45 Dihadang?
46 Kritis
47 Cemas
48 Saatnya Pembalasan
49 Rencana Karla di pagi hari sebelum penghadangan
50 Paska operasi yang gagal
51 Istri kurang ajar
52 Aku Khalid
53 Welcome Khalid
54 Bukan rahasia lagi
55 Bersama Theo
56 Klarifikasi
57 Keadilan buat Khalid
58 Perusak suasana
59 Lebay
60 Melamar di tempat yang ngga biasa
61 Jodoh Quin
62 Penyelamat yang ditampar
63 Otw jodoh Quin
64 Dendam dan sakit hati
65 otw kencan Quin
66 Di balik acara kencan
67 Belum panas
68 Otw lamaran Ziza
69 Ditampar lagi?
70 otw lamaran Ziza.
71 Ketukar
72 masih Reuni
73 Manis
74 Kekesalan Sheren
75 Ganti dibuly
76 Topeng Theo
77 Penjelasam Khalid
78 Rencana nikah bareng
79 Interogasi
80 Ke Gap
81 Masakan favorit Khalid
82 Menikah
83 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Niat Quin
3
Hati yang menghangat
4
Ada yang malu malu
5
Siapa Khalid?
6
Siapa Khalid part 2
7
Siapa Khalid? part tiga
8
Kebaikan Ruby
9
Khalid dan Ziza
10
Hilang?
11
Sudah pindah
12
Tidak ditemukan
13
Para sepupu dan sahabat
14
Dibantu Quin
15
Yang terjadi pada Khalid
16
Yang terjadi pada Khalid
17
Yang terjadi pada Khalid
18
Tiga Tahun Kemudian
19
Perasaan yang dulu
20
Skenario yang ngga terduga
21
Hasil penyelidikan
22
Semakin dekat
23
Jogging
24
Mengompori Quin
25
Sarapan bersama keluarga Ziza
26
Membahas tetamgga baru dan pov Theo
27
Kecurigaan tentang Al
28
Misi Sharla
29
Drama yang gagal
30
Ketegasan Khalid
31
Tingkah Random si kembar
32
Ziza dan Khalid
33
Menahan kesal
34
Mulai Kisruh
35
Healing
36
Menyelidiki pelan pelan
37
Rencana Dewa Deva
38
STRIKE
39
Lanjut By
40
Totalitas Sean
41
Pra eksekusi
42
Eksekusi
43
Paska Eksekusi
44
Paska eksekusi part 2
45
Dihadang?
46
Kritis
47
Cemas
48
Saatnya Pembalasan
49
Rencana Karla di pagi hari sebelum penghadangan
50
Paska operasi yang gagal
51
Istri kurang ajar
52
Aku Khalid
53
Welcome Khalid
54
Bukan rahasia lagi
55
Bersama Theo
56
Klarifikasi
57
Keadilan buat Khalid
58
Perusak suasana
59
Lebay
60
Melamar di tempat yang ngga biasa
61
Jodoh Quin
62
Penyelamat yang ditampar
63
Otw jodoh Quin
64
Dendam dan sakit hati
65
otw kencan Quin
66
Di balik acara kencan
67
Belum panas
68
Otw lamaran Ziza
69
Ditampar lagi?
70
otw lamaran Ziza.
71
Ketukar
72
masih Reuni
73
Manis
74
Kekesalan Sheren
75
Ganti dibuly
76
Topeng Theo
77
Penjelasam Khalid
78
Rencana nikah bareng
79
Interogasi
80
Ke Gap
81
Masakan favorit Khalid
82
Menikah
83
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!