Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak

"Sayang, aku berangkat kerja dulu, ya!" pamit Rudi.

Lina hanya berdiri diam di depan pintu mengantar kepergian suaminya. Setelah Rudi pergi, ia masuk kembali ke dalam rumah. Ia merebahkan diri di atas ranjang kamarnya.

Ia menghela napas panjang. Hari ini ia sungguh tak bersemangat. Bagaimana tidak? Hasil pemeriksaan rumah sakit mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan organ reproduksinya. Semuanya sehat. Begitu pula dengan hasil pemeriksaan benih suaminya. Kata dokter sangat bagus, gerakannya jug lincah dan gesit, seharusnya mudah untuk membuahi.

Namun, pada kenyataannya hasil tersebut tak sesuai realitanya. Rudi tetap tidak bergairah setiap diajak bercinta. Bahkan senjatanya itu susah tegak meskipun sudah dipegang-pegang dengan berbagai teknik yang Lina tahu.

"Bukannya kalau lelaki yang memiliki benih sehat pasti gairahnya tinggi, ya? Kenapa suamiku berbeda?" gumam Lina.

Ia terus bertanya-tanya, sebenarnya apa yang salah dengan suaminya.

"Apa jangan-jangan aku yang salah? Ala aku tidak cukup menggoda?" ujar Lina.

Ia bangkit dari ranjang berjalan ke arah cermin lebar yang ada di kamarnya. Ia menatap dirinya sendiri. Kelihatannya biasa-biasa saja. Ia coba melepaskan ikatan rambutnya, membiarkannya tergerai. Ia merasa dirinya lumayan cantik.

Lina melepaskan pakaiannya di depan cermin hingga tak tersisa apapun. Ia perhatikan dadanya yang masih kencang dan padat. Bagian belakang tubuhnya juga cukup berisi. Ia rasa tidak kalah dengan bintang film panas yang banyak beredar di internet.

"Masa sih, tubuh sebagus ini kurang bisa memancing gairah lelaki?" Lina mulai mencari kesalahan pada dirinya sendiri.

"Apa mungkin Mas Rudi punya wanita lain di tempat kerja yang lebih cantik?" ia mulai berprasangka yang tidak-tidak. Ia berusaha menepisnya.

Lina berjalan ke arah lemari dengan tubuh polosnya. Ia ingat memiliki beberapa potong pakaian tidur yang menghoda. Akan tetapi, ia belum sempat memakainya sekalipun. Lina mengambil satu yang berwarna merah lalu dikenakan.

Ia kembali berdiri di depan cermin, berpose seperti wanita penggoda.

"Harus dengan cara apalagi supaya aku bisa mendapatkan kepuasan batin. Kenapa Mas Rudi tidak pernah bisa mengerti kemauanku," keluh Lina. Wajahnya tiba-tiba jadi sendu.

Kebanyakan orang pasti mengira kehidupan Lina sangat sempurna. Suaminya sangat royal baik terhadapnya maupun terhadap orang tuanya. Orang lain tidak tahu saja jika hari-hari ia tersiksa karena hasratnya tak bisa dipuaskan.

"Hah! Untuk apa aku mengeluh? Aku akan memuaskan diriku sendiri!" ucap Lina.

Dengan mengenakan gaun tidur yang menerawang itu, Lina kembali berjalan ke arah laci rahasia di dalam lemari. Ia mengambil sebuah benda berbentuk bulat kecil yang terhubung dengan kabel dan tombol.

Baru kemarin ia mendapatkannya dari pemesanan online. Ia memiliki ide mendapatkan benda itu setelah membaca ulasan dari para istri kesepian agar tetap bisa terpuaskan. Ia akan mencoba menyenangkan dirinya sendiri dengan alat itu. Menunggu suaminya bisa memikirkan kepuasan batinnya, rasanya tidak mungkin berhasil.

"Aku harap ini bisa memuaskanku," ucap Lina diiringi senyuman di wajahnya.

Lina membawa alat itu ke atas ranjang. Ia menyalakan televisi, lalu memutar adegan film dewasa. Sengaja ia alihkan suara lewat earphone wireless yang terpasang di telinganya. Ia melakukannya untul memancing gairahnya sendiri.

Ternyata usaha Lina berhasil. Ia merasa keenakan menikmati getaran benda yang ada di dalam miliknya. Bahkan rasa nikmat itu tak pernah ia rasakan dengan suaminya. Ia sampai menggelinjang keenakan di atas ranjang.

"Uh ... Enaknya ...."

Lina tak henti-hentinya mengerang keenakan. Tubuhnya berguling-guling di atas ranjang.

Sampai tiba-tiba ia seperti melihat keberadaan seseorang di depan pintu. Di sela-sela kenikmatannya, Lina mencoba memfokuskan pandangan ke arah pintu.

"Aah ...."

Lina berteriak kencang. Ia sangat syok mendapati Trian yang tengah berdiri menatapnya. Dengan tubuh yang masih lemas, ia menarik selimut dan menyembunyikan dirinya di dalamnya.

Lina menangis karena malu di dalam selimutnya. Ia merasa tak punya muka lagi untuk berhadapan dengan Trian. Ia rasanya ingin lenyap saja, kepergok orang ketika sedang dalam posisi memalukan.

"Lina ...." panggil Trian.

"Pergi kamu ... Huhuhu ...." Lina mengusir Trian. Ia berharap kejadian memalukan itu hanyalah mimpi.

"Kamu tenang saja, Lina. Aku tidak akan bilang kepada siapapun tentang ini. Aku akan menganggap ini tidak pernah terjadi. Kamu jangan khawatir," bujuk Trian.

"Trian, aku bukan wanita seperti itu ... Aku baru mencobanya sekali ini. Huhuhu ...." Lina terus merengek dari dalam selimutnya.

"Iya, iya ... Tidak akan ada orang yang akan menertawakanmu. Sudahlah, kamu tidak perlu menangis dan bersembunyi," bujuk Trian lagi.

Perlahan Lina mau menurunkan selimutnya. Ia melihat Trian yang sudah duduk di tepi ranjangnya. Ia masih menangis karena malu. Televisi yang sebelumnya menampilkan film dewasa sudah Trian matikan.

"Sudahlah, lupakan kejadian ini. Anggap aku tidak melihat apa-apa," kata Trian.

"Kenapa kamu masuk rumah orang tanpa permisi!" protes Lina. Seandainya Trian tak sembarangan masuk, lelaki itu tak akan tahu tentang sisi kegilaannya.

"Iya, itu salahku. Tadi aku sudah memanggilmu, tapi tidak ada sahutan. Pintu depan juga tidak terkunci. Jadi, aku buka. Tiba-tiba aku mendengar suara jeritanmu. Aku kira terjadi sesuatu padamu," kata Trian.

Lina berusaha menenangkan dirinya sendiri. Memang, sepertinya ia lupa mengunci pintu depan. Jadi, tidak sepenuhnya salah Trian.

"Apa kamu tidak berangkat kerja? Kenapa pagi-pagi ke rumahku?" tanya Lina.

"Aku libur hari ini. Niatnya aku kemari untuk meminta pembalut darimu," jawab Trian.

Lina keheranan. "Apa? Pembalut?" tanyanya.

"Bukan untukku, tapi untuk Dara. Stok pembalutnya habis dan siklus bulanannya tiba-tiba datang," kata Trian.

Lina mengangguk-anggukan kepala paham. "Ambil saja di laci sebelah sana. Sepertinya masih ada dua pak!" ucapnya seraya menunjuk ke arah yang dimaksud.

Trian berjalan ke arah yang ditunjuk Lina. Ia membuka lemari itu. Sayangnya, di sana tidak ada apa yang ia cari. Hanya tersisa bungkusannya saja tapi tidak ada isinya.

"Tidak ada, sisa bungkusnya saja." Trian memperlihatkan bungkusan yang dimaksud.

Lina tercengang. Seingat dirinya, bulan ini ia baru saja membeli dua pak pembalut untuk persediaan. Setiap pak isinya ada 30 buah, ia biasanya cukup untuk dua bulan. Tapi, ini tidak tersisa sama sekali di dalam lemari.

"Apa aku salah mengingat?" gumam Lina.

"Jadi, punyamu habis juga?" tanya Trian.

Lina menggaruk kepalanya. Ia kemudian ingat sesuatu. "Coba kamu cari di tas kerjaku. Sepertinya masih ada!" serunya.

Lina memang suka menaruh pembalut di dalam tas supaya sewaktu-waktu siklus bulanannya datang, ia tidak perlu panik.

Trian mencarinya di tas milik Lina. Benar saja, ia menemukan satu bungkus di sana. "Apa aku boleh membawa ini?" tanya Trian.

Lina mengangguk. "Bawa saja," katanya.

"Baiklah, terima kasih. Aku mau pulang dulu. Jangan lupa setelah aku keluar, kunci semua pintu rumahmu supaya aman," nasihat Trian.

Lina hanya mengangguk. Beberapa saat kemudian, sosok Trian menghilang dari pandangannya.

Lina menghela napas lega.

"Eh! Sepertinya ada yang terlewat!" Lina berusaha mengingat-ingat sesuatu. Ia menepuk dahinya ketika ingat tentang Dara yang saat itu berciuman dengan seorang polisi.

"Apa aku melaporkannya saja, ya?"

Terpopuler

Comments

Lucia

Lucia

Tega Dara nyuruh suami untuk cari PEMBALUT. Nih dara kebangetan. Mentang" anak orang kayA. Trian kaya PEMBANTU aja🧐 hmmm

2025-01-11

0

Teresia reres

Teresia reres

ya Tuhan Lina Lina ,,AQ yg baca SDH malu ,,mau tenggelam aja di dasar laut sana 🤣🤣🤣🤣

2024-11-19

0

Carloz Loco

Carloz Loco

jika udah selingkuh ,,sulit disembuhkn suatu saat akan terulang lagi

2025-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!