Perjalanan pulang..
"Jee.." Ucap Rakha sambil menyetir.
"Ya?."
"Apa selama diluar jam kerja juga kau harus melayani Rei dengan baik?." Rakha ingin tahu bagaimana kontrak diantara keduanya.
"Bisa dibilang seperti itu, karena bagaimanapun juga dia tetap atasanku. Kenapa?." Balik tanya Jeni.
"Bukan apa-apa hanya saja berlebihan."
"Nggak kok itu tanggung jawabku, masa aku harus bersikap layaknya tuan Rei seperti seorang sahabat?." Ujar Jee dengan sedikit kekehan.
Rakha tak langsung menjawab, memang benar apa yang diucapkan Jee cuma Rakha tak mau ia kecapean dalam melayani kakaknya itu.
"Baiklah."
"Iya."
Namun, melihat tadi saat Rei rela meminjamkan jasnya itu hal langka bagi Rakha. Ia tahu sosok kakaknya bagaimana, bersentuhan dengan orang lain saja ia tak mau ini meminjamkan langsung? padahal Jee dan Rei belum lama terikat pekerjaan.
Mungkin karena Jee dianggap kekasih adiknya makanya seperti itu. Pikir Rakha.
"Eh ngomong-ngomong tadi saat makan malam istrinya tuan Rei tidak ada ya?." Tanya Jeni baru sadar.
"Iya, Cassie sibuk dengan dunia modelnya di LA."
"Berarti tuan Rei sendirian di rumah?." Pikir Jee.
"Oh begitu."
"Kenapa?." Tanya Rakha.
"Nggak, aku kira tetap di sini bersama suaminya."
"Akhir-akhir ini mereka memang renggang, aku mendengarnya dari mama." Jelas Rei.
"Renggang? tapi waktu peresmian kekuasaan mereka tampak harmonis?." Penasaran Jee.
"Entahlah kita tidak tahu dalamnya bagaimana Jee."
"Ah sorry jika aku berlebihan."
"Berlebihan dari mana? aku Rakha Jee bukan Rei jangan apa-apa bilang maaf." Lirih Rakha.
Wanita cantik itu terkekeh. "Hehe iya."
"Sudah sampai."
Mobil mereka tiba di pekarangan rumah Jenifer.
"Oke baiklah."
Jeni hendak turun..
"Jee.." Lirih Rakha.
"Ya?."
Rakha menatap wajah cantik itu dengan dalam. "Aku ingin melakukannya.."
Mendapati gerak-gerik Rakha yang semakin mendekat, Jee tentunya terkejut akan hal itu.
Malam ini Jenifer amat sangat cantik, walaupun hubungan sudah berakhir Rakha tak tahan untuk tak menciumnya. Saat bibir Rakha hendak menempel pada bibir Jeni, jari lentik wanita itu sudah duluan menahannya.
"Rakha, sekarang aku sahabat kamu."
"Jee..." Lirih Rakha tak berdaya dengan wajah memohon.
"Sahabat." Timpal Jee menekankan dengan tersenyum.
Di rasa sudah berlebihan, Rakha pun mundur lagi. "Maaf aku lancang."
"Tak masalah, kalau begitu aku keluar kau hati-hati di jalan ya terimakasih." Lirih Jee seraya langsung keluar mobil.
"Baiklah."
Jee melambaikan tangannya Rakha pun kembali melaju untuk pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu.
"Fyuuhh." Jeni menghela nafas panjang ia mengelus-elus dadanya.
.
Adorn Corp.
Seperti biasa Jee masuk kerja dengan setelan sekretarisnya yang khas, wanita cantik itu sengaja merubah penampilan setelah ganti direktur utama, waktu kepemimpinan pak Bram tidak terlalu formal namun saat bersama Reino ia memilih formal karena melihat bagaimana sikap pemimpin tersebut.
Sebenarnya Rei tak mengharuskan ini itu tapi entah kenapa Jee sengaja, suatu kebanggaan saja ciri khasnya sebagai sekretaris ingin terlihat.
"Sarapannya pak." Jee meletakkannya di atas meja.
"Oke, terimakasih." Rei tak melirik sedikit pun ke arah Jeni, pria itu fokus karena begitu banyak pekerjaan.
Jee sendiri kembali lagi ke ruangannya, banyak data peninjauan dan simulasi berkelanjutan yang harus diselesaikan.
"Bu Jeni?." Panggil Rei.
Karena tidak ada jawaban, Rei menoleh. "Ah rupanya sudah kembali ke ruangan."
Hendak menghubungi namun tiba-tiba Rei mengurungkan niatnya entah karena apa, dilihatnya sarapan yang telah di siapkan, Rei langsung meraih.
Terlihat enak dan tampak menunya berbeda, Rei rasa kantor tak menyiapkan sarapan seperti itu apa mungkin Jeni yang membawakannya?.
Sarapan pun habis, ia suka dengan rasanya.
Tak lama..
Tok tok tok!
"Ya, masuk."
Luke datang melangkah menghampiri sahabatnya yang tengah sibuk.
"Apa ada sesuatu Luke?." Tanya Rei.
Luke duduk di sofa yang tak jauh dari kursi kebesaran CEO. "Coba kau angkat panggilan dari istrimu itu, dia menerorku seharian ini."
"Tidak ada waktu, biarkan saja."
"Dia tak akan berhenti sebelum kau mengangkat, bro." Tak nyaman Luke, ia juga banyak kerjaan menjaga keamanan Adorn Corp dibalik layar sesuai permintaan Reino.
"Ya nanti saja." Balas singkat Rei.
"Oke."
"Ah iya kau tahu?." Luke tampak excited.
"Ada apa?."
"Kemarin sore saat joging aku tak sengaja melihat bu Jeni lewat tapi tak sempat menyapa, rupanya wanita itu suka berolahraga juga." Ujar Luke.
"Pantas saja besar." Pikir Rei yang kembali terbayang lekuk tubuh sempurna Jenifer, terutama bayangan belahan dadanya.
"Aargh!." Frustasi Rei pada diri sendiri sampai merah wajah tampannya itu.
"Kau ini kenapa? sakit?." Luke kembali heran. "Tiba-tiba begini tiba-tiba begitu."
"Tidak! lanjut saja."
"Bener?."
"Iya."
"Oke-oke." Ujar Luke. "Kemarin bu Jeni juga tidak sendirian, ia bersama seorang anak kecil terlihat begitu hangat melihatnya."
Rei yang sedang mengotak-atik komputer mengerutkan kening. "Anak kecil?."
"Ya, seorang anak laki-laki."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Luke jadi Intel juga rupanya untuk Rei, ini jadi penasaran dehh
2024-08-12
1
Dwi Winarni Wina
Rakha tidak tahan ingin mencium bibir jeni namun ditahan sm jeni krn skrg hanya sekedar bersahabat saja,,,
Rey sudah masak bodoh istri dan dah males ngapain aja tdk peduli rey,,,
Gmn ya perasaan rakha suatu saat nanti sampai tahu jeni punya anak dr rey pasti hancur perasaan rakha,,,
rey dan jeni tdk sengaja telah menghabiskan mlm panas dan jingga hamil lahirnya noah,,,
Ayo rey gercap selidiki jeni noah itu anakmu......
2024-07-06
1
yumna
luke selidiki lagi tentang jeni
2024-07-05
0