20. Akhirnya

Kondisi kaki flora yang masih di gips membuat keduanya masih harus bersabar untuk ritual penyatuhan keduanya dalam artian yang sebenarnya .

momen romantis penuh gairah yang sering Meraka lakukan berakhir dengan wajah Ginta yang tersiksa karena harus menahan yang seharusnya dilepaskan.

hari ini Ginta sudah harus kembali bekerja , tapi ia dilanda kekhwatiran bagaimana jika flora hendak ke kamar mandi , siapa yang akan menggendongnya , ia pusing tapi ia juga sudah izin seminggu lebih .

" tenang saja kak ...kan ada kruk yang bisa Flo gunakan " Flora menenangkan suaminya yang sedikit risau .

" yakin ? " tanya Ginta

" iyaa...." Jawab Flora yakin

" tetapi aku yang kuwatir , bagaimana kamu nanti kekamar mandi ? ikut aku kerja saja bagaimana ? " tawar Ginta

Flora hanya tersenyum .

" nope , percayalah ! aku bukan anak kecil ,aku bisa sendiri ,kalau aku ikut kakak ,yang ada kakak cuma mengurusi aku tetapi tidak bekerja "

Flora meraih tangannya suaminya lalu mengecup dengan bibirnya bukan dengan hidungnya .

seketika mata Ginta yang berada dibalik kaca mata itu membulat dengan kelakuan iseng istrinya.

" jangan mulai Flo ,kamu tahu karena kamu yang ....sudah Flo jangan membuat kakak gak jadi kerja nich " Ginta mengacak rambut Flora lalu melangkah keluar kamar dan menuju mobilnya yang di kemudikan pak Budi untuk mengantarnya ke tempat kerja.

*

*

Sore ini gips yang melindungi kaki Flora agar proses kesembuhannya bisa maksimal akan dibuka .

keduanya sangat tidak sabar menunggu saat itu .

" coba gerakkan secara perlahan ya " ucap dokter Dwi begitu gips di kaki Flora sudah di buka.

Flora melakukan apa yang dokter Dwi perintahkan .

ia melangkah perlahan , ada senyum di sudut bibirnya

" bagaimana ? masih terasa nyeri ? " tanya dokter Dwi .

" hanya sedikit " jawab Flora tersenyum manis

".wajar ,karena sudah lebih dari dua pekan tidak digerakkan , berlatih terus secara perlahan , insha Alloh ...nyerinya perlahan akan menghilang ! "

Ginta dan Flora langsung pulang setelah keluar dari ruangan dokter Dwi .

sepulang dari rumah sakit keduanya tidak lagi keluar dari kamar .

Kek Johan dan Nek Sarah yang masih belum kembali pulang ke perkebunan semenjak Flora kecelakaan juga tidak mengusik keduanya .

pasangan usia senja itu cukup pengertian untuk memberikan waktu bagi keduanya .

" kak " Flora memeluk Ginta dari belakang saat suaminya baru keluar dari kamar mandi hanya menggunakan celana tidurnya tanpa menggunakan baju.

Flora yang lebih dulu mandi dari pada Ginta masih memakai bathrobe-nya tanpa berganti pakaian .

Ginta hanya membalikkan tubuhnya dan menatap Flora dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Ginta tahu jika bukan hanya dia yang sangat menginginkan penyatuhan cinta mereka secara utuh tetapi Flora juga , setelah tertunda hampir dua bulan.

Ginta mengangkat dagu Flora dengan menjepitkan jari telunjuk dan ibu jarinya .

Ginta mengecup dahi Flora cukup lama , ia sangat bersyukur karena Flora mau menikah dengannya tanpa syarat ,disaat Ginta yang kala itu belum sembuh dari kebisuan dan kelumpuhannya , wanita ini tidak memperdulikannya .

" i love you ,Flo " bisik Ginta pelan sebelum menyentuh bibir Flora dengan ciuman yang lembut dan dalam .

tanpa melepaskan ciumannya Ginta menggiring Flora mendekat kearah ranjang , mendorongnya pelan hingga jatuh telentang diatas ranjang dan mulai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami .

Flora menangis bahagia ketika pertahanan itu sudah berhasil Ginta masuki ,bibirnya tersenyum dan menggigit dada Ginta kuat saat rasa sakit itu dirasakan bukan hanya di bawah sana tetapi sampai ke ulu hatinya

" maaf ! " ucap Ginta dengan suaranya yang parau

Flora hanya menggelengkan kepala .

"aku bahagia kak " ujar Flora menarik leher Ginta mendekat kedada-nya.

▫️

▫️

▫️

💞💞💞💞💞

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***