Gangguan

Memasuki hutan yang sangat dalam. Kawasan pemukiman yang sengaja ditinggalkan sejak beberapa jam kebelakang menyisakan sunyi sepi dan membuat siapa saja yang melihatnya akan ketakutan.

Kaki-kaki gemetar ketika harus memapah tanah licin karena hujan, sedangkan di kiri dan kanan curam membentuk tebing yang jika jatuh ke bawah bisa berakibat fatal.

Pak Samsul berjalan mengikuti Pak Ustad, keduanya saling tolong menolong ketika kesulitan untuk berjalan. Langkah keduanya sangat pelan dan lambat sekali sampai Pak Ustad terlihat sangat panik karena tidak melihat para petugas yang sudah lebih dulu pergi.

"Ada apa Pak Ustad?" Tanya pak Samsul karena pak ustad tiba-tiba saja berhenti.

"Saya tidak melihat bapak-bapak tadi." Jawab Pak Ustad.

"Bukankah mereka akan pergi ke sungai dengan mengikuti jalan yang sama dengan kita ?" Pak Samsul menjelaskan lagi.

"Mustahil pak kalau mereka berjalan secepat itu. Bapak tidak melihat mereka satupun dimana-mana." Pak ustad tetap kekeh.

"Yasudah, Kita berhenti di tempat yang nyaman pak! Di sini terlalu bahaya." komentar Pak Samsul yang masih was-was harus melalui jalanan setapak yang sempit.

####

Hi ...hi...hi...

Diikuti suara tangis terdengar begitu dekat sekali dan lama-lama menjauh.

Seolah terhipnotis dengan suara samar seperti perempuan menangis, pak Samsul berhenti dan melihat ke sekitar mencari sumber suara. Ingat dengan apa yang dikatakan Pak ustad, buru-buru pak Samsul fokus dan mengisi hatinya dengan berdoa.

Tak bisa dihindari, rasa merinding yang tak tertahankan seketika membuat badan pak Samsul dirasuki angin dingin yang membuat bulu kuduknya berdiri.

"Pak ustad!" Ucap pak Samsul berlari cepat ke arah Pak Ustad.

"Astaghfirullah." Pak Ustad sampai hampir terjatuh. "Hati-hati Pak!" Ucapnya. Setelah bicara Pak Samsul masih tidak merespon juga, penasaran ketika pak ustad berbalik dia sudah melihat sosok seorang perempuan Jawa berdiri di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat.

Pak ustad sampai kaget dibuatnya.

"BI Inggit Pak!" Ucap pak Samsul terdengar lirih. Namun Pak Samsul masih enggan memperlihatkan wajahnya saat itu apalagi harus melihat ke arah wanita yang berdiri menghalangi langkah mereka.

"Assalamualaikum. Saya mau permisi masuk ke sana." Ucap Pak Ustad. Namun ucapannya tidak berpengaruh dan masih tetap menghalangi keduanya.

Pak ustad berdoa lagi. "Jin yang menyerupai orang yang sudah meninggal. silahkan untuk pergi dari hadapan kami!" Ucap Pak ustad tegas. Kedua kalinya masih sama, ketika pak ustad menarik napas tampak seperti orang yang akan bicara tiba-tiba sosok bi Inggit tadi menghilang dan berganti dengan bau bangkai menyengat juga diiringi tawa wanita menggema di dalam hutan.

Mendengarkan jerit melengking Suara perempuan tertawa membuat Pak Samsul setengah mati semakin takut dan hampir saja akan mengompol di celana.

"Sudah Pak Samsul! Kita jalan lagi!" Ajak pak ustad.

Pak Samsul yang sudah ketakutan, ketika dia membuka mata apa yang di bayangkan sebelumnya sekarang tampak ada di depan mata. Ketika mendapati sesuatu yang sekilas seperti berjalan melewatinya, bau-bauan bunga 7 rupa khas pemakaman ikut terhirup.

Dan langkah Pak ustad terdiam lagi. Dia melihat punggung perempuan yang sudah setengah bongkok, sesuatu yang menjuntai ke tanah berasal dari dirinya panjang sekali sampai Pak Ustad harus membuatkan mata karena tiba-tiba ada di ujung sepatunya.

Hawa dingin berganti menjadi panas seketika. Pak Samsul erat memegangi tangan Pak Ustad.

"Assalamualaikum Inggit. Jin yang menyerupai Nek Inggit." Ucap Pak ustad seketika membuat asumsi tersendiri Pak Samsul yang membayangkan kedatangan lagi sosok BI Inggit.

Allahuakbar...

Allahuakbar...

Seketika suara adzan yang dikumandangkan pak ustad perlahan mengisi ketakutan dan membuat Susana mencekam tadi kini menjadi tenang. Hingga diakhir adzan yang dikumandangkan Pak ustad maupun Pak Samsul mulai melihat pemandangan berbeda di depan matanya.

"Astaghfirullah... Innalilahi..." Ucap Pak ustad.

pak Samsul tak sanggup berkata-kata, seluruh isi perutnya seketika mual dan ingin muntah, di depan mereka adalah jasad dari Pak RT yang mengenaskan. Tubuh yang hangus terbakar ada di tebing jalan sebelah kiri dan jasadnya hampir terjatuh.

Selesai menemukan jasad pak RT sekarang keduanya Mulai bingung untuk mengevakuasi. Tidak ada petugas tadi, dan entah kemana perginya.

"Pak Samsul baik-baik saja?" Tanya pak ustad karena melihat pak Samsul menyembunyikan wajah dan matanya membelakangi jasad pak RT. "Kita harus mencari petugas tadi, apa mungkin mereka semu sudah lebih jauh jalan ke depan? Atau..." Perkataan Pak ustad terhenti bersamaan dengan mulutnya yang langsung bungkam.

"Saya sudah tidak sanggup pak ustad. Saya tidak bisa berputar-putar menari para petugas tadi." Ucap Pak Samsul masuk akal.

Pak ustad berhenti duduk, dia memikirkan segalanya dan sesekali pandangannya mengarah ke arah tebing di bawah, sebenarnya pak ustad merasa jika jasad pak bari juga ada di bawah.

"Kita pulang saja! Sepertinya tidak mungkin harus turun ke bawah sungai sana." Perkataan Pak Samsul memang masuk akal. Tapi manusiawi sekali pak ustad khawatir memikirkan petugas tim SAR tadi, andaikan kejadian sebelumnya menimpa tim SAR apa yang akan terjadi? Semoga saja jin yang gentayangan itu tidak membuatnya sampai celaka. "Pak ustad! Ayo kita pulang saja!" Ajak Samsul tak sabar. mentalnya benar-benar terpukul. Dari awal dia ingin pergi dengan syarat kerjasama yang baik, tapi melihat sikap para petugas membuat Samsul mengurungkan niatnya.

"Saya masih memikirkan para petugas itu. Kita cari saja apa salahnya?" Pak ustad masih memikirkan nasib tim SAR yang sampai saat itu mereka kehilangan kontak dan terpisah cukup jauh.

"Memangnya kita akan pergi kemana sekarang? Tidak mungkin kan harus mengitari hutan mendatangi setiap tempat nya?" Komentar Pak Samsul sedikit geram.

Pak ustad terdiam dan memejamkan mata lagi, dia tampak berdoa sesuatu dan tampak mulutnya yang terus bergerak.

Setelah membuka mata kini tampak pemandangan sebelumnya yang dilihat oleh Pak ustad. Dunia yang sudah berbeda, Pak ustad tidak sedang menyaksikan dunia nyata sebagai tempat manusia bias, tapi batinnya sedang berinteraksi dengan batas ghaib tempat jin dan kerjaannya ada.

Tidak ada yang aneh bagi Pak ustad yang sudah terbiasa menyaksikan dunia lain itu. Namun seketika matanya terbelalak, dia melihat seseorang yang tampak seperti bi Inggit, dengan kedua tangan terikat, berjongkok sambil meminum setiap tetes darah di lantai dengan mulutnya, sedangkan dua orang penjaga membawa anak tombak mengawal BI Inggit. Pak ustad mulai mencurigai sesuatu, seharusnya jika itu terjadi artinya kematian BI Inggit terjadi karena sebuah ritual perjanjian antara jin dan manusia, sehingga kebodohan manusia membuat orang lain menjadi tumbal, artinya siapa saja yang ditumbalkan atau gagal melakukan ritual maka akan menjadi pembantu di dunia jin.

Pak Ustad kembali menutup matanya lagi dan membacakan doa, maka ketika membuka mata pemandangan tadi berubah lagi.

"Pak! Pak ustad!" Pak Samsul tampak terus menggerakkan tubuh Pak ustad yang tiba-tiba diam.

"Kemungkinan para petugas itu ada di sekitar kita, mereka masih melakukan pencarian." Ucap Pak ustad. berdasarkan penerawangan nya Pak Ustad tidak melihat jika Para petugas tadi sedang di linglungkan atau berada di dunia jin.

Terpopuler

Comments

Tiara Andini

Tiara Andini

,😭kasian banget pak RT

2024-08-04

0

Tiara Andini

Tiara Andini

paling gak mau denger suara ginian tuh,😭

2024-08-04

0

Mitsuki

Mitsuki

gentayangan. bener" gentayangan

2024-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!