Didalam toilet..
Dista berulang kali membasuh wajahnya dengan air, terus saja seperti itu untuk mengurangi kegugupannya. Sungguh Dista tidak menyangka jika Vania sepertinya sangat dekat dengan Lingga. Tapi, disebalik hati Dista suka dengan sikap ramah dan baik yang Vania miliki.
Selain itu, Dista juga membutuhkan pekerjaan ini sebagai penyambung hidupnya. Kala sedang asyik melamun, pintu toilet ada yang mengetuk. Dahi Dista mengernyit bingung, karna ia ingat sekali jika toilet disini banyak dan tidak memungkinkan semua terisi penuh.
Pintu terus diketuk membuat Dista menjadikan risih sendiri, ia pun cepat-cepat merapikan jilbabnya yang sedikit berantakan. Lalu, bergegas membuka pintu memang ingin keluar dari sana. Tapi, kala Dista membuka pintu tiba-tiba saja Lingga masuk begitu saja.
Bahkan langsung mengarahkan tangan Dista untuk menutup kembali pintu. Tentu saja Dista terkejut, karna Lingga bisa berada di toilet wanita.
“Tuan, ini toilet wanita.. Kau tidak boleh sembarangan masuk_”
“Heh, kau yang salah masuk!” Potong Lingga, ia menunjukkan ke arah gambar yang mana berhasil membuat Dista terkejut.
Mungkin karna terlalu terkejut dengan kedekatan Vania dan Lingga membuat Dista menjadi tidak fokus.
“Dengar, jangan sampai kau melukai Vania ku. Dia adalah wanita ku, jangan sampai dia terluka atau bahkan marah karna ulahmu.” Ancam Lingga yang mana Dista bingung akan itu.
“Kak Vania sendiri mengatakan tadi, bahwa dia akan bertunangan dengan kekasihnya yang bernama Aldo. Bagaimana bisa_awwwwssssss!”
Tiba-tiba saja tangan Lingga mencengkam leher Dista dengan sangat kuat, hingga Dista ter batuk-batuk. “Sekali lagi kau ikut campur, maka aku akan membunuh mu diwaktu itu juga!” Ancam Lingga dengan tatapan super membunuh kepada Dista.
Dista memegang tangan Lingga yang masih mencekik lehernya, is berusaha melepas diri. Melihat wajah pucat Dista barulah Lingga melepaskan cengkraman nya. Barulah Dista bisa bernapas dengan baik, sungguh Dista tidak tahu pria seperti apa Lingga ini.
•
Dista kembali dari toilet dengan senyuman yang dipaksakan agar Vania tidak curiga. Vania bahkan langsung tersenyum kala melihat raut kebahagiaan dari Dista. Karna sungguh Vania takut kalau Dista akan sakit hati dengan perlakuan dari Lingga tadi.
“Kita akan diantar Aldo, seperti biasa dia sudah menunggu dibawah.” Ucap Vania, ia mengajak Dista untuk segera pergi menuju lantai bawah. Dista mengangguk mantap, ia sungguh ingin pulang sekarang juga.
Di sepanjang perjalanan menuju ke lantai bawah, Dista terus menatap Vania. Ia merasa Vania wajar saja dicintai oleh Lingga, karna wanita itu sungguh cantik dan menawan. Hanya saja orang sebaik Vania bagaimana bisa menjalani hubungan dengan sosok Lingga yang semena-mena itu.
“Ah aku rasa, Lingga hanya semena-mena padaku saja..” Gumam Dista didalam hati.
“Tunggu, ponselku berbunyi..” Vania meraih tangan Dista untuk berhenti melangkah. Dista pun diam memperhatikan Vania yang sibuk berbicara dengan ponselnya. “Hem, seperti biasa Aldo ada meeting mendadak. Jadi, kita pulang sendiri deh.” Ujar Vania yang diangguki mantap oleh Dista.
“Nona Vania..” Sapa Malik, ntah sejak kapan pria itu muncul dengan senyuman manisnya. Dista sungguh terpesona dengan ketampanan dari Malik, jujur ia sedikit mengagumi pria itu.
“Ada apa, Malik?”
“Tuan menyuruh saya untuk mengajak anda pulang bersama, dia sedang menunggu di mobil.” Ucap Malik yang mana Vania langsung berdecak kesal lain dengan Dista yang berharap agar Vania tidak mau pulang bersama pria itu.
“Katakan pada Tuan mu, aku bawa mobil dan_”
“Mobilmu sudah dibawa pulang oleh orang Tuan Muda, jadi kau tidak ada apapun sekarang untuk menuju pulang.” Malik memotong pembicaraan Vania. Sungguh Vania terkejut dengan perbuatan Lingga yang sesukanya saja.
“Itu orang memang kurang akhlak, bisa-bisanya berbuat semaunya seperti itu!” Umpat Vania, dengan raut wajah yang kesal ia melangkah begitu saja meninggalkan Dista yang masih bingung.
Dista terus menatap kepergian Vania yang sepertinya akan marah sekali dengan Lingga.
“Bagaimana bisa kau mengenal Vania, nona?” Tanya Malik hingga pecahlah lamunan Dista.
Mata indah Dista melihat kearah Malik, hanya sebentar. Ia menunduk karna merasakan debaran yang tidak biasa kala memandang wajah Malik yang sungguh rupawan.
“Aku tidak sengaja menemukan toko miliknya yang sedang mencari karyawan.” Jawab Dista dengan masih menunduk.
Timbul senyuman manis dibibir Malik, sebenarnya ia kagum dengan segala hal yang ada pada diri Dista. Balutan hijab itu benar-benar menambah kecantikan Dista yang sungguh rupawan. Tatapan mata Malik menyipit kala melihat tangan Dista yang sepertinya terluka.
“Ada apa dengan tangan mu, Nona?” Tanya Malik yang bahkan spontan memegang tangan Dista.
Dista terkejut tentunya, ia langsung pelan-pelan melepaskan tangannya dari pegangan tangan Malik. “Maaf, kita tidak mukhrim..” Kata Dista.
Malik tidak sakit hati, ia tertawa kecil. Sungguh Dista menggemaskan dimatanya, ia tersenyum sambil menunduk agar bisa menatap wajah Dista sepenuhnya.
“Maaf, aku kebablasan tadi.. Hem, apakah tangan nona dilukai Tuan Muda?” Tanya Malik lagi.
“Sebenarnya tidak dia yang membuat luka ini, hanya aku yang tidak hati-hati saja.” Jawaban Dista cukup masuk akal, ia memang tidak mau mengumbar aib suaminya sendiri.
“Kau sungguh mengagumkan, nona..” Puji Malik di dalam hati.
Dista tersadar bahwa Vania sudah jauh darinya sekarang. Cepat cepat Dista berjalan cepat mengejar Vania yang ntah sudah kemana, sementara Malik yang ditinggal begitu saja hanya tertawa kecil.
“Dia unik dan sholehah, bahkan kebusukan suami seperti itu.. Masih disembunyikan juga.” Puji Malik pada bayangan Dista yang sudah menjauh darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sweet Girl
Seleding aja tu Lingga, Malik...
rebut Dista.
2024-11-22
0
Valen Angelina
malik selamatkan lah nonamu.. majikan mu lagi buta soalnya
2024-07-12
2