"Pagi pak!"
Sapa Nazela pada dosennya dengan ceria
"Zel!!"
Panggil sang dosen menghentikan Nazela
"Iya pak"
"Kamu bisa tolong saya?"
"Tolong apa pak?"
"Kamu bisa ambil kanvas di mobil saya terus taruh di raung praktek!"
Jelas sang dosen
"Siap pak. Ok"
Nazela membulatkan jarinya dan langsung bergegas melaksanakan tugas sang dosen.
Di kampus Nazela memang terlihat begitu periang hingga ia banyak di senangi oleh dosen dan taman nya,bahkan dia juga akrab dengan ibu kantin dan satpam kampus. Nazela begitu mencintai seni lukis,hingga ia lupa akan semua masalah yang terjadi di rumahnya.
"Sab!!"
Ucap Nazela sambil menyangkut kan tangannya pada bahu Sabrina
"Hemmm"
Sahut Sabrina singkat
"Abis ini lo mau kemana?"
" Aku mau pulang sih rencananya,emang kamu pen kemana tok?"
"Gue mau lihat galeri foto"
"Ndak galeri lukisan?"
"Gk deh,gue lagi mau lihat hasil jepretan seorang fotografer. Apakah lebih bagus dari ukiran para pelukis"
Jawab Nazela dengan candaannya,membuat Sabrina ikut tersenyum tipis
"Yo wis nanti aku anter"
"Widihhhh...baiknya sahabat ku"
Celetuk Nazela sambil mencubit pipi Sabrina
"Sakit tok Zel!!!"
Protes Sabrina sambil mengusap pipinya.
"Sorryyyy"
Nazela berjalan mendahului Sabrina sambil melambaikan tangannya
"Ndak aku anter loh ya"
Tukas Sabrina kesal,lalu berjalan menyusul Nazela.
Sabrina adalah sahabat Nazela,Sabrina wanita berhijab dan sopan tutur katanya,namun juga asyik diajak bercanda dan sedikit gaul. Nazela yang sering kali memakai rok pendek atau celana robek selalu mendapat teguran lucu dari Sabrina,namun dari situlah kedekatan mereka melekat. Sabrina tahu tentang keretakan hubungan Nazela dan mamah nya,namun dia tak bisa berbuat apa apa. Yaa....jadi Sabrina hanya jadi pendengar yang baik bagi Nazela. Sabrina tinggal sendiri di Malang,karena orang tuanya di Magelang dia ngekos bareng teman kampus lainnya. Sebetulnya Sabrina ada saudara di Malang ,namun di memilih tinggal sendiri.
Keluarga Sabrina terbilang cukup mampu, orang tuanya bekerja sebagai pengajar dan pengurus pesantren Di Magelang. Orang tuanya juga punya usaha pakaian muslim, setiap bulan Sabrina selalu mendapat kiriman uang bulanan yang cukup besar namun terkadang iya menolak, karna Sabrina sendiri sudah bisa menghasilkan uang dengan menjadi guru bahasa secara daring. Sabrina mampu menguasai tiga bahasa yaitu, bahasa Arab, Inggris dan Jepang. Walau terkadang Sabrina bertingkah konyol dan melelahkan namun dia punya sifat yang baik nan perhatian, Sabrina juga punya otak yang cerdas. Kini dia juga sedang berusaha belajar bahasa Korea dan Spanyol. Sabrina memiliki dua orang kakak dan semuanya laki laki, kakak yang pertama sudah menikah dan tinggal di Kairo sedangkan kakak yang kedua ikut membatu usaha orang tuanya.
*****
Sekatan demi sekatan ruangan terlihat begitu indah,memamerkan Karya para pecinta lensa. Hampir tiap dinding tertempel bingkai foto yang memanjakan mata,seluruh orang yang menyusuri jalan memandangi nya kagum. Nazela begitu menikmati pemandangan indah di hadapannya,seketika ia berhenti di depan bingkai foto yang memajang karya sebuah jalanan gelap yang terlihat basah karna guyuran langit.
"Kenapa tok Zel?"
Tanya Sabrina yang melihat Nazela tak berhenti memandangi foto di depannya.
"Gue juga gak tau,tiba tiba gue mau berhenti di sini"
Jawab Nazela tanpa mengalihkan pandangannya
"Karep mu aye. Sek tok aku nek beli minum dulu,kamu tunggu yo!kalo nek pulang telpon!"
Ujar Sabrina sambil memegang bahu Nazela
"Hemm"
Jawab Nazela singkat tetap pada tujuannya.
Nazela begitu fokus memandangi foto dihadapannya,ia tak berkedip bagai menatap takjub bak pesona pria tampan.
"Serius banget mba?"
Ujar seseorang di belakang Nazela
"Iya,bikin tenang ya"
Jawab Nazela yang tak menyadari siapa lawan bicara nya itu
"Mba mau beli?"
"Iya, tapi gi......"
Nazela hendak memutar badannya namun ia terkejut melihat wajah lawan bicaranya hingga Membuatnya tak seimbang
"A.a.a.a it's ok"
Ujar Nazela ketika sebuah tangan hendak menangkap nya,namun ia mampu menyeimbangkan tubuhnya kembali.
"Sorry,tadi lo bilang apa?"
"Mba mau beli?"
Dengan senyum manisnya laki laki mengulang pertanyaannya lagi
"Bisa?"
"Bisa,tapi apa yang buat mba mau beli foto ini?"
"Gue juga bingung,damai aja gitu lihatnya,serasa beban gue ilang. Kalo gue beli berapa ya?"
Tanya Nazela sambil kembali menatap foto pemikat hatinya
"Biasanya sih 5 juta,tapi karna...."
"Karna apa mas?"
Tanya Nazela penasaran karna laki laki itu tak melanjutkan tuturnya
"Karna saya lupa. Mungkin ini 2 juta,nanti saya panggil kan pegawainya biar mba bisa urus pembayarannya "
Jawab laki laki itu dan hendak memanggil pegawai galeri
"Oh gak usah mas"
Ujar Nazela cepat menghentikan niat laki laki itu
"Saya cuman nanya aja,nanti kapan kapan saya kesini lagi . permisi mas"
Nazela berlalu dari padangan laki laki yang masih memandanginya dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments