Bab 7: Menginap

"Dara belum pulang juga, ya?" tanya Lina.

Ia memperhatikan Trian yang sejak tadi gelisah memandangi ponselnya. Sepertinya ia sedang menunggu kabar dari Dara.

"Belum. Aku rasa dia tidak akan pulang. Kalau begitu, aku pamit saja, ya," kata Trian.

"Mau kemana? Rumahmu kan masih terkunci," tanya Lina.

"Aku mau tidur di hotel saja malam ini. Terima kasih atas makan malamnya," ucap Trian.

"Tunggu!" cegah Lina.

Trian yang hendak keluar pintu rumah mendadak berhenti. Ia kembali berbalik menghadap Lina.

"Ada apa?" tanyanya.

Lina tertunduk. Ia seakan ragu untuk berbicara. Hal itu membuat Trian keheranan.

"Ini sudah malam, Lina. Kamu juga perlu istirahat. Aku akan mencari hotel terdekat untuk menginap," kata Trian.

"Bagaimana kalau kamu menginap saja di sini," ucap Lina. Ia sangat malu untuk bisa memberanikan diri mengatakannya.

Trian tertegun. Baru saja ada seorang wanita yang menawarkannya untuk menginap. Terdengar sangat berbahaya.

"Lina, aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu. Menurutku itu hal yang tidak etis. Kita sudah sama-sama menikah," tegur Trian.

"Aku juga tahu. Makanya aku ragu-ragu untuk mengatakannya padamu. Hanya saja, aku baru satu hari di sini ... Belum terbiasa dengan suasananya. Komplek ini tidak ada penghuni lain. Kalau kamu juga pergi, aku sendirian di sini."

Lina bergidik. Ia membayangkan sesuatu yang seram jika harus tinggal sendirian di sana. Apalagi tidak ada tetangga di kanan kiri.

Trian memikirkan ucapan Lina. Memang tidak ada salahnya. Di sana memang sepi. Ia jadi merasa kasihan. Akan tetapi, ia juga bingung jika tersebar gosip yang tidak-tidak jika ia menginap di sana. Ia terlihat bimbang.

"Kalau kamu tidak mau ya sudah, tidak apa-apa, Trian. Aku minta maaf." Lina jadi tidak enak hati sudah seenaknya bicara. Ia juga tidak berpikir sampai sejauh itu.

Trian masih tampak berpikir antara pergi atau tetap di sana. Memperhatikan gerak-gerik Lina yang terlihat cemas, ia jadi semakin tidak tega meninggalkannya.

"Ya sudahlah! Aku akan tetap di sini sampai besok pagi. Mudah-mudahan suamimu tidak akan marah karena hal ini," ucap Trian. Ia kembali masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu.

Lina tersenyum lebar. Perasaannya menjadi lebih tenang. "Aku yang akan menjelaskannya kalau terjadi salah paham. Terima kasih, Trian!"

Lina berjalan ke arah pintu. Ia menutupnya dan mengunci pintunya.

"Tidurlah! Aku akan berjaga di sini," perintah Trian.

Ia melonggarkan dasi yang sejak pagi melingkar di lehernya. Pakaian yang seharian sudah dipakainya itu semakin terasa tidak nyaman.

"Trian, kamu tidur di kamar tamu saja. Jangan di sini, dingin kalau malam," pinta Lina.

Trian tertawa kecil. "Kamu tidak sekalian menyuruhku tidur di kamarmu supaya hangat?" ledeknya.

"Trian ...." Lina merasa kurang suka dengan gurauan lelaki itu.

"Hahaha ... Maaf, Lina. Aku hanya bercanda. Biar aku tidur saja di sini, kamu cepat masuk kamar. Takutnya aku benar-benar kedinginan nanti khilaf minta peluk kamu," ledek Trian lagi.

Lina hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan candaan lelaki itu. Ia meninggalkan Trian untuk mengambil sesuatu dari dalam kamar.

"Trian, ini selimutnya kalau memang kamu mau tidur di ruang tamu. Dan ini baju bisa kamu pakai dulu untuk ganti. Kalau mau mandi, kamu bisa gunakan kamar mandi di samping dapur," kata Lina menjelaskan.

Trian menerima selembar selimut tebal beserta kaos dan celana pendek. "Ini punya suamimu? Kamu berikan kepada lelaki lain?" tanyanya.

Lina menghela napas panjang untuk menjaga kesabarannya. "Itu punya adikku, ketinggalan waktu menginap di sini," bantahnya.

"Oh, adikmu sudah besar ya, sekarang," guman Trian. Ukuran baju dan celana itu memang seukuran dengannya. Seingat dia sepupuh tahun yang lalu adiknya Lina masih sangat kecil, masih kelas 3 SD.

"Sudah dulu, ya. Aku mau tidur," pamit Lina.

"Celana dalamnya tidak sekalian kamu sediakan untukku?" seru Trian sengaja.

Lina langsung melotot ke arah Trian yang sedang tersenyum-senyum puas karena berhasil membuatnya kesal. "Mau pakai punyaku?" ia balik melontarkan candaan.

"Oh ... Boleh ... Sini-sini, bawa kemari!" Trian malah menantang.

Lina sepertinya merasa sia-sia jika meladeni Trian. Ia memilih untuk mengalah dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya dan langsung berbaring di atas ranjang.

Malam ini sepertinya ia tidak akan bisa tidur nyenyak. Di luar ada Trian yang membuatnya terbayang-bayang. Entah mengapa jantungnya juga berdebar-debar. Ada rasa senang mengetahui Trian ada di rumahnya.

Terpopuler

Comments

Nissa Zafa

Nissa Zafa

adiknya pernah nginep disitu? bukannya dia baru pindah ya??? 🤔

2025-01-19

1

Lucia

Lucia

Mana kemana semua pasangan mereka gk ada yg Telp. Mustahil dahhh🧐. Bisa CLBK nihhh

2025-01-11

0

Ning Suswati

Ning Suswati

ada2 saja, gk takut ada hantu nakal, suka gentayangan tengah malam

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!