Bab 15: Malam Panas Dara

Malam ini Dara menikmati waktu bersama teman-temannya di sebuah klab malam. Ia mengenakan pakaian minim tanpa lengan yang membuatnya terlihat se ksi. Ada tiga orang teman yang duduk bersamanya.

"Sesekali ajak suamimu ke sini, kasian kamu tinggal terus setiap hari," ujar Helen, teman Dara yang berambut panjang pirang.

Dara meneguk minuman alkohol dari gelasnya sembari menyunggingkan senyum. "Memangnya kenapa? Aku khawatir kalian akan menerkamnya," jawab Dara.

"Katanya kan kamu tidak suka. Jadi, bolehlah teman-temanmu ini pendekatan. Nanti kalau kamu sudah bosan, salah satu dari kita siap menggantikan," tutur Wina, teman Dara yang berambut pendek.

"Aku heran, bisa-bisanya kamu tidak menyukai suamimu. Padahal dia tampan," ucap Teri, si cantik berambut ikal.

Dara melirik ke arah Teri. "Sepertinya kamu yang paling tertarik dengan suamiku," tebaknya.

"Mana ada sih, yang mengalahkan pesona Pak Rival. Dara itu sudah cinta mati jadi tidak ada yang menarik lagi baginya," sahut Wina.

Dara tersenyum. Sekali lagi ia meneguk minumannya.

Teman-teman Dara memang sudah tahu bagaimana kehidupan rumah tangganya. Bukan rahasia lagi kalau dia lebih menyukai suami orang.

"Dara ...," panggil seseorang.

Mereka menoleh ke arah suara. Tampak seorang lelaki tinggi dengan badan yang tegap telah berdiri tak jauh dari mereka. Wajah Dara seketika berubah menjadi ceria.

Ia meninggalkan tempat duduknya dan berjalan menghampiri lelaki itu. Tanpa mempedulikan apapun, ia melabuhkan pelukan mesra. Bahkan keduanya sampai berciuman bibir membuat ketiga teman Dara di sana tercengang saling berpandangan.

Lelaki itu tidak lain adalah Rivaldo, satu-satunya lelaki yang bisa membuat Dara menjadi segila itu. Ketiga teman Dara tidak pernah menyangka jika Dara yang mereka kenal bisa terobsesi dengan suami orang.

"Sayang, akhirnya kamu datang. Ayo, aku kenalkan kepada teman-temanku!" ajak Dara dengan nada yang manja.

Rival menurut. Ia menghampiri ketiga teman Dara dan berkenalan dengan mereka. Ia turut bergabung dalam obrolan sembari menikmati minuman beralkohol.

Ketiga teman Dara terlihat canggung dengan tingkah Dara yang terus menempel pada Rival. Dara tak ada malu-malunya duduk di pangkuan Rival sembari berciuman.

"Aku jadi kasihan dengan Trian kalau begini," kata Teri dengan nada sangat lirih kepada dua temannya.

"Kamu pikir aku tidak merasa begitu? Aku juga kasihan dengan Trian. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini bukan urusan kita. Kalau Dara jadi gila, kita juga yang repot. Jadi, biarkan saja," ucap Wina.

Dari ketiganya, Wina memang teman yang paling dekat dengan Dara. Ia tahu persis masalah yang dibuat oleh Dara semenjak menjalin hubungan dengan Rival. Mengerikan. Satu kata yang bisa menggambarkan semuanya.

"Dia polisi, kan? Kenapa bisa begitu kelakuannya?" bisik Helen.

"Namanya juga manusia. Mau profesinya apa juga tidak ada pengaruhnya dengan kelakuan. Tergantung pribadi masing-masing," jawab Wina.

"Trian seharusnya kabur, kasihan dia ...," gumam Teri.

"Mana mau Trian begitu? Bisa langsung jatuh miskin dia," tepis Wina.

"Kalau aku sih lebih memilih jatuh miskin dari pada tersiksa punya pasangan selingkuh," ucap Teri.

"Sudahlah, Trian tahu resikonya menikahi Dara. Kita diam saja. Kalian tidak mau kan, pertemanan kita rusak? Lalu hubungan bisnis orang tua kita juga hancur?" kata Wina. Dia adalah orang yang tidak suka mencampuri urusan orang lain. Apalagi jika bisa berpengaruh buruk terhadap kehidupannya.

"Aku mau ke atas dulu, ya. Mau istirahat bersama Rival," pamit Dara.

Ketiga teman Dara langsung terdiam menghentikan pembicaraan mereka.

"Oh, iya, Dara. Selamat istirahat," jawab Wina.

Dara menggandeng tangan Rival bersamanya. Mereka berjalan menuju ke lantai atas klab malam tersebut dimana terdapat kamar-kamar yang bisa disewa untuk beristirahat.

"Jadi, besok kamu sudah harus kembali?" tanya Dara. Ia masih belum puas menghabiskan waktu bersama Rival.

"Iya, Sayang. Acaraku di sini kan hanya empat hari. Besok aku sudah harus kembali."

Dara memeluk Rival dengan erat. "Aku ingin bisa lama bersamamu," rengeknya.

"Aku juga sama. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku harus menjalankan tugas," jawab Rival. "Tapi, akan aku usahakan supaya bisa dimutasi ke kota ini. Supaya bisa lebih lama bersamamu," imbuhnya.

Dara merasa senang mendengarnya. Ia mengajak Rival untuk naik ke atas ranjang. Mereka berbaring di sana, berpelukan, dan berciuman.

"Apa hubunganmu dengan istrimu masih baik?" tanya Dara.

Rival menggeleng. "Aku sudah mengabaikannya sejak mengenalmu," ucapnya sembari menyelipkan helaian rambut Dara yang menutupi wajah ke belakang telinga.

"Aku ingin sekali cepat bercerai dengannya. Tapi, aku rasa dia masih sangat keras kepala. Aku harap kamu bersabar sampai dia menyerah dan meminta bercerai," sambung Rival.

"Bagaimana kalau setelah itu kita kabur ke luar negeri?" ajak Dara.

"Tentu. Kemanapun kamu mau pergi, akan aku turuti." Rival mengiyakan kemauan Dara.

Keduanya kembali berpelukan saling melepas kerinduan karena jarang bisa bertemu. Mereka harus menyembunyikan hubungan selama bertahun-tahun agar tidak diketahui oleh pihak keluarga istri Rival.

Rival menikahi istrinya juga bukan atas dasar cinta. Dia menikahi istrinya hanya agar bisa cepat naik jabatan. Akan tetapi, ketika bertemu kembali dengan Dara yang merupakan cinta pertamanya, Rival tak lagi menginginkan karir sebagai yang utama. Ia ingin meninggalkan semuanya demi Dara.

Masalahnya, tidak semudah itu untuk berpisah. Jika sampai ketahuan selingkuh, nyawanya dan nyawa Dara bisa melayang ditembak mertua. Jadi, Rival membiarkan istrinya kesepian dengan pengabaiannya hingga akhirnya mau bercerai.

Pernikahan Rival dengan istrinya yang sudah berjalan 6 tahun itu belum dikaruniai anak. Justru Rival sudah memiliki anak dari hubungannya dengan Dara. Rival ingin istrinya menyerah sendiri.

"Sayang, aku ingin melakukannya. Ayo puaskan gairahku sampai pagi sebelum kamu pergi," pinta Dara dengan tatapan penuh na fsu.

Keinginan Dara disambut Rival. Keduanya memang saling merindukan. Seperti hal yang sudah menjadi kebiasaan, mereka langsung melepaskan pakaian, bergumul dalam kondisi tanpa busana.

Keduanya berciuman brutal dengan tangan yang saling menyentuh satu sama lain. Gairah mereka membara hingga tak mempedulikan lagi apapun di dunia.

Dengan penuh semangat, Rival memasukkan miliknya ke dalam lubang yang satu bulan ini tak ia kunjungi. Raut wajahnya menggambarkan kenikmatan yang luar biasa. Suara lenguhan Dara semakin membuatnya bersemangat untuk menggerakkan pinggulnya. Semakin ia bergerak, semakin keras jeritan Dara.

"Ah, enak sekali," ucap Rival sembari tak henti menggerakkan pinggulnya.

"Sayang, aku sudah berhenti meminum pil KB. Ayo, buat aku hamil lagi," pinta Dara dengan ekspresi menggoda.

"Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa lama berpisah denganmu, Sayang ...," ucap Rival yang selalu tergoda dengan kecantikan dan kenakalan Dara. Ia semakin bersemangat bercinta.

Bagaimana bisa Rival tak tergoda dengan Dara. Dia wanita yang cantik dan punya tubuh yang indah. Sementara, istrinya bertubuh gempal dan wajahnya biasa-biasa saja. Kalau bukan anak jendral, dia juga tidak akan mau menikah dengan wanita yang kini masih menjadi istrinya.

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

minta pembalut tadi buat apa 😛

2025-02-01

2

Carloz Loco

Carloz Loco

permainan kelas atas dibalut dengan konspirasi jahat

2025-01-23

0

Zakialfarizi

Zakialfarizi

katannya lagi datang bulan ,

2024-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!