Bab 6: Mengingat Masa Lalu

Trian terus memperhatikan Lina yang tengah mengambilkan makanan untuknya. Ia tiba-tiba teringat kenangan sewaktu dulu masih pacaran di SMA. Lina sering membawa bekal ke sekolah lalu mengajaknya makan bersama di kantin sekolah.

Bertemu Lina membuatnya serasa kembali muda. Lina tak banyak berubah, bahkan terlihat semakin cantik. Permasalahan yang ia hadapi seakan hilang ketika melihat kecantikan wajahnya.

"Kok malah melamun? Ayo dimakan!" kata Lina melihat Trian tak kunjung menyentuh makanannya.

Seketika Trian tersadar dari khayalannya. Ia langsung meraih sendok dan garpu lalu menyuapkan makanan yang telah Lina ambilkan ke dalam mulutnya. Ketika ia mengunyah, rasa masakan itu masih sama seperti dulu.

"Kamu masak sendiri?" tanya Trian.

"Ya, tentu saja. Aku tidak memiliki pembantu. Apa masakannya tidak enak?" tanya Lina sembari menyantap makanannya.

"Tidak, ini enak. Masih sama seperti yang dulu," ucap Trian.

Mendengar perkataan Trian, Lina memperlambat kunyahannya. Ia jadi teringat masa lalu saat masih merasakan kebahagiaan sebagai remaja yang memiliki pacar. Ia memang sangat suka memasak bekalnya sendiri untuk dimakan bersama Trian.

Sadar diri jika keluarganya memang bukan orang kaya, Lina menghemat uang jajan dengan membuat bekalnya sendiri. Ia tidak enak hati dengan kebaikan Trian yang sering mentraktirnya jajan di kantin. Sehingga, ia berinisiatif untuk membuat bekalnya sendiri.

Lina memandang ke arah Trian. Lelaki itu tampak lahap memakan masakannya. Ia jadi merasa terharu bahkan sampai berandai-andai jika saja Trian yang menjadi suaminya, masakan yang ia buat tidak akan pernah terbuang sia-sia. Suaminya sendiri jarang memakan masakannya.

"Pelan-pelan saja makannya, Trian. Kita kan tidak sedang lomba makan," kata Lina mengingatkan. Trian tampak sangat cepat menyuapkan makanan ke salam mulutnya.

Trian mendengarkan ucapan Lina. Ia memperlambat makannya. Ia tersenyum sambil mengunyah makanannya.

"Sudah lama aku tidak menikmati masakan rumahan seperti ini. Maaf, ya, kalau aku kelihatan rakus," kata Trian. Ia akui jika memang masakan Lina sangat enak.

Lina merasa puas ada yang memuji masakannya. Ia sangat bahagia jika ada yang suka menikmati masakannya. Sering kali Rudi tidak pulang membuat makanannya terbuang. Ia selalu merasa sedih dengan nasib makanan itu. Seolah usahanya tak dihargai.

"Aku tidak mempermasalahkan itu. Tenang saja, kamu bisa menghabiskannya jika kuat. Selain aku juga tidak akan ada yang makan," kata Lina.

Trian kembali tersenyum. "Terima kasih, ya!"

Lina menatap lelaki di hadapannya dengan heran. "Memangnya Dara jarang memasak di rumah?" tanyanya heran.

"Bukan jarang lagi, tapi tidak pernah memasak," jawab Trian enteng.

"Hah, tidak pernah memasak?" Lina terkejut mendengarnya.

Ia bisa memahami jika Dara seorang wanita karir. Dara pasti sangat sibuk dengan pekerjaannya. Namun, sebagai seorang istri, sesibuk apapun, setidaknya pasti mau untuk meluangkan waktu untuk menyiapkan sarapan dan makan malam.

Lina bahkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan agar bisa menjadi wanita yang menunggu kepulangan suaminya. Ia rajin menyapu, beres-beres, dan memasak. Akan tetapi, justru suaminya yang sering telat pulang atau bahkan tidak pulang.

Seandainya dia tidak mau memasak, Rudi juga pasti tidak akan keberatan. Namun, ia ingin sekali berperan sebagai seorang istri yang mampu mengurusi rumah dan suaminya. Ia ingin menyiapkan makanan ketika suaminya pulang. Keinginannya sesederhana itu, namun tidak bisa diwujudkan oleh Rudi.

"Jadi, kamu kalau lapar bagaimana makannya?" tanya Lina penasaran.

Lina tiba-tiba merasa kasihan dengan lelaki yang tengah menyantap masakannya. Ia kira kehidupan rumah tangga Trian pasti sangat sempurna. Dara yang cantik dan mampu mengurus rumah. Tidak disangka jika Dara justru tak pernah memasak. Rasanya aneh jika ada seorang istri yang tidak pernah mau memasak.

"Aku masak sendiri. Tapi lebih sering beli," jawab Trian. Ia sangat santai merespon pertanyaan yang Lina berikan sembari makan.

Seorang Trian bisa masak sendiri? Itu sangat mengejutkan. Setahu dia, Trian hanya seorang anak lelaki yang sangat dimanja oleh ibunya. Diperlakukan seperti raja yang apa-apa sudah tersedia. Bahkan alasan ibunya menyuruh mereka putus juga karena khawatir putra kesayangannya akan menderita jika berjodoh dengan anak dari keluarga miskin.

"Wah, beli makanan setiap hari? Kalau aku buka warung, pasti laris," gurau Lina. Ia membayangkan memiliki warung makan untuk menyediakan para suami yang istrinya malas masak.

"Ide bagus. Aku akan menjadi langganan tetap," kata Trian.

Tatapannya tak lepas dari Lina. Seakan wanita itu memiliki pengikat yang membuatnya tak bisa berpaling. Namun, ketika Lina menyadari tatapannya, ia berpura-pura melihat ke arah lain agar tidak ketahuan.

***

"Trian, aku bawa nasi goreng. Kamu mau makan bareng?" ajak Lina.

Trian yang tadinya sedang bermain basket langsung memberikan bola kepada temannya. Ia menggandeng tangan Lina dan mengajak pacarnya itu ke arah bangku penonton di lapangan basket.

Beberapa gadis yang sejak tadi menonton Trian latihan terlihat kesal. Gara-gara Lina datang, Trian berhenti latihan. Melihat keduanya bersama juga sangat menjengkelkan.

Trian termasuk salah satu siswa yang terkenal di SMA nya. Banyak lawan jenis yang menyukainya. Tapi, Trian justru lebih memilih pacaran dengan gadis miskin biasa yang mengandalkan beasiswa untuk bersekolah. Ada banyak yang tidak suka dan berharap mereka segera putus.

"Kenapa kamu terus yang mentraktirku makan? Sekali-kali ayo kita makan di kantin dan aku yang traktir," kata Trian.

Lina mengulaskan senyum. "Tidak apa-apa. Aku juga ada waktu untuk membuat bekal. Kamu juga sudah sering membayar setiap kita jalan keluar."

Lina membuka kotak bekal miliknya. Ia memberikan satu sendok untuk Trian. Ia sengaja mempersiapkannya karena memang tujuannya untuk makan bersama Trian.

Nasi goreng itu hanya nasi goreng biasa yang ditambahi telur dan sosis. Akan tetapi, Trian selalu suka apa yang Lina buatkan untuknya.

"Bagaimana kalau nanti sore kita jalan-jalan?" ajak Trian. Ia berbicara sembari menikmati makanannya.

"Kalau hari ini aku tidak bisa," tolak Lina.

"Kenapa?" Trian keheranan. Tidak biasanya Lina menolak jika diajak jalan.

"Mulai minggu kemarin aku jadi guru les anak tetangga. Ada 3 anak yang aku ajar. Jadi, aku hanya bisa pergi kalau akhir pekan saja."

Trian baru tahu kalau Lina akhirnya memiliki pekerjaan. Selama ini ia hanya tahu kalau anak SMa tugasnya hanya sekolah dan bersenang-senang. Lina beda, dia harus mendapatkan uang tambahan untuk bisa jajan. Keluarga Lina memang tergolong miskin. Beruntung Lina mendapatkan beasiswa sehingga tidak perlu membayar sekolahnya.

Sebenarnya Trian juga sangat ingin membantu Lina. Paling tidak uang sakunya cukup jika hanya untuk jajan mereka berdua. Akan tetapi, Lina tidak akan mau bergantung kepada orang lain.

Terpopuler

Comments

Tanti Wardani

Tanti Wardani

perempuan kk gampang masukin laki2 ke dalam rumah, mana gk ada suaminya..

2025-01-22

0

Sartika tika

Sartika tika

klo emng sering seperti ini, hrsnya kn bikin kunci cadangan,

2024-12-20

0

Rosmawati Usman Fatban

Rosmawati Usman Fatban

mengimbas Kengan indah msa SMA

2024-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108 Terjebak Pernikahan
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
108
Terjebak Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!