"AAAGGHHH!"
Rambut Calista dijambak dari belakang, Calista menyikut perut dan menginjak kaki Asti. Pegangan tangan Asti terlepas, Calista memegang kulit kepalanya yang perih.
BUGH!
Calista mendapatkan pukulan di pipinya dari Asti. Calista sudah tersulut emosi. Calista menyerang Asti dan ketiga temannya. Perkelahian tidak dapat dihindari. Calista memukul, menendang temannya satu persatu.
"Loe Calista harus bertanggungjawab!" teriak Asti sembari memegang perutnya yang sakit.
"Loe semua yang memukul Chika. Loe semua bego, bodoh, langsung memukuli Chika. Itu bukan salah gue! Gue tidak pernah menyuruh loe semua mukul Chika! Rasain, loe semua akan ditahan di kantor polisi!" Calista memandangi satu persatu wajah temannya yang bonyok.
Asti dan teman-temannya memilih bubar, pulang ke rumah mereka masing-masing. Mereka tidak ingin menambah masalah baru dengan Calista. Mereka sungguh menyesal mengapa saat itu memukuli Chika hanya karena melihat Calista menangis.
Calista pun memilih pulang ke rumah dengan memesan taxi online. Calista membuang rasa malunya. Calista tidak punya pilihan selain pulang ke rumah. Calista tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain Aaron, Chika dan Bu Soraya yang selama ini menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri.
Calista berdiri di depan pintu rumah dan memencet bel. Bu Soraya membukakan pintu dan terkejut melihat rambut, wajah Calista berantakan dan lebam. Calista menangis langsung memeluk Bu Soraya. Bu Soraya menarik Calista ke ruang tamu. Bu Soraya mengambil perlengkapan P3K dan mengobati luka-luka di wajah dan di lengan Calista.
Calista menangis, menyesali perbuatannya. Bu Soraya sangat baik terhadapnya. Bu Soraya sama sekali tidak bertanya apa yang terjadi pada dirinya. Bu Soraya hanya bertanya apakah Calista sudah makan. Calista hanya menganggukkan kepalanya.
Bu Soraya memasukkan koper besar Calista ke dalam kamarnya dan menyuruh Calista beristirahat karena hari sudah larut malam. Calista menurut dan masuk ke dalam kamar. Calista hanya bisa menangis, menyesali perbuatannya. Karena cemburu, Chika jadi terluka. Selama ini Chika selalu baik padanya. Calista merasa lelah dan akhirnya terlelap.
🌑 Keesokan harinya di rumah sakit.
Keenan dan Aaron kedatangan tamu pagi-pagi buta. Mereka adalah keempat teman Calista bersama kedua orang tua mereka masing-masing. Keempat gadis itu menceritakan kronologis kejadian tadi malam. Mereka kasihan melihat Calista yang sedih karena kembarannya merebut kekasihnya.
Saat itu Calista hanya menangis dan tidak sekalipun meminta mereka untuk mengeroyok Chika. Itu murni rasa setia kawan mereka kepada Calista. Mereka semua menyesal dan meminta maaf kepada Chika, Keenan dan Aaron. Dan para orang tua mereka pun meminta maaf untuk mereka dan memohon damai kepada Chika, Aaron dan Keenan.
Dan di momen itu Chika sekali lagi menegaskan kepada mereka, dirinya bukan pelakor. Chika meminta tolong kepada mereka agar jangan pernah lagi memberi gelar 'pelakor' kepada dirinya. Karena selama ini tidak ada bukti yang menyatakan Chika adalah pelakor. Sekali lagi Chika mendengar kata 'pelakor' dari mulut mereka, Chika tidak akan tinggal diam.
"Maaf, maafin kami Chika. Kami janji tidak akan mengulangi kesalahan kami. Dan terima kasih atas kebaikanmu kepada kami," ucap Asti mewakili teman-temannya.
Asti, keempat temannya bersama orang tua mereka meninggalkan rumah sakit. Chika merasa sedih karena julukan 'pelakor' masih melekat pada dirinya. Aaron dan Keenan menghiburnya.
Pintu ruangan Chika diketuk, semua pandangan mengarah ke sana. Calista dengan tertunduk lesu melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan berdiri di samping Chika. Aaron dan Keenan duduk menjauh ke sofa memberi kesempatan mereka untuk bicara.
"Chika, maaf."
"Maaf kenapa?" Chika memandangi wajah Calista yang lebam.
"Chika, sebenarnya aku menyukai Bang Ke,"
Aaron beranjak dari tempat duduknya, Keenan menahan tubuh Aaron agar kembali ke tempatnya semula. Keenan menggelengkan kepala. Aaron dengan perasaan was-was dengan keadaan Chika akhirnya duduk kembali ke tempatnya.
"Sejak pertemuan pertama kami, aku sudah menyukai Bang Ke. Tapi cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku cemburu, sakit hati, melihat kalian bersama. Tidak hanya itu, aku juga iri melihat orang-orang menyukaimu. Dan tadi malam aku sangat cemburu melihat kemesraan kalian." Calista memberanikan diri menatap ke arah Aaron dan Keenan.
"Bang Aar benar. Aku belum dewasa. Maafin aku Bang. Dan Bang Ke, jujur aku menyukai Bang Ke, tapi sekarang perasaanku pada Bang Ke hanya sebatas saudara tidak lebih. Chika memang pantas untuk Bang Ke. Tolong maafin aku Bang Ke dan bahagiakan Chika." Calista menundukkan setengah badannya.
Aaron berdiri dan memeluk Calista sembari mengusap punggungnya. Calista menangis di dalam pelukan Aaron. Nampak penyesalan terdalam yang terlukis dari wajahnya. Aaron bersyukur Calista sudah menyadari kesalahannya. Aaron harap Calista kali ini benar-benar menyesali perbuatannya dan merelakan Keenan sepenuhnya.
"Calista, aku lelah, aku muak mendengar kata-kata 'pelakor' yang seakan ditujukan untuk diri kita. Aku ingin mencari orang yang telah membuat kita begini," kata Chika.
"Aku juga sama. Selama ini aku berusaha mencari tahu siapa dalang semua ini," ujar Calista.
"Chika, hmmm, maafin aku. Aku janji tidak akan pernah merebut Bang Ke lagi. Maafin aku, karena aku kamu jadi begini, hiks," Calista memeluk Chika.
"Iya, aku maafin. Terima kasih karena kamu merelakan Kak Keenan untukku." Chika membalas pelukan Calista.
"Calista," panggil Keenan.
"Iya Bang Ke," Calista menyeka butiran bening di sudut matanya.
"Bisa tidak jangan panggil Bang Ke? Rasanya gimana gitu gak enak banget didengar," Keenan mengucek-ngucek telinganya.
"Ha, ha, ha," mereka semua tertawa bersama mencairkan suasana.
Calista mendapatkan panggilan dari seseorang. Orang itu mengirim lokasi ke aplikasi hijau milik Calista. Calista meminta tolong Aaron untuk mengantarnya ke sana. Calista beberapa bulan yang lalu membayar seseorang untuk menyelidiki keluarganya yang ada di Kota A. Orang itu sering melihat seorang wanita bertemu dengan adik Calista yang bernama Vara. Vara terlihat akrab dengannya.
Dan menurut kabar dari orang itu, mamanya Calista beberapa minggu terakhir tidak terlihat. Papanya sering keluar kota dan Vara selalu bertemu dengan wanita itu hampir setiap hari di suatu tempat. Kadang mereka shopping di mall, makan siang bersama. Tapi Vara tidak pernah mengajaknya ke rumah. Dan sekarang wanita itu berada di Kota E.
"Apa informasinya bisa dipercaya?" tanya Aaron.
"Aku percaya Bang. Karena dia adalah sahabatku. Dan maaf, uang yang sering Bang Aar kasih sebagian aku pakai untuk membayar jasanya. Jujur Bang, dia sama sekali tidak meminta imbalan. Tapi sebagai sahabat, aku menghargai jerih payahnya."
"Terima kasih Calista, Bang Aar ikhlas. Karena kamu kita bisa mencari keberadaan Mama kandung kita. Dan Bang Aar bersama Keenan juga masih mencari orang yang telah memfitnah kalian berdua."
"Bang, ayo. Kita cari tahu wanita itu, keburu orangnya kabur," ajak Calista.
Aaron, Calista pergi meninggalkan rumah sakit. Tersisa Keenan dan Chika di ruangan. Dari balik pintu ruangan Chika, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan. Chika menoleh ke arah pintu.
"Keenan, Keenan, apakah itu kamu? Keenan!" seorang gadis berlari masuk ke dalam ruangan Chika dan memeluk Keenan.
"Shinta," Keenan juga memeluk erat gadis itu.
Chika merasakan nyeri di dada dan di kepalanya. Napas Chika terasa sesak, pandangan Chika menghitam, Chika tak sadarkan diri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Queen
😱😱😱😱
2024-07-22
1
Queen
🤣🤣🤣🤣 busuk
2024-07-22
1
Queen
Bang Ke 🤣
2024-07-22
1