BAB 9 Kutukan

“Aku tak bisa terima semua ini Raja demit! Kenapa kau selalu ikut campur urusan kami? Kami tak pernah mengganggumu! Apa masalahmu denganku!” teriak sang iblis sambil mengerang kesakitan akibat serangan dari kekuatan dahsyatnya Refald.

Mungkin si iblis tidak tahu, bahwa mangsa yang dijadikan target tumbal iblis itu adalah istri dari cucunya. Hal itu wajar karena pernikahan Hans dan Rosela memang belum secara resmi dipublikasikan. Dan mereka juga baru saja memulai penyatuan mereka sekarang. Sehingga mengundang si iblis datang untuk mengacaukan penyatuan jiwa itu walau kehadirannya hanya sia-sia saja.

“Harusnya, saat kau menerima tumbal yang dipilihkan, kau periksa dulu identitas tumbalmu. Siapa dia, darimana asalnya dan apa dia single atau tidak. Jangan main ambil tumbal sembarangan. Wanita yang kau pilih sebagai tumbalmu itu adalah istri dari cucuku. Tentu aku takkan biarkan kau mengambilnya dari kami,” terang Refald sambil menahan serangannya. Kilatan matanya begitu tajam setajam ujung pedang.

“Apa? Wanita itu … istri dari cucumu?”

“Kau tidak tahu?”

“Aku tidak tahu. Arrgghh! Panas! Wanita tua itu tidak bilang kalau anak tirinya adalah istri cucumu. Dia hanya bilang kalau anak tirinya itu menikah dengan pria gembel tampan!”

“Siapa yang kau bilang gembel tampan ha!” erang pak Po tak terima cucuk kesayangan satu-satunya dikatain gembel tampan. Tanpa peringatan, pak Po melompat ke atas kepala si iblis lalu memukulnya seolah sedang menabuh gendang.

“Aduh! Aduh aduh aduh duh duh duh duh duh aduh! Hentikan! Jangan pukul terus!” teriak si iblis karena Pak Po terus memukuli kepalanya.

“Rasakan ini! Rasakan! Bisa-bisanya kau mengatai cucu tampanku sebagai gembel! Dasar setan!” pekik pak Po masih kesal. Demit yang lain hanya tepok jidat saj melihat ulah konyol Pak Po.

“Kau itu juga setan, ngapain kau ngatain aku setan!” protes si iblis sudah puyeng dipukuli pak po secara bertubi-tubi.

“Iya juga ya, aku kan juga setan! Tapi kau itu sudah kelewatan. Aku tak terima cucuku dihina oleh setan bertanduk sepertimu! Apa hakmu ngatain cucuku gembel ha!” Pak Po masih kesal sehingga bikin Refald ikut kesal juga. Ia memerintahkan Mas Gen untuk menyeret Pak Po yang terus ngomel -ngomel ngalah-ngalahin petasan renteng.

“Ayo Pam Po jangan ganggu dia!” seret Mas Gen.

“Nggak bisa! Aku mau bikin perhitungan sama si setan got itu!” Pak po memberontak sehingga terpaksa Refald ikut turun tangan.

“Pak Po, biar aku yang urus dia. Kau jangan ikut campur! Jika kau masih ada disitu, maka terpaksa kau kulenyapkan juga!” ancam Refald.

Pak Po langsung tenang mendengar ancaman raja demitnya. Tanpa diseretpun Pak po langsung mundur. Sementara kepala sang iblis sudah benjol di mana-mana akibat pukulan kakeknya Hans yang bertubi-tubi.

“Raja demit Refald tolong lepaskan aku kali ini saja. Ini bukan murni kesalahanku. Kalau aku tahu dia istri cucumu, aku takkan pernah mau menjadikannya tumbalku,” pinta sang iblis.

Tapi Refald langsung menyunggingkan senyum. “Kau pikir aku bodoh sehingga mudah terkecoh ucapanmu? Pikirmu kenapa aku menjebakmu sampai datang kemari dan mengorbankan kekuatan anak buahku demi bisa melenyapkanmu.”

Si iblis langsung ketar-ketir. Yang Namanya iblis, kata-katanya tidak akan pernah bisa dipercaya.

“Apa maksudmu?” tanya si iblis pura-pura tidak tahu.

“Huh, sejak awal, kau sudah tahu kalau Rosela adalah istri dari cucuk pertamaku. Kau sengaja memilihnya sebagai tumbal untuk menyerang keluargaku. Kau mengincar jiwanya karena hanya dengan cara itu kau bisa mengalahkan cucu dan anakku. Tapi kau lupa, aku bisa melihat masa depan. selama aku masih hidup. Usaha apapun yang kau lakukan, tidak akan pernah berhasil. jadi berhentilah berpura-pura karena aku sudah tahu semuanya. Bersiaplah kekal di neraka untuk selamanya.”

Refald sudah siap memberikan serangan terakhirnya yang bakal melenyapkan iblis yang doyan minta tumbal manusia ini. Entah sudah berapa banyak manusia yang jadi korban dan membuat resah manusia lain di luar sana. Makanya kali ini Refald takkan beri ampun pada iblis jahat satu ini.

“Tidak, kau jangan salah paham. Aku bisa jelaskan. Awalnya aku memang punya niat untuk menjadikan Rosela kesalahanmu, tapi tidak jadi karena kau sangat kuat. Aku akan menebus kesalahanku. Akan kuganti Rosela dengan orang yang menjadikannya tumbal. Tapi kau jangan melenyapkanku,” rengek sang iblis mulai ketakutan. Tadi aja nantang-nantang eh sekarang malah ciut sendiri.

Dua mata elang Refald kembali menajam. Ia mengubah sinar cahaya kekuatannya menjadi sebuah benang cahaya dan benang cahaya tersebut langsung melingkar di leher si iblis. Benang tersebut berubah menjadi kalung.

Si iblis terus mengerang kesakitan karena kalung yang berasal dari benang cahaya Refald seakan mencekiknya erat-erat. Kalung itu tak bisa lepas dan menempel erat di leher iblis itu.

“Kau tidak akan pernah bisa melepasnya sekalipun kepalamu terpenggal. Itu adalah kalung perjanjian yang kau ucapkan sendiri padaku. Semakin kau berusaha keras melepasnya, kalung itu akan semakin mencekikmu. Sebaliknya, jika kau tidak melawan, maka kalung itu hanya akan menempel di lehermu. Jika kau tidak segera menepati janjimu dalam kurun waktu 3 hari, maka kalung itu akan langsung membakar sekujur tubuhmu.”

Mata si iblis langsung tercengang. Pertama-tama ia mencoba tenang dan benar saja, kalungnya sudah tidak mencekiknya. Akhirnya si iblis bisa leluasa bergerak tanpa merasa kesakitan lagi akibat tekanan kekuatan Refald.

“Untuk apa semua ini?” tanya si iblis.

“Untuk membuat kau tak mengingkari janjimu. Iblis tetaplah iblis. Bila berjanji selalu mengingkari, bila bicara selalu berdusta, dan bila dipercaya selalu berkhianat. Dengan kalung itu kau takkan jadi iblis lagi, karena setiap kali kau berdusta, kalung itu akan mencekikmu sampai kau bicara jujur. Dna bila kau berkhianat kalung itu akan membakarmu sampai hangus. Dan bila kau sudah pulih lagi, lalu tak menepati janji, maka kalung itu akan melenyapkanmu selamanya dari muka bumi ini. kau tinggal pilih saja. Saranku, tepati saja janjimu. Oke.” Refald mulai meliuk sambil merentangkan kedua tangan tanda tugasnya menjaga keselamatan keluarganya telah usai.

“Kalian semua ayo ikut aku!” ajak Refald dan langsung menghilang.

Para demitpun ikut menghilang, tinggal Pak Po saja yang tinggal dan dia masih menatap benci iblis yang mendapat kutukan kejujuran dari Refald.

“Aku akan mengawasimu, ingat itu. Sekali lagi kudengar kau ngatain cucuku, ku giles kepalamu! Awas kau!” Pak Po mulai membuat kode dua colok mata lalu ikut pergi menghilang menyusul rekan-rekannya ke suatu tempat.

Dan tempat yang dituju adalah kediamannya Hans. Sontak semuanya kaget karena mereka bukannya pergi ke dunia lain, malah ke tempat tinggal Hans dan Rosela. Mana pasangan suami istri itu sedang terlelap karena kelelahan bermain di atas tempat tidur.

“Raja, untuk apa kita kemari? Bukankah ini tidak sopan? Ada yang sedang bulan madu di sini,” protes Mas Gen.

Si Refald malah nyengir lalu sedetik kemudian dia langsung berteriak kencang, “Haaaaannssssss!”

BERSAMBUNG

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***