Bab 9: Cekcok

Lina berdiri di depan pintu dengan kedua tangannya yang bersedekap. Ia memandangi mobil Audy merah milik suaminya yang baru kembali masuk halaman rumah. Rudi baru pulang siang ini sehingga membuat Lina kesal.

"Halo, Sayang ... Aku pulang ...." dengan raut wajah yang ceria, Rudi keluar dari mobil menenteng sebuah paperbag coklat menghampiri Lina.

Lina yang kesal justru berbalik masuk rumah. Rudi terkejut karena sang istri tidak biasanya kesal karena ia telah membawa hadiah meskipun telat pulang. Ia membuntuti istrinya masuk ke dalam kamar.

"Sayang, aku minta maaf karena kemarin tidak pulang. Aku benar-benar tidak menyangka akan ada pertemuan mendadak di luar kota," ucap Rudi dengan raut wajah memelas.

Ia berlutut di hadapan istrinya yang tengah terduduk di tepi ranjang. Sepertinya istrinya sedang sangat marah sampai tak mau memandanginya.

"Sayang, aku minta maaf," bujuk Rudi sekali lagi.

"Percuma ... Percuma kamu minta maaf berkali-kali. Pada akhirnya juga akan terulang lagi," ucap Lina penuh kekecewaan. Meskipun demikian, ia berusaha menahan emosi agar tutur katanya tidak meledak-ledak.

Rudi meraih tangan Lina dan menciumnya dengan lembut. "Sayang, aku bekerja keras seperti ini supaya kehidupan kita mapan. Gajinya juga lumayan, kita bisa menabung untuk masa depan."

Lina menitihkan air mata. Selalu uang dan uang yang dipentingkan. Rudi seakan tidak peenah peduli dengan bagaimana dirinya menahan rasa kesepian saat ditinggal sendiri. Lina selalu diliputi kecemasan menunggu suaminya pulang. Ia juga kerap ketakutan jika ada orang jahat yang datang ke rumahnya saat ia sendirian.

"Lina ...." panggil Rudi.

Ia bangkit dan duduk di samping Lina yang tengah menangis. Ia usah air mata yang membasahi wajah cantik wanita itu. Ia membawa sang istri ke dalam dekapannya.

"Aku benar-benar minta maaf, Lina. Aku sering mengecewakanmu. Tapi, asal kamu tahu, aku bekerja keras seperti ini demi kamu." Rudi terus berusaha agar Lina bisa memahami posisinya yang sulit. Sebagai kepala keluarga, ia berkewajiban untuk mencari nafkah.

"Oh, iya. Tadi aku sudah mentransfer 50 juta ke nomor rekeningmu. Ini, aku juga membelikan tas waktu mampir di mall."

Rudi menyodorkan paperbag yang sedari tadi dibawanya. Ia ambil kotak di dalamnya. Ia buka kotak tersebut, di dalamnya terdapat sebuah tas yang tampak mewah berwarna merah muda. Tas itu berasal dari brand ternama yang harganya berkisar puluhan juta.

Meskipun tidak bisa mengobati rasa kecewanya, namun Lina tetap terkesima dengan tas yang suami belikan untuknya. Tas itu sudah lama ia idam-idamkan.

"Sayang, aku minta maaf, ya!" ucap Rudi sekali lagi sembari memeluk sang istri. Ia merasa emosi istrinya sudah lebih stabil.

"Aku kan sudah bilang minta maafnya tidak berguna," jawab Lina yang masih memiliki rasa kesal.

"Jangan begitu ... Kasihan sekali suamimu ini," Rudi merajuk.

"Bagaimana kalau aku kembali ke kota Y?" tanya Lina.

Rudi terdiam mendengar permintaan istrinya yang tiba-tiba. "Kenapa?" tanyanya heran.

"Tidak ada gunanya juga aku di sini. Kamu sama saja seperti sebelumnya masih jarang pulang. Setidaknya kalau aku di Kota Y, aku punya banyak teman yang bisa diajak jalan-jalan," jawab Lina.

"Kamu kan bisa cari teman di sini," usul Rudi. Mereka baru saja sehari pindahan tapi istrinya sudah minta pulang. Itu hal yang tidak mungkin dituruti karena dia sudah dipindahkan ke kantor cabang di sana.

"Aku kan tidak membatasimu berkegiatan apapun di luar. Kamu mau ikut komunitas yoga seperti dulu, atau ikut fitnes? Olahraga pacuan kuda? Memanah? Les memasak? Kamu boleh melakukan apa saja, Sayang. Aku akan membiayainya," bujuk Rudi.

"Kalau begitu, aku mau pindah rumah ke apartemen atau perumahan yang dekat dengan kantormu!" pinta Lina.

Rudi tampak menelan ludah mendengar permintaan Lina. "Sayang, harga sewa hunian di kota ini lumayan mahal. Apalagi kalau kamu minta tepat di pusat kota. Beruntung kita bisa menempati perumahan ini secara gratis. Bahkan dalam waktu dua tahun, rumah ini akan menjadi milik kita. Harga perumahan di sini di atas 500 juta, Sayang. Rumah kita saja mungkin hampir satu milyar."

"Kalau kamu lembur lagi, tidak pulang, aku bagaimana? Masa harus sendirian terus di rumah. Kamu kan tahu di sekitar sini tidak ada penghuni. Lama-lama aku bisa mati berdiri!" keluh Lina.

Rudi menyunggingkan senyum. Ia mengusap kepala Lina. "Kamu kan sudah tahu sendiri kalau pengamanan di perumahan ini tidak diragukan lagi. Tidak ada sembarangan orang yang bisa keluar masuk. Jadi, kecil kemungkinan ada pencuri."

"Kalau yang datang hantu bagaimana?" ujar Lina.

Rudi tertawa. "Itu paling hanya halusinasimu saja. Makanya jangan kebanyakan nonton horor!" omelnya.

"Aku tidak suka horor ... Tapi kalau sendirian kan jadi takut," keluh Lina.

"Ya ... Kamu kan bisa minta bantuan tetangga. Dara dan Trian kelihatannya orang baik. Pasti tidak akan keberatan kalau kamu minta tolong," kata Rudi.

Lina menghela napas. Percuma saja bicara dengan suaminya. Rudi tidak akan peka dan tidak mengerti apa yang sangat diharapkannya.

"Bagaimana kalau kita cari pembantu?" tanya Rudi.

"Aku kurang nyaman dengan orang asing. Bukannya kamu juga tidak suka ada orang asing yang tidak serumah?" Lina balik bertanya.

Selama ini memang mereka hanya hidup berdua supaya tidak ada yang mengganggu. Mereka bahkan tidak mau hidup bersama orang tua atau mertua. Selain untuk menghindari cekcok, juga untuk bisa leluasa melakukan apa saja di rumah.

"Yah, aku sih sebenarnya tidak suka ada pembantu. Tapi, kalau kamu mau, aku akan mengalah supaya tidak kesepian."

"Sudahlah! Aku juga tidak suka ada orang asing di dalam rumah," ujar Lina. Ia akan mengabaikan perdebatan mereka.

Terpopuler

Comments

Ning Suswati

Ning Suswati

apa iya suami jarang pulang dan kerja sampai lembur hanya dg alasan masa depan, masa sebegitunya kerjaan, perasaan gk juga segitunya, dan selalu keluar kota,apa iya,dan satu lagi suaminya malah jarang kasih nafkah bathin ama isteri, kalau gk isteri yg jadi pengemis, jangan2 sdh puas diluaran dan kalau tdk berarti suaminya ada kelainan

2024-12-30

0

Sha Yusuf

Sha Yusuf

apakah Dara dan Rudy punya hubungan special 🤔🤔

2025-01-01

0

guntur 1609

guntur 1609

dasar matre nya kau

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!