Ruang sekretaris..
Luna sedikit terkejut ketika atasannya tiba duluan di sana. "Wih bu sudah datang saja?." Ujarnya pada Jee.
"Iya Lun dan percuma aku datang sepagi ini!." Ketus Jeni langsung melepaskan jasnya.
"Lah kenapa bu?." Keheranan Luna karena Jee kelihatan begitu kesal tampaknya.
"Ceo baru itu mengujiku pagi-pagi, padahal aku sudah punya anak dan jam segini belum waktunya ke kantor!."
Luna menggaruk kepalanya bingung harus menjawab apa. "Sepertinya benar-benar menguji ya?."
"Ah sudahlah."
"Lun aku mau mandi dulu tidak mungkin seperti ini, buatkan teh hangat ya." Lanjut Jee.
"Oke bu."
Jee lari kecil menuju kamar mandi, sementara Luna hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ada-ada saja."
Karena hanya diberi waktu 15 menit, setelah selesai mandi Jee make up tipis-tipis untuk menyempurnakan penampilannya. Sebenarnya tadi ia tidak pakai apapun saat bertemu Rei, tetapi karena wajahnya yang sudah cantik dan ayu tetap saja tidak ada bedanya.
Setelah selesai siap-siap Jee langsung ke dapur pribadi menyiapkan sarapan untuk atasannya sesuai jadwal.
Tok tok tok!
"Masuk."
Jee masuk ke dalam melangkah dan meletakkan sarapan di meja kerja Rei. "Sarapan dulu tuan."
"Terimakasih."
Rei melirik Jee yang penampilannya beda dari sebelumnya. "Kau ganti baju?."
"Ya, karena saya tadi buru-buru jadi tidak sempat mandi." Sengaja Jenifer blak-blakan.
"Oh."
Dirasa penyebab Jee tidak mandi adalah karena dirinya, Rei sebenarnya merasa lucu tapi tetap saja wajahnya terlihat sangar.
"Jenifer Felicia, kau sudah baca semua tugasmu terhadap diriku apa saja bukan?." Mulai Rei.
"Sudah tuan jangan khawatir."
"Oke laksanakan dan layani dengan baik!." Tegas Rei.
"Iya."
Setelah menyiapkan sarapan Jee langsung kembali ke ruang sekretaris yang berada di samping ruang direktur utama untuk melakukan tanggung jawabnya seperti biasa.
Karena hari ini ada jadwal meeting perdana yang dilakukan Rei, Jee langsung masuk kembali ke dalam ruang direktur utama.
"Tuan ini data-datanya silahkan, meeting siap dalam 10 menit lagi." Lapor Jee.
Rei melihat hasil kinerja wanita itu rupanya benar ada potensi besar dalam diri Jeni. "Oke jangan buang-buang waktu!."
Melihat dasi Rei kurang rapi Jeni merasa gatal, tapi ini tidak ada dalam tugasnya. "Tuan." Tahan Jee.
"Apalagi?."
"Maaf itu dasinya." Tak enak Jeni.
Rei langsung melihat ke bawah.
"Sekali lagi maaf saya izin merapikan." Karena mengingat waktu dengan cekatan Jeni langsung saja merapikan dasi Rei, sedikit canggung bagi Jeni namun karena atasannya ini sudah jadi tanggung jawab maka ia sebisa mungkin harus menjadi pelengkap.
Dengan jarak itu Rei tak berkutik, aroma tubuh Jeni dapat ia rasakan dan ia biarkan begitu saja Jee untuk merapikan dasi.
Padahal selama bertahun-tahun Rei berkecimpung di dunia kerja, tak seorang pun ia biarkan sembarang disentuh orang lain apalagi seorang wanita.
"Sudah tuan, mari." Jee langsung menjauh kembali. Benar-benar profesional.
Rei langsung melihat dirinya pada cermin besar. "Hm, bagus juga."
Pria itu berjalan duluan diikuti Jeni.
Jee mengatur nafasnya pelan, saat tadi mencium aroma tubuh Rei dalam jarak dekat ia kembali teringat tragedi malam itu. "Sudah ku bilang, ini mengganggu konsentrasi ku!." Batinnya menjerit.
"Sudahlah, anggap angin."
Rapat berjalan dengan baik dan lancar, kepemimpinan Rei ternyata berbeda jauh dengan pak Bram walaupun sama-sama satu tujuan.
Ternyata Jee kini dapat melihat betapa tegas, terstruktur, dan dinginnya Rei dalam rapat untuk memajukan perusahaan. Ia tak segan-segan bengis dan tak berperasaan ketika bawahannya melakukan kesalahan fatal, benar-benar disiplin.
Waktu terus berjalan hingga rapat pun usai.
.
.
Mansion keluarga Bernand.
"Mama mendapati kabar dari Luke pah, katanya Cassie kembali ke LA sendirian." Ujar Merry pada suaminya.
Damian yang sibuk dengan laptopnya langsung melepas kacamata. "Kenapa Rei tak bilang apa-apa kepada kita?."
"Sepertinya ada masalah lagi."
Merry menghela nafas panjang. "Apa karena perjodohan itu? sampai anak kita seperti terpaksa menerima pernikahan."
"Cassie tetap tidak mau lepas dari dunia modelnya, sebenarnya tak masalah tapi yang jadi masalah anak itu sepertinya tak mau mengandung karena akan begitu mengganggu." Jelas Merry.
"Fyuuhh." Damian dibuat kepikiran akhir-akhir ini dengan rumah tangga anak pertamanya, ada rasa penyesalan dalam diri karena dulu memaksa.
"Papa akan mencoba bertanya lagi pada Rei, setelah itu akan ku temui keluarga Cassie di LA." Ujarnya. "Saat ini Rei tengah sibuk."
"Baiklah."
Byurrr!
Di halaman samping Rakha melompat ke dalam kolam renang, Merry dan Damian memperhatikannya dari dalam.
"Itu anak satu juga sudah hampir satu minggu tampak tak bergairah, ada apa sebenarnya?." Lirih Merry.
"Biasanya Rakha suka curhat sama mama, apa dia belum mengatakan apa-apa?."
Merry menggeleng.
Kedua anak kembarnya tampak seperti sedang dalam masalah, Merry dan Damian resah harus dari mana dulu mereka memilih untuk memberikan waktu saja kepada keduanya.
Malam pukul 20:35
Luna sudah duluan pulang, Jee juga sudah bersiap-siap. "Akhirnya beres juga, melelahkan sekali."
Wanita cantik itu berencana sesampainya di rumah akan tidur langsung untuk istirahat meregangkan ototnya, sebelum turun ke bawah Jee menatap ruang direktur utama.
"Apa dia sudah pulang?."
"Ck, kalau tiba-tiba pergi bisa dicap tak sopan lagi."
Jee memilih masuk ke dalam untuk memastikan, dilihatnya Rei tidak ada di kursi kebesarannya namun ia tampak tidur di sofa masih menggunakan kemeja kerja.
"Kenapa dia tidak pulang?." Pikir Jee, ia terdiam.
Namun wanita itu tak lama langsung masuk ke dalam kamar pribadi Rei mengambilkan selimut, dengan perlahan Jee menyelimuti Rei.
Di tatapnya lama setelah itu Jee melangkah pelan untuk pulang.
"Lancang jika kau pergi meninggalkan atasan..."
"Eh?."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Yee Rei penasaran nihh sama Jeni, kenapa bau parfum itu sama dengan wanita malam ituu
2024-08-12
0
yumna
rei sengaja kayanya mau ngerjain jje
2024-07-04
2
Dwi Winarni Wina
Jenifer sangat bagus kinerjanya dan profesional dan sangat cekatan rey sangat puas melihat kinerja jenifer,,,
lama2 keduanya bs cinlok dan apa lagi rey dan jenifer telah memiliki anak....lanjut thor...
2024-07-04
2