Bab 13: Rahasia Dara

"Minta pembalut ke sebelah kok lama banget!" protes Dara yang sedari tadi kesal menunggu Trian kembali.

Trian menyerahkan benda yang ia dapatkan dari rumah Lina. Dara langsung merebutnya dengan kasar lalu memakainya.

"Tadi Lina tidak dengar, aku sudah berkali-kali mengetuk pintu. Dia lama sekali membukakan pintu." Trian berusaha memberi penjelasan agar tidak salah paham.

"Ah, sudahlah! Aku mau makan!" kesal Dara.

Ia sama sekali tak menghiraukan alasan yang Trian katakan. Ia langsung meninggalkan Trian menuju le ruang makan.

Trian hanya bisa menghela napas panjang. Ia mengikuti Dara menuju ke ruang makan.

Dara mengambil makanannya sendiri. Semua menu yang terhidang di san hasil masakan Trian. Lama kelamaan Trian merasa seperti pembantu sekaligus pengasuh. Kesabarannya benar-benar diuji selama lima tahun tinggal bersama.

"Masakanmu kali ini enak!" puji Dara. Ia terlihat lahap memakannya.

Trian hanya memandangi Dara makan. Piringnya masih kosong. Ia membayangkan seandainya memiliki istri yang perhatian seperti Lina. Benar-benar jauh berbeda dari Dara.

Tiba-tiba ia teringat kejadian tadi. Ia benar-benar melihat dengan jelas Lina yang sedang bergairah di hadapannya. Ia sama sekali tidak menyangka jika mantan pacarnya bisa seliar itu. Masih pagi tapi mainannya bisa membuat orang panas dingin.

Segera ia tepis bayangan itu. Ada bagian tubuhnya yang merespon karena ingatannya yang liar itu.

"Kamu tidak makan?" tanya Dara.

Pertanyaan Dara kembali menyadarkan Trian. Ia segera menyudahi imajinasinya dan mengambil makanannya sendiri.

"Aku nanti malam tidak pulang, ya!" ucap Dara dengan entengnya.

Trian terdiam. Lagi-lagi istrinya mau pergi seenak hati. "Kali ini mau kemana lagi?" tanya Trian.

"Kamu tidak perlu tahu. Kalau kamu tahu, kamu pasti akan lapor ke ayahku," kata Dara sembari tak henti mengunyah makanannya.

Ingin rasanya Trian terkekeh. Lima tahun pernikahan rasanya hanya sandiwara belaka. Ia menikahi Dara hanya untuk menyembunyikan kegilaan wanita itu.

Sebelum menikah dengannya, Dara terlibat asmara dengan seorang abdi negara, tepatnya seorang polisi. Bukan polisi sembarang polisi, tapi polisi yang sudah beristri.

Ya, Dara sejak dulu sudah menjalin cinta dengan suami orang. Bahkan untuk menutupi kegilaannya, orang tua Dara sampai memaksa Trian untuk menikahi putrinya.

Selama lima tahun pernikahan, Trian dan Dara tak pernah tidur bersama. Trian hanya dijadikan tameng jika ada yang hendak mengorek hubungan Dara dengan pacarnya. Dara bahkan sering bersikap semena-mena terhadap Trian, seperti memperlakukannya sebagai pesuruh.

Trian hanya menahan diri untuk berpura-pura tidak peduli. Bagaimanapun juga, ayah Dara sudah sangat berjasa untuk membantu bisnis keluarganya. Dia juga dipercaya untuk mengurus perusahaan sendiri. Jika dia berani memberontak, keluarga Dara pasti akan menghancurkannya. Apalagi koneksi Dara dengan selingkuhannya yang punya kedudukan cukup berpengaruh.

Dara sangat pandai berakting. Di hadapan orang lain, ia akan terlihat mesra dengan suaminya. Tapi, jika di rumah, jangan harap ada kemesraan seperti itu. Dara sama sekali tak peduli dengan Trian.

Dara sebenarnya tak punya pekerjaan. Namanya hanya tercacat di perusahaan untuk formalitas. Jika dia sedang bosan dan ingin bekerja, sewaktu-waktu bisa masuk ke kantor milik ayahnya.

Kegiatan Dara setiap hari hanya berpesta dan bersenang-senang. Jika jadwalnya bertemu dengan selingkuhannya, ia tidak akan pulang sampai berhari-hari. Hal itu sudah biasa untuk Trian.

Sebenarnya ayah Dara sudah berusaha agar putrinya itu berubah. Sengaja Dara diasingkan supaya tidak bertemu lagi dengan polisi itu. Akan tetapi, Dara punya seribu akal untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Trian juga tidak bisa menghentikannya.

"Aku sudah selesai makan. Aku pergi dulu, ya!" pamit Dara. Ia meninggalkan meja makan begitu saja.

Sekali lagi Trian hanya bisa menghela napas. Dara bahkan tak mau mencuci piring bekas makannya sendiri.

Trian merasa kelelahan secara fisik dan mental. Ingin rasanya ia mencari pembantu tetap untuk membantunya mengurus rumah. Akan tetapi, keluarga Dara melarangnya. Mereka tidak ingin ada orang luar tahu tentang kegilaan Dara. Jadi, Trian hanya menggunakan jasa pembantu panggilan untuk beres-beres rumah tiga kali seminggu.

Trian meninggalkan meja makan. Ia menyusul istrinya yang telah keluar lebih dulu.

Ternyata Dara tidak langsung pergi. Wanita itu tengah berbincang-bincang dengan Lina di luar rumah. Kalau seperti itu, Dara tampak seperti orang waras pada umumnya.

Trian terus memperhatikan kedua wanita yang tampaknya tengah asyik berbicara itu. Ketika mata Lina dan Trian bertemu, Lina mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sepertinya Lina masih mengingat kejadian tadi.

"Trian! Kesini!" panggil Dara.

Trian tidak mengira Dara akan memanggilnya. Ia terpaksa menghampiri mereka. Lina tampak semakin tidak nyaman melihat keberadaan Trian di sana.

"Aku dan Lina berencana mau ke taman hiburan akhir pekan ini," ucap Dara seraya meraih tangan Trian dan memeluknya mesra.

"Oh, kalau kalian memang mau, pergi saja," jawab Trian. Ia perhatikan Lina tampak gelisah dan tak berani memandanginya.

"Maksudku, kamu ikut juga. Lina juga akan mengajak suaminya. Jadi, kita double date," ujar Dara dengan penuh semangat.

"Ya, kamu atur saja. Aku ikut sesuai maumu," kata Trian dengan nada datar.

"Tuh kan, Lina ... Aku bilang juga apa? Trian pasti mau. Jadi, akhir pekan sepakat kita jalan-jalan, ya!" ucap Dara.

Lina hanya tersenyum dan mengangguk.

"Kalau begitu, aku mau berangkat kerja dulu. Sampai jumpa akhir pekan!" pamit Dara.

Sebelum pergi, Dara sempat mencium bibir Trian. Ia lantas masuk ke dalam mobil yang sebelumnya telah terparkir di jalan. Trian dan Lina hanya berdiri memandangi mobil Dara yang mulai berjalan dan akhirnya menghilang.

Trian menoleh ke arah Lina. Wanita itu tampak tertunduk sembari memainkan jemarinya.

"Sudahlah, bersikap biasa saja padaku. Aku bilang kan lupakan kejadian tadi," ucap Trian.

"Bicara memang gampang ... Tetap saja aku malu, Trian!" Lina mengusap kasar wajahnya. Ia masih tidak terima ada orang yang memergoki kegilaannya.

"Banyak kok wanita yang melakukan seperti itu dengan berbagai alasan. Kamu sedang apes saja ketahuan tetangga," ledek Trian.

Lina bertambah kesal karena selain malu, ia juga jadi bahan ledekan.

"Tuh, kan ... Kamu jadi punya bahan untuk menghinaku!" omel Lina.

Trian tertawa. "Tenang saja, aku hanya melakukan ini saat kita berdua. Aku janji tidak akan menceritakannya pada siapapun, termasuk suamimu."

"Ngomong-ngomong, penampilan Dara tadi sangat casual. Kamu yakin dia benar-benar mau berangkat kerja?" pancing Lina.

Ia ingin membalas candaan Trian yang memakai kelemahannya. Ia ingin menunjukkan kalau Trian juga memiliki kelemahan.

Trian mengernyitkan dahi. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dara memang mau pergi berangkat kerja. Kantornya memang fleksibel, pakaian kerja boleh senyamannya asal rapi," kilahnya.

Lina tertawa kecil. "Sepertinya dia mau mau jalan-jalan. Mungkin menemui seseorang," ujarnya.

Terpopuler

Comments

Rosmawati Usman Fatban

Rosmawati Usman Fatban

RG.jenis.apa.ni ya Trian...ambil sikap dgn tegas jgn mau di pijak ".oleh istri sendiri

2024-12-10

0

Carloz Loco

Carloz Loco

wuah trian tertekan dg beban batinnya

2025-01-23

0

Carloz Loco

Carloz Loco

jiwa yg terrtekan

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!