Bab 11: Periksa Kesuburan

"Terima kasih ya, Sayang. Kamu pengertian sekali," ucap Lina dengan mata berkaca-kaca.

Rudi mengulaskan senyum. Ia menarik istrinya ke dalam pelukan.

Lina begitu terharu saat ia menyampaikan keluhannya yang tak kunjung hamil. Meskipun Rudi tak mempermasalahkan, namun Lina tetap ingin mengusahakan agar dirinya bisa hamil secepatnya. Lina mengajak suaminya untuk konsultasi ke dokter di rumah sakit.

Niat baik Lina disambut baik oleh Rudi. Akhir pekan ini, Rudi memenuhi keinginan Lina untuk memeriksakan kesuburan. Bukan hanya kesuburan Lina, tetapi juga kesuburan Rudi sendiri.

Setibanya di rumah sakit, mereka duduk berdampingan di depan ruang dokter menunggu giliran. Selain mereka, ada pasien lain yang juga sedang menunggu.

Nantinya Lina akan masuk ke ruangan dokter spesialis obgyn, sedangkan Rudi akan diperiksa kesuburannya oleh dokter spesialis andrologi. Ruangan kedua dokter spesialis itu berdampingan. Memang rumah sakit yang mereka datangi terkenal untuk mengatasi masalah kesuburan.

"Loh, ada Rudi di sini!" terdengar sapaan seorang wanita.

Sontak Lina dan rudi menoleh ke arah suara. Tampak seorang wanita cantik berpakaian rapi dengan rok mini bersama seorang pria berwajah oriental dengan mata sipitnya.

"Eh, ada Ibu Christin dan Pak Chang," sapa Rudi yang langsung berdiri memberi salam dengan membungkukkan sedikit badannya.

Lina yang kebingungan ikut-ikutan suaminya berdiri dan menyapa mereka dengan senyuman.

"Apa ini istrimu?" tanya Ibu Christin.

"Benar, ini istri saya, namanya Lina." Rudi memperkenalkan Lina kepada mereka.

Rudi bersalaman dengan keduanya meskipun ia tidak tahu siapa mereka. Tapi, melihat penampilannya, sepertinya mereka merupakan orang kantoran. Mungkin saja satu kantor dengan suaminya.

"Lina, ini Ibu Christin direktur keuangan di kantor, sedangkan Bapak Chang adalah CEO di perusahaan," terang Rudi.

Lina mengulaskan senyum. Akhirnya ia bisa bertemu dengan orang-orang yang sering membuat suaminya itu jarang pulang.

"Rudi ini pekerja yang rajin, makanya dia cepat naik jabatan. Sekarang dia sudah menjadi manajer personalia di perusahaan," puji Ibu Christin.

Lina hanya tersenyum mendengar pujian yang diberikan kepada suaminya. Kalau boleh meminta, dia ingin suaminya menjadi karyawan biasa saja supaya tidak memiliki terlalu banyak beban kerja.

"Ngomong-ngomong, kenapa kalian di sini? Apa ada yang sakit?" sahut Pak Chang yang akhirnya ikut bicara.

Meskipun dia seorang pimpinan perusahaan, tapi dari parasnya terlihat belum terlalu tua. Mungkin usianya kisaran 30an atau menjelang 40an. Begitu pula dengan Ibu Christin yang nampak seumuran. Dari cara berjalanannya sambil bergandengan tangan, sepertinya mereka pasangan suami istri.

"Ah, tidak ada yang sakit. Hanya ingin pemeriksaan kesehatan biasa saja," kilah Rudi.

"Bapak dan Ibu sendiri, kenapa ada di rumah sakit?" tanya Lina.

Rudi sampai terkejut Lina berani bertanya kepada orang yang baru dijumpainya.

"Oh, kami baru saja menjenguk teman yang sedang sakit," jawab Ibu Christin.

"Pasien Ibu Lina Ariana!"

Terdengar suara panggilan dari ruangan dokter spesialis obgyn.

"Sayang, namamu dipanggil," kata Rudi mengingatkan.

"Ah, iya. Ini giliran saya diperiksa. Mohon maaf, saya permisi dulu," pamit Lina.

Ia meninggalkan Rudi dan kedua orang itu lalu masuk ke dalam ruangan. Suaminya tak ikut serta karena harus menunggu giliran untuk cek kesuburan di sebelah.

Di dalam sana sudah ada dua orang perawat dan satu dokter perempuan bernama Dokter Widya. Lina ditanya-tanya banyak hal mulai dari siklus menstruasinya, intensitas berhubungan badan, lama pernikahan, dan pertanyaan lain yang berkaitan dengan kesuburan.

Setelah melalui serangkaian tes wawancara, dilanjutkan ke tahap USG Transvaginal. Lina harus menahan malu dengan prosedur yang dilakukan. Namun, demi tekadnya untuk mendapatkan keturunan, ia mengenyampingkan perasaan itu.

"Pemeriksaannya sudah selesai, Ibu. Hasilnya bisa diambil dua hari lagi, ya," ucap Dokter Widya.

"Apa sekarang saya boleh keluar?" tanya Lina.

Dokter tersenyum dan mengangguk.

Lina beranjak dari tempatnya dan keluar dari ruangan tersebut. Di luar, tampak ada suaminya masih duduk di sana.

"Sayang, kamu belum dapat giliran?" tanya Lina. Ia di ruangan dokter obgyn selama setengah jam tapi suaminya masih di luar.

"Aku sudah selesai, Sayang," ucap Rudi.

Lina mengerutkan dahi. "Memangnya secepat itu?" tanyanya heran. Ia sendiri perlu diwawancarai banyak hal sebelum tindakan pemeriksaan.

Rudi mengangguk. "Aku hanya diminta mengeluarkan bibit, setelah itu disuruh keluar. Katanya hasil bisa diambil dua hari lagi," tuturnya.

"Memang bisa langsung keluar, ya?" tanya Lina penasaran.

"Sambil nonton film panas tadi, Sayang. Sekalian membayangkan kamu, jadi cepat keluar," kata Rudi seraya mencubit hidung Lina dengan gemas.

Lina hanya tersenyum kikuk. Ia masih tidak menyangka suaminya bisa mudah mengeluarkannya. Padahal kalau diajak berhubungan, untuk membangunkan alat tempurnya saja sangat susah.

"Setelah ini, kamu mau kemana, Sayang? Hari ini aku akan mengikuti kemauanmu," ucap Rudi.

Lina merasa berbunga-bunga. Jarang-jarang Rudi bisa punya banyak waktu untuknya.

"Aku mau jalan-jalan ke mall!" ajaknya.

"Oke!" kata Rudi.

Benar saja, Rudi langsung membawa Lina ke Mall setelah pulang dari rumah sakit. Lina sangat bahagia sampai menempel terus sepanjang jalan. Lina bergelayut manja pada lengan suaminya. Seolah ingin memamerkan kepada semua orang bahwa ia memiliki seorang suami yang sempurna.

Lina mengajak Rudi masuk ke toko baju tidur. Ia membeli beberapa yang menurutnya bisa memancing gairah suaminya. Ia juga mengajak Rudi ke toko tas bermerk. Harganya mahal-mahal. Tapi, Rudi seperti orang yang uangnya sangat banyak. Lelaki itu membebaskan Lina mengambil tas yang harganya puluhan juta.

"Loh, bukanya itu Dara?" gumam Lina saat tatapan matanya tiba-tiba menangkap sosok seorang wanita yang seperti Dara.

"Mana?" tanya Rudi penasaran.

"Itu loh, yang sedang berdiri di dekat pintu lift!" kata Dara seraya menunjuk ke arah yang dimaksud.

Keduanya menatap dengan fokus ke arah sana. Benar saja, wanita itu memang Dara. Akan tetapi, Dara tidak sedang bersama Trian, melainkan bersama seorang lelaki berseragam polisi.

Rudi dan Lina saling berpandangan. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Apalagi melihat Dara yang dengan bahagiannya bergelayut manja pada sosok lelaki berseragam itu. Bahkan Dara dan lelaki itu berani berciuman bibir di tempat umum.

Tak lama kemudian, Dara dan lelaki itu masuk lift. Lina dan Rudi tak bisa melihat mereka lagi.

"Sayang, Dara selingkuh, ya? Apa perlu kita adukan pada Trian?" tanya Lina.

"Jangan ... Itu bukan urusan kita. Kalau nanti kita ikut campur, takutnya kalau ada masalah kita akan terbawa-bawa," tegur Rudi.

"Tapi, kasihan Trian. Dia tidak tahu kalau istrinya selingkuh. Padahal di rumah dia sudah sabar karena istrinya tak pernah mau memasak. Ternyata istrinya sibuk selingkuh," guman Lina.

Rudi mengernyitkan dahi. "Kok kamu tahu kalau Dara tidak pernah memasak?" tanyanya heran.

Lina kebingungan. Ia tak sengaja keceplosan.

Terpopuler

Comments

Lucia

Lucia

Waduhhh HUBUNGAN YG RUMIT Nihh

2025-01-11

0

Sherly Octavia A.

Sherly Octavia A.

typo 🤧

2024-11-27

0

Yeyet Faranova

Yeyet Faranova

ups keceplosan juga akhirnya Lina....

2024-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!