Episode 18

JRAASSSHH!!!..

Shower mengguyur tubuh Rei, ia mengutuk dirinya karena hampir kebablasan melakukan hal gila akan hasrat pada sekretarisnya yang sedang tidur pulas.

Jenifer bukan wanitanya ia milik adiknya Rakha, Rei mengatur nafas terengah-engah menyalurkan gairah yang akhirnya berujung di kamar mandi.

Wajah tampan itu masih tetap merah, kenapa harus Jeni? padahal selama ini Rei banyak didekati oleh berbagai macam jenis wanita termasuk istrinya Cassie, namun itu biasa-biasa saja baginya.

Selebriti, pebisnis, cewek imut, model, atlet wanita, wanita sexy, biduan kondangan, bahkan sampai pria pun ada. Tapi flat saja tidak ada satu pun yang menarik, jika soal belahan dada mereka mungkin lebih vulgar tetap sama biasa-biasa saja bagi Rei.

Tapi ini sosok Jenifer Felicia? Rei mampu dibuat kalang kabut dengan perubahan dirinya, ia merasa bersalah bisa-bisanya hasratnya membara tak tahan pada wanita yang berpakaian formal dan murah tersenyum seperti bu Jee, yang kerja keras rajin akan pekerjaannya.

Terlebih dia juga kekasih dari adik kembarnya sendiri.

"B*jingan gila kau Rei." Lirih pria tampan itu resah sambil menatap miliknya di bawah sana yang baru bisa tenang.

..

Pagi pun tiba.

Jee mengerjapkan matanya sambil menggeliatkan tubuh dengan leluasa, samar-samar mulai jelas pandangannya. Jee seketika melotot saat mendapati langit-langit kamar yang terasa asing. "Tunggu!?."

Ia langsung mengecek tubuhnya, kemeja putih dan rok formal selutut masih terpasang tidak ada yang terlepas. Wanita itu menghela nafas panjang.

Jee melirik sekeliling kamar sambil berusaha mengingat kejadian semalam hingga ia tertidur. "Ya ampun! inikan kamar pribadi Rei, terus dia tidur di mana?."

Merasa tak enak dan lancang Jee bangun dan melangkah ke luar untuk mencari keberadaan bos-nya. Harusnya yang tidur di sana Rei kenapa malah dia? apa semalam Rei memindahkan Jee?.

Di ruang kerja CEO, Jee mematung saat mendapati Rei masih tidur di sofa. "Apa-apaan dia ini?." Batin Jee yang bingung harus bagaimana.

Jam menunjukkan pukul 06:34 pagi, masih ada waktu lagi 26 menit sebelum aktivitas berjalan seperti biasanya.

"Tuan.." Pelan Jee berusaha membangunkan, tapi pria itu tampak terlelap dengan tidurnya.

Jee terdiam ditatapnya lekat wajah tampan yang dulu begitu amat ia benci, damai dan meneduhkan dengan rambut hitamnya yang lembut dan sehat.

"Jika masih diriku yang dulu sepertinya kau sudah mati ku cekik Rei." Batin Jee dengan senyum jahat mendapati kesempatan ini, tak lama wanita itu menggeleng kepala akan pikiran gilanya. "Haish ada-ada saja."

Karena tak enak jika membangunkan sekarang, Jee memilih keluar dari ruangan direktur utama untuk mandi di ruangannya sekaligus membuat sarapan terlebih dahulu.

Rumah Jenifer..

"Mommy belum pulang dari kemarin papa." Ucap Noah pada Rakha yang mampir kesana.

"Benarkah Jara?." Rakha memastikan.

"Iya kak, kak Jeni lembur katanya masih banyak yang belum selesai, paling nanti pulang siangan." Balas Jara.

"Kenapa dari semalam ku telpon tak diangkat-angkat?." Pikir Rakha karena tak biasanya Jee seperti itu.

"Lupa mungkin." Timpal Jara.

Rakha mengerutkan keningnya, saking sibuknya harus seperti itu?.

Ternyata tanpa sepengetahuan mereka, saat Rakha menghubungi berkali-kali Rei langsung menonaktifkan handphone Jeni. Ia tak mau wanita itu terganggu tidurnya.

"Oh ya sudah nanti dihubungi lagi, sekarang aku ke rumah sakit dulu ya Noah." Rakha mengelus-elus rambut anak tampan itu.

"Iya papa, bye bye.".

"Bye.."

Rakha kembali berlalu untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai dokter di rumah sakit ternama.

"Ini berlebihan Rei." Lirih Rakha mengecam saudara kembarnya.

Sementara itu..

Jee masuk ke dalam ruang direktur untuk mengantarkan sarapan, Rei tidak terlihat sepertinya ia sudah bangun. "Ini sarapannya sudah siap tuan."

"Ya." Saut Rei dari dalam kamar pribadi.

"Apa masih ada hal lain?." Tanya Jee memastikan.

"Bantu pasangkan dasi untukku!."

Jee maju beberapa langkah tapi ia berhenti kembali. "Apa harus di dalam kamar?."

"Ya, masuk saja."

Jeni sedikit ragu, namun ini kerjaan akhirnya ia masuk ke dalam.

"What!?." Jee mematung saat mendapati Rei masih mengenakan handuk sepaha, tubuh atletisnya yang kekar masih basah begitu pun juga dengan rambutnya, terlihat begitu gagah dan sexy. "Apa-apaan dia ini?."

"Kurasa pakai dulu bajumu setelah itu baru panggil." Lirih Jeni mengalihkan pandangan.

Rei mendekat. "Kenapa? apa kau sudah lupa?."

Deg!...

Pertanyaan Rei mampu membuat perasaan Jeni seketika tak karuan, Jee panik ingatannya kembali ke masa lalu. Barusan apa yang dia lontarkan? tunggu? apa tidak salah dengar? tidak mungkin kan?.

"Apa maksudnya?." Lirih Jee berusaha tetap tenang dengan membalas tatapan mata tajam Rei.

Dalam waktu bersamaan..

BRAKK!

Pintu ruang ceo utama terdengar dibuka oleh seseorang. "Rei dimana kau!???."

"Rakha???." Terkejut Jeni saat mendengar suara pria itu yang tiba-tiba ada di sana.

"Huffttt!!!." Jee tak bisa berkata apa-apa lagi saat Rei langsung menutup mulut Jee dan membawanya ke tempat lain.

"Mmmh!?."

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

wahh Gaswattt ini sihhhh...parahhh kamu ketahuan..

2024-08-12

1

Xoeman Diyah

Xoeman Diyah

seruuuuuu.....lanjut Thor?💪💪💪💪

2024-07-07

3

yumna

yumna

rei tadi ngmg apa ya....k jeni....mash blm selsai k.buru rakha dtg

2024-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!