Hubungan Jee dan Rakha sudah berakhir satu minggu yang lalu, keduanya masih tetap berkomunikasi saling support satu sama lain, Jee masih memiliki hati dengan kondisi Rakha ia benar-benar kembali menata dari awal, Jeni tak jahat ia mau membantu Rakha untuk bisa melupakannya dengan tidak tersiksa.
Sehingga memungkinkan keduanya untuk bisa saling menerima dan tetap berhubungan baik, tidak mudah juga bagi Jee harus mengubur perasaannya demi menghindari rasa sakit lebih dalam.
"Kau akhir-akhir ini semakin sibuk Jee, apa baik-baik saja?." Tanya Rakha lewat telepon.
"Tak apa aman kok, ini sudah jadi tanggung jawabku." Lirih Jeni.
"Biasanya pulang paling lambat jam 8 malam sekarang kenapa hampir jam 10 terus?." Rakha khawatir, ia tahu betapa kerja kerasnya Jeni.
"Banyak proyek baru yang dimulai, dimana kita tidak mungkin membuang waktu sia-sia."
Rakha tak langsung menjawab, sepertinya setelah kepemimpinan kakaknya Adorn Corp berubah dalam setiap aspek pengelolaan demi tujuan-tujuan yang ditargetkan.
Namun tak bisa dipungkiri juga dengan pergantian pemimpin ini nama Reino Arshaka Bernand terus melejit, menjadikan Adorn Corp sebagai perusahaan tingkat pertama di negara ini mengalahkan yang lain termasuk perusahaan papanya Damian.
"Tapi kau harus ingat juga dengan kesehatanmu Jee." Lanjut Rakha.
"Iya jangan khawatir." Kekeh Jeni karena ini sudah jadi hal biasa.
"Ngomong-ngomong ada apa tumben telepon jam segini?." Mulai Jee menanyakan.
"Oh iya akhir pekan sekarang aku ingin mengajakmu untuk makan malam bersama dengan keluargaku, bagaimana? mama terus menanyakan dirimu." Ujar Rakha.
Jee tak langsung menjawab, makan malam keluarga? berarti besar kemungkinan Rei dan istrinya juga bakal ada.
Sebelumnya Jeni belum pernah berinteraksi dengan atasannya di luar kantor, sedikit kebingungan juga wanita itu harus menghadapinya bagaimana.
"Jee?."
Karena tak enak menolak dan suatu kehormatan, akhirnya Jee memilih setuju. "Baiklah kalau begitu, aku juga sudah lama tak bertemu tante."
"Oke, sampai bertemu akhir pekan."
"Iya."
Panggilan pun berakhir..
Jeni menggeliat meregangkan tubuhnya setelah pekerjaan selesai. "Akhirnya beres juga."
Diletakkannya laptop itu.
Tak langsung istirahat Jeni memilih menemui anaknya yang di asuh oleh sepupunya Jara.
"Mommy selesai?."
"Iya selesai, sini." Jee menepuk-nepuk pahanya agar Noah menghampiri.
Dengan antusias anak itu langsung berlari ke pelukan sang mama, bermanja-manja hingga tertawa lepas.
Jara yang melihat tersenyum senang.
"Ra istirahat saja Noah biar sama aku." Ujar Jee.
"Bener? takutnya kak Jee masih ada kerjaan."
"Sudah kok, istirahatlah."
"Baiklah kalau begitu."
"Bye Noah." Jara langsung masuk kamar.
"Bye bye bibi Rara." Balas Noah dengan lucu.
"Nah sekarang Noah juga waktunya belajar sama mommy habis itu tidur ya." Ucap Jee menggendong anaknya ke kamar.
"Baiklah mommy."
Padahal umur Noah masih 2,5 tahun, Jee sebagai ibu tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanamkan pemahaman sedari dini terhadap putra satu-satunya itu, tidak hanya bermain saja semuanya seimbang.
Apalagi melihat potensi Noah yang cerdas, Jee benar-benar ingin membuktikan bahwa walaupun ia single mom Noah harus tumbuh dengan baik dan terarah.
Seorang anak dari direktur utama Adorn Corp tidak mungkin lemah, pikir Jee. "Kau harus berterima kasih kepadaku Rei."
Sebelum bisa berdamai dengan keadaan, Jee begitu murka dan membenci sosok Reino karena ulahnya ia hidup dengan dihantui rasa bersalah terus-menerus.
Namun setelah Noah lahir ia jadi sadar dirinya yang tidak punya siapa-siapa setelah kedua orang tuanya meninggal kini memiliki keluarga dari rahimnya sendiri.
Ini sudah jadi garis takdirnya, Jee semangat dan termotivasi oleh anaknya sendiri dan ia bangga dengan dirinya yang sudah menerima takdir sejauh ini.
.
.
Malam akhir pekan..
"Mel kurasa dress-nya jangan yang ini deh!." Ujar Jee karena lekuk tubuhnya terekspos, belahan dadanya yang kencang dan besar itu juga terlihat begitu sexy nampak ke permukaan, pantas saja selama ini Jeni tutup-tutupi.
"Ini kan makan malam santai Jee bukan formal, sekali-kali kamu mempercantik diri sayang wajah cantik dibiarin gitu saja. Kau juga butuh bersenang-senang." Timpal Melly tak menerima penolakan.
"Bener banget setuju!." Timpal Jara.
Jee menatap dirinya di depan cermin, ya dirinya memang begitu cantik semua bentuk tubuhnya nyaris sempurna. "Tapi makan malam di sana ada om Damian, tante Merry dan...
Jee tak melanjutkan ucapan.
"Pastinya ada atasanku Rei, ini tak sopan Mel." Ujar Jee.
"Banyak alasan kau ini, percaya sama aku ini bukan tak sopan semua pasti suka, pakai outer ini jika merasa terlalu terbuka." Melly memasangkan.
Outer itu hanya menutupi lengan atas dan cuma satu kancing, tapi cukup menutupi dada Jee walaupun tak sepenuhnya.
"Ah baiklah." Pasrah Jeni.
"Bagus."
Karena diluar Rakha sudah menunggu, Jee langsung menghampiri. "Ayo."
Rakha terdiam tak dapat bicara ketika melihat penampilan mantan kekasihnya, apalagi dia ini? apa sengaja membuat dirinya untuk tak bisa move on?.
"Rakha?."
Rakha tak berkedip pipinya merona akan kecantikan Jee.
"Hey?." Jeni membuyarkan.
"Ah iya, ayo yang lain sudah datang."
"Oke."
Melly dan Jara hanya terkekeh melihat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
fsf
salut sama jee walaupun menjadi orang tua tunggal tp selalu semangat
2024-11-30
1
Sri Widjiastuti
Noah g dibawa??
2024-11-12
0
Okto Mulya D.
Kasihan Rakha, jadi ngga jelas tujuan hidupnya, Author mending disandingkan sama Jara saja.
2024-08-12
0