Episode 7

.

Hari ini hari libur..

Jenifer seperti biasa meluangkan waktunya untuk jogging disekitaran kompleks dengan membawa Noah pada stroller, hal ini dilakukan untuk kebugaran dan stamina tubuhnya agar tetap terus terjaga.

"Mommy capek?." Tanya Noah dengan ceria dan lucunya.

"Tidak sayang, ini menyegarkan."

"Yasudah."

Tak berselang lama dari depan sana Jeni dan Noah berpapasan dengan sepasang keluarga terdiri dari ayah dan ibu juga seorang anak perempuan kecil lewat.

Noah yang masih kecil itu menoleh sampai mereka lewat.

"Mommy mommy, yang satunya lagi itu daddy-nya ya?."

Jeni menoleh mengikuti pandangan putranya. "Iya, memangnya kenapa Noah?."

"Noah daddy-nya mana?."

Jeni mengerutkan kening, kenapa akhir-akhir ini anaknya sering mengatakan kata daddy?. "Mommy bisa jadi dua, bisa jadi mommy bisa jadi daddy juga buat Noah."

"Tapi kata bibi Jara Noah diciptakan oleh dua orang, tapi selama ini cuma satu mommy."

"Apa mommy membuat Noah sama bibi Jara?."

"Ya ampun!."

Jenifer menepuk jidatnya mendengar apa yang dilontarkan sang anak. Dasar Jara, sudah tahu anaknya itu pikirannya kritis walaupun masih kecil Noah ini cerdas jadi kalau semisal ada hal yang belum terjawab dia pasti akan menanyakannya sampai puas.

"Lupakan apa yang bibi Jara katakan ya, ingat mommy jangan membahas daddy lagi oke?."

"Dan bibi Jara bukan daddy kamu, dia perempuan."

"Apa daddy Noah yang sering datang ke rumah?."

Jenifer terdiam, memang mirip sebenarnya Rakha dengan Rei tapi tidak mungkin Jeni mengatakannya.

"Beberapa tahun lagi kamu akan tahu ya, sekarang belum bisa." Lembut Jeni agar Noah mengerti.

"Baiklah mommy." Patuh Noah tersenyum hingga matanya hilang, menggemaskan sekali.

"Sip hebat anak mommy."

Setelah puas jalan santai dan berjemur, Jeni dan Noah kembali lagi ke rumah.

Noah dimandikan setelah itu baru ia main di ruangan khusus main, hari ini Jara ke kampus jadi Jenifer tetap di rumah menikmati akhir pekannya dengan sang anak.

Sebagai seorang sekretaris dari petinggi perusahaan ternama, Jeni tentunya tak lepas dengan iPad di tangan, ia selalu memeriksa dan memantau data perkembangan perusahaan juga jadwal-jadwal.

Seperti biasa jari lentik itu mengotak-ngatik apa yang harus diselesaikan.

Dalam waktu bersamaan handphone Jeni berdering, rupanya itu dari pak Bram.

"Pagi pak."

"Ya, pagi Jee."

"Pada minggu ini penyerahan kekuasaan akan dilaksanakan di perusahaan, atur jadwalnya sebaik mungkin." Ucap pak Bram.

"Secepat ini pak? bukannya minggu depan?." Tanya ulang Jee.

"Ada pembaruan karena calon pemimpin kita sudah ada di sini, beliau mengonfirmasikan."

"Reino sudah di sini?." Batin Jee bertanya seolah tak percaya sebentar lagi ia akan berbakti pada orang yang paling begitu ia hindari.

"Jee? hallo?."

"Oh iya baik pak saya atur semuanya."

"Oke, saya kirim data pribadi tuan Rei setelah itu mulai hubungi beliau untuk memulai komunikasi dan kamu tahu apa yang harus dilakukan." Ujar Bram.

"Iya pak jangan khawatir."

"Bagus."

Panggilan pun berakhir..

Jee terkulai lemas. "Jangan khawatir apanya? sepertinya dari minggu sekarang hari-hariku tidak tenang."

Wanita cantik itu meratapi nasib sendiri, ia diam bergelut dengan pikiran.

Tak lama data pribadi Rei masuk dari Bram, Jeni harus tetap profesional jadi ia sebisa mungkin tak menggubris kekhawatirannya.

Dibukanya data itu, semua tentang Reino Bernand ada. Dengan seksama Jee mengamati dengan baik.

"Benar, dia sudah menikah." Lirih Jee saat melihat nama Cassie sebagai istrinya.

"Oke ini hanya kekhawatiranmu sendiri, jadi ayo mulai lagi dengan kehidupan baru." Ucap Jee menyemangati diri langsung meraih handphone untuk memberikan pesan pribadi pada calon atasannya itu.

.

Setelah berkunjung beberapa hari pada kedua orang tuanya, kini Rei akan kembali menempati rumahnya yang sudah ditinggalkan beberapa bulan bolak-balik LA-Indonesia.

Dua orang pembantu, Merry pekerjaan di rumah putra pertamanya itu untuk membantu merawat.

Malam itu..

Dengan anggun Cassie yang hanya mengenakan lingerie membawakan teh hangat pada Rei yang tampak sibuk pada layar laptopnya.

"Honey..."

Rei menoleh.

"Ini minumlah." Cassie meletakkan secangkir teh hangat itu di atas meja kerja Rei.

"Oke terimakasih." Rei kembali melanjutkan pekerjaan.

Wanita itu masuk ke dalam kungkungan Rei duduk di atas pangkuan dengan tangannya yang melingkar pada leher. "Suasananya mendukung aku butuh sentuhan mu honey."

"Katakan apa maumu jangan basa-basi."

Cassie mengerutkan kening, suaminya ini semakin hari semakin menunjukkan ketidaksukaan nya.

"Jangan seperti ini, ada apa? apa aku melakukan kesalahan?." Ujar Cassie dengan manja mengelus dada kekar itu.

"Introspeksi diri lah aku tidak ada waktu untuk menjelaskan." Dingin Rei.

Cassie terdiam ia paham namun memilih tak peduli kalau harus membahas soal anak, ia tak berucap lagi namun bibirnya lihai menciumi leher suaminya. "Ayo, kita sudah lama tak melakukannya."

"Turunlah! jangan sampai aku kasar, aku sedang sibuk." Lanjut Rei.

Cassie mengepalkan tangannya kesal, tanpa berucap lagi ia pun berdiri dari pangkuan suaminya.

Rei kembali melanjutkan pekerjaan, terlihat ada beberapa pesan pribadi masuk ia pun langsung membukanya.

"Jenifer Felicia.."

Terpopuler

Comments

fsf

fsf

apa Rei ingat kejadian itu

2024-11-30

0

Istiqomah Al mahdi

Istiqomah Al mahdi

🤭🤭🤭🤭🤭

2024-10-10

0

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Degh..kepo dehh si Reino

2024-08-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!