Bab 20: Kekhilafan Pertama

"Sumpah, ya! Kamu nyebelin banget!"

Lina memukul keras lengan Trian. Lelaki itu malah tertawa-tawa melihatnya ketakutan. Lina memang paling tidak bisa berhadapan dengan gelap apalagi hantu.

"Sudahlah, lebih baik kita jalan bersama mencari pintu keluar," ajak Trian.

Ia menggandeng tangan Lina. Kali ini tidak ada penolakan. Sepertinya Lina pasrah saja karena berhadapan dengan ketakutannya.

Mereka terus berjalan dalam kegelapan mengandalkan cahaya senter dari ponsel Trian. Di sana benar-benar gelap dan sunyi.

"Kamu juga nyalakan senter ponselmu," kata Trian.

"Aku tidak mau. Aku takut menyorot setan," ucap Lina.

Trian tertawa-tawa dengan respon lina. Bahkan wanita itu begitu erat menggandeng lengannya karena saking ketakutan.

"Kami tenang saja, ada aku di sini, aman!" kata Trian berusaha menenangkan Lina.

"Aku justru semakin tidak tenang. Soalnya kamu suka jahil. Bukannya melindungi malah menambah takut!" gerutu Lina.

"Sudah lupa, waktu di rumah hantu memangnya siapa yang menggandeng tanganmu? Siapa yang kamu peluk kalau bukan aku?" sindir Trian.

"Itu karena gelap! Aku kira kamu Rudi!" kilah Lina. Ia jadi malu mengingat kejadian siang tadi.

"Nah, sekarang kenapa pegang-pegang? Ini sudah jelas bukan Rudi, cepat lepaskan!" Trian berusaha melepaskan pegangan tangan Lina padanya.

"Trian ... Trian ... Jangan begitu! Aku takut!" rengek Lina. Ia sama sekali tak mau melepaskan pegangan tangannya.

Trian kembali tertawa. Ia sangat terhibur dengan tingkah Lina.

"Oke, sekarang jangan bercanda lagi. Ayo cepat kita keluar dari sini,"

Trian menggenggam erat tangan Lina. Ia mengarahkan senter ke papan penunjuk jalan yang ditemukan. Ia memandu Lina agar terus berjalan mengikutinya.

Mereka berjalan cukup lama, namun belum juga menemukan tanda-tanda pintu keluar. Suhu udara terasa semakin dingin. Lina menggigil.

"Pegang sebentar!" pinta Trian seraya menyerahkan ponselnya pada Lina.

Ia melepaskan jaketnya seraya memakaikannya pada Lina.

"Tidak usah, nanti kamu sendiri kedinginan," tolak Lina merasa tak enak hati merepotkan orang lain.

"Diam! Pakai saja. Kalau kamu pingsan di sini, itu lebih merepotkan!" paksa Trian.

Terpaksa Lina mau mengenakan jaket yang Trian berikan. Ia lantas memberikan kembali ponselnya kepada Trian.

Mereka terus berjalan hingga memasuki ruangan yang sangat dingin. Dari taman dinosaurus menyambung ke istana es, replika zaman es pada masa dinosaurus. Tempat itu cukup terang dengan cahaya temaram. Akan tetapi, ruangannya memang sangat dingin yang dihasilkan oleh deretan alat pendingin di langit-langit.

"Aduh, ini sih seperti masuk ke dalam kulkas. Kenapa listrik di sini tidak ikut dimatikan?" gumam Lina.

"Kalau ikut dimatikan, nanti es nya mencair semua, dasar bodoh!" ucap Trian. Ia sudah menggigil karena hanya mengenakan selembar kaos tipis. Bahkan Lina yang sudah mengenakan jaketnya juga merasa kedinginan.

"Apa kita kembali ke belakang saja, ya? Ini tidak jelas dimana pintu keluarnya. Kita bisa beku lama-lama di sini," ujar Lina.

"Kamu mau gelap-gelapan lagi?" tanya Trian.

Lina menggeleng.

Mereka akhirnya tetap maju menyusuri ruangan yang dipenuhi es itu. Ruangan yang luas tanpa tanda petunjuk arah pintu keluar membuat mereka kesulitan.

"Kayaknya ada pengunjung yang iseng pencabut petunjuk arah. Sialan! Dimana pintu keluarnya?" gerutu Trian.

Ia sudah berkeliling ke setiap sisi, tapi belum terlihat juga pintu keluarnya. Tangannya sudah mulai merasa kebas dan tubuhnya benar-benar menggigil. Hawa dingin seakan telah menembus setiap sela-sela tulangnya. Ia sampai menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan diri.

"Itu ada iglo! Kita masuk ke sana dulu. Aku sudah tidak kuat. Rasanya mau mati," kata Trian.

Ia menarik tangan Lina agar mengikutinya masuk ke dalam bangunan kecil berbentuk kubah yang ada di sudut bangunan. Ternyata, di dalam lumayan lebih hangat dibandingkan di luar. Ada lampu bohlam penerang di dalamnya yang membuat hangat.

"Apa mungkin pintu keluar sudah ditutup, ya? Sejak tadi kita cari-cari kenapa tidak ada," ujar Lina.

"Entahlah. Aku sudah tidak bisa berpikir. Aku rasa bentuk pintunya juga seperti es. Mungkin kita melewatkannya," jawab Trian sembari menggigil. Ia memeluk tubuhnya sendiri dengan posisi duduk dan kedua kaki dilipat.

Lina melakukan hal yang sama. Ia juga merasa kedinginan meskipun sudah memakai jaket. Melihat kondisi Trian membuatnya merasa kasihan. Ia juga merasa bersalah.

Lina mengeluarkan ponselnya, berharap bisa menelepon seseorang agar datang menolong. Sayangnya, di ruangan itu tidak ada jaringan.

Lina mendekat ke arah Trian. Tanpa berpikir panjang, ia memberikan pelukan. Ia mencoba berbagi kehangatan suhu tubuh dengan lelaki itu.

Trian yang hampir sekarat, merengkuh tubuh Lina, memeluknya dengan erat. Ia sampai menelusupkan kepalanya ke dalam dekapan Lina untuk mendapatkan kehangatan.

Merasa masih kurang, Trian terpancing untuk mencium bibir wanita di hadapannya. Suasana yang mendukung membuat keduanya sejenak terlena. Bahkan Lina sukarela membalas ciuman yang Trian berikan. Apalagi sensasinya membuat kondisi tubuh mereka jauh lebih hangat.

Keduanya berciuman begitu in tim sampai terdengar suara napas yang tersengal-sengal. Tangan Trian seakan bergerak sendiri menelusup ke dalam pakaian Lina mencari kehangatan. Lina sesekali mend esah saat kedua tangan Trian menyentuh dadanya. Rasanya terlalu enak sampai dia lupa untuk menolak.

"Lin, masukkan tanganmu ke dalam celanaku. Pegang punyaku," pinta Trian dengan wajah penuh harap.

Lina terlihat ragu. Namun, tangan Trian yang menuntun membuatnya tak kuasa untuk menolak. Perlahan ia menelusupkan tangannya masuk ke dalam celana Trian. Ini pertama kalinya ia memegang milik lelaki selain suaminya. Ia bisa merasakan milik Trian yang mengeras dan terasa sangat hangat di tangannya. Mereka melanjutkan ciuman seraya saling menyentuh.

Trian merasa hampir gila. Sentuhan tangan Lina terasa sangat nikmat sampai membuatnya mend esah. Rasa dingin di tubuhnya juga perlahan mengilang berganti gairah yang panas.

"Trian, sepertinya kita harus berhenti," ucap Lina. Ia merasa jika lebih lama lagi melakukan itu, ia tidak akan kuat menahan.

"Baiklah, kita coba lagi cari pintu keluar."

Trian setuju. Mereka mengakhiri aktivitas mereka dan kembali berjalan menyusuri area wahana es itu dengan perasaan canggung satu sama lain. Hawa dingin kembali menyerang membuat mereka bergidik.

"Lin ... Aku benar-benar masih mencintaimu," kata Trian tiba-tiba.

Lina menghentikan langkahnya. Ia terkejut dengan pengakuan Trian. "Aku rasa di sini bukan hal yang tepat untuk membahas itu," tepisnya.

"Selama 10 tahun, tidak pernah sekalipun aku melupakanmu. Perasaanku masih sama," lanjut Trian.

Lina menghela napas panjang. "Lebih baik kita fokus mencari jalan keluar dari sini," ajaknya.

Trian secara tiba-tiba menarik Lina. Ia dekatkan wajahnya dan kembali mencium bibir Lina dengan agresif. Meskipun tak menginginkannya, Lina ikut terpancing dan membalas ciuman itu. Lidah mereka bertautan, satu sama lain saling menggigit dan menghisap bibir.

Brak!

Keduanya terdorong ke belakang sampai hampir jatuh terjengkang. Ternyata dinding yang mereka jadikan sandaran adalah pintu keluar. Tepat saat mereka berciuman, seseorang membuka pintu tersebut.

"Loh, ternyata masih ada orang!" seru lelaki yang merupakan salah satu pegawai di sana.

Terpopuler

Comments

Ning Suswati

Ning Suswati

masa iya, wahana ditutup tanpa ada info, dan juga masa iya rudi pergi meninggalkan isteri diluaran bersama orang lain, alasan pekerjaan, gila abis gk mikir apa

2024-12-30

1

Carloz Loco

Carloz Loco

wuah luapan kerinduan menciptakan kenikmatan surgawi

2025-01-24

0

Lucia

Lucia

Hahaha gk jadi dong ADENGAN PANASnya😂😂

2025-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!