Keenan tiba di depan restoran tempat Chika bekerja. Dari kaca besar restoran nampak dengan jelas Chika sibuk melayani pelanggan. Tidak sedikit cowok-cowok yang terlihat menggoda Chika.
Chika memang gadis yang menarik, kulitnya putih, rambutnya berwarna coklat panjang dengan bagian bawah sedikit bergelombang. Tingginya 165 cm, wajahnya cantik, berbulu mata lentik. Keenan sempat cemburu ketika cowok-cowok itu mengambil foto Chika secara sembunyi-sembunyi.
Waktu kerja Chika berakhir, Chika sudah berganti pakaian. Keenan menelpon Chika dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
"Maaf Ka, sudah lama nunggu?" Chika menutup pintu mobil dan menghadap ke arah Keenan.
"Iya gak apa. Aku gak mau ganggu kerja kamu. Mana ponselmu?" Keenan memberikan ponselnya kepada Chika.
Chika mengernyitkan keningnya, mereka saling bertukar ponsel. Chika membaca setiap pesan dari Keenan yang hanya bercentang satu dan melihat berpuluh-puluh kali panggilan di aplikasi hijau milik Keenan. Chika juga membaca chatt yang dikirim Keenan kepada Calista.
Chika tidak pernah menyangka Calista akan mengirimkan foto-foto kebersamaan Chika dengan teman-temannya kepada Keenan. Dan dari kata-kata Calista seperti ingin menjatuhkan Chika. Calista juga tidak menyampaikan pesan dari Keenan untuk dirinya.
"Chika, kamu memblokir kontakku," Keenan menatap Chika.
"Sumpah Ka, aku tidak melakukannya." Chika mengangkat dua jarinya.
"Iya sayang, aku percaya. Karena aku melihat usahamu untuk mengirimkan pesan padaku. Biarkan jangan dibuka blokirnya."
"Maksud Kak Keenan? Kita gak usah kirim pesan gitu?"
"Bukan begitu sayang, aku curiga pada seseorang. Kamu gunakan ponsel ini untuk menghubungiku. Dan ini nomor pribadiku. Cuman kamu dan Roy yang tau." Keenan memberikan ponsel untuk Chika.
"Kak Keenan curiga sama siapa?"
"Maafin aku Chika. Aku mencurigai Calista."
Keenan bercerita ketika di Kota A mengunjungi Calista bersama Aaron. Sejak pertemuan pertama mereka, Keenan sudah merasa Calista suka padanya. Dan ketika mereka mengunjungi Kak Alya di rumah sakit, Calista seperti mendapat dukungan dari Kak Alya. Tapi Keenan dengan jelas menunjukkan ketidak tertarikkannya kepada Calista. Dan di saat itu Kak Alya mengerti dengan isyarat Keenan.
Keenan tadi malam juga video call dengan Kak Alya memberi kabar gembira, karena Keenan sekarang menjalin cinta dengan seseorang. Keenan juga menunjukkan foto Chika yang Keenan ambil diam-diam. Kak Alya bertanya apakah itu Calista. Keenan bilang itu adalah Chika saudara kembar Calista. Kak Alya mengerti alasan mengapa dulu Keenan tidak tertarik pada Calista. Walaupun wajah mereka sama, tapi perasaan Keenan hanya untuk Chika.
Setelah mendengar cerita Keenan, Chika terdiam. Chika memikirkan Calista saudara kembarnya yang baru saja dipertemukan. Baru beberapa minggu mereka tinggal bersama, mereka diuji dalam masalah cinta. Mereka mencintai satu pria yang sama. Tapi Chika lebih beruntung karena cintanya berbalas.
Keenan memegang tangan Chika. Keenan meyakinkan Chika bahwa dirinya sudah memilih Chika. Cinta tidak bisa dipaksakan. Keenan harap Chika mengerti dan tetap mempertahankan cinta mereka. Cinta Keenan hanya untuk Chika. Keenan terus mengulang kalimatnya agar Chika mengerti.
Keenan melajukan mobilnya ke jalan raya yang mulai ramai. Keenan ingin mengajak Chika makan malam. Keenan memarkirkan mobilnya di sebuah restoran yang letaknya di pinggir pantai tidak jauh dari kota. Keenan menggandeng tangan Chika untuk masuk ke dalam restoran. Keenan memilih duduk di belakang restoran yang menghadap pantai.
"Aku gak tau di sini ada pantai Kak," Chika sangat menikmati suasana.
"Syukurlah kamu suka. Mau makan apa?" Keenan memberikan buku menu kepada Chika.
"Yang jelas jangan ayam-ayaman," Chika tertawa.
Keenan juga tertawa mendengar candaan Chika. Keenan memesan kakap asam manis, nila bakar kemangi, tumis kangkung, nasi dan es kelapa muda. Sembari menunggu pesanan mereka datang, Keenan menceritakan tentang dirinya dan keluarganya kepada Chika. Keenan ingin Chika lebih mengenal dirinya. Keenan juga ingin Chika lebih terbuka dan percaya pada dirinya. Karena Keenan serius menjalin hubungan dengan Chika.
Pesanan mereka pun datang, mereka makan bersama diselingi canda tawa. Keenan sesekali menyuapi Chika. Tanpa mereka sadari Calista melihat kemesraan mereka berdua. Calista menghampiri teman-temannya dan membisikkan sesuatu. Teman-teman Calista menatap ke arah Chika dan Keenan.
"Gila loe, wajah kalian mirip. Apa dia kembaran loe?" tanya salah satu teman Calista.
"Iya, kembaran yang telah mengambil kekasih gue. Dia menari di atas luka gue. Sakit bangetttttt," Calista mengeluarkan air mata buayawati.
"Kurang ajar, gak bisa dibiarin!"
"Tunggu dulu, jangan-jangan dia memang pelakor. Gue tanya, apa loe beneran pelakor?" teman Calista yang lain kini bertanya.
"Gila, bukannya sudah jelas gue bukan pelakor!" Calista geram.
Terlihat Keenan meninggalkan Chika sendirian. Chika masih menikmati makan malamnya.
"Berarti dia yang pelakor. Calista loe tunggu kami di mobil, cepetan!" teman-teman Calista yang berjumlah empat orang menutupi wajah mereka dengan masker dan menghampiri meja Keenan dan Chika.
Calista perlahan melangkah menuju kasir dan membayar. Dengan cepat Calista masuk ke dalam mobil menunggu teman-temannya.
"Hei, pelakor! BRAKKKKK!" salah satu teman Calista memukul meja makan Chika dengan keras.
"AAAAAAAAA!" Chika terperanjat.
"Loe dasar gak tau malu. Merusak hubungan orang, dasar pelakor!"
"Apa yang kamu katakan, aku bukan pelakor!" Chika berdiri membela dirinya.
"Dasar wanita murahan!"
Teman Calista menjambak rambut Chika dengan keras. Chika berteriak histeris, Chika merasakan sakit yang luar biasa di area kepalanya. Rambutnya ditarik hingga terdongak.
"Dasar pelakor!" teman Calista yang berada di belakang Chika mengayunkan tangannya dan memukul kepala Chika dengan kayu yang dia pungut di atas pasir.
"AKH!"
"Hei kalian! Jangan lari!" Para pengunjung restoran yang melihat aksi pemukulan itu berlari mengejar teman-teman Calista. Sebagian dari mereka mencoba menolong Chika yang tidak sadarkan diri. Salah seorang karyawan restoran ke kamar kecil mencari Keenan dan memberitahu Chika dikeroyok sejumlah gadis. Keenan berlari mencari Chika.
"Segera cek CCTV? Tolong kirimkan!" pinta Keenan ke karyawan restoran.
Keenan mengangkat tubuh Chika dan perlahan memasukkannya ke dalam mobil. Keenan melarikan mobilnya ke rumah sakit. Keenan menghubungi Aaron agar segera ke rumah sakit. Chika masih tidak sadarkan diri. Kepalanya banyak mengeluarkan darah segar. Wajahnya memucat.
Sesampainya di rumah sakit Chika langsung dibawa ke ruang UGD. Keenan mencari Dokter Gita agar menyelamatkan Chika. Keenan menunggu di luar ruangan UGD.
Aaron setelah mendapatkan telepon dari Keenan segera menuju rumah sakit. Aaron menemui Keenan yang gelisah di depan ruangan UGD. Keenan menunjukkan sebuah video yang ada di ponselnya. Video saat Chika dijambak dan dipukul kepalanya oleh dua orang gadis.
Aaron memperhatikan detik-detik sebelum terjadinya penjambakkan. Aaron memperhatikan seseorang. Seseorang yang sangat Aaron kenal betul walaupun di dalam kegelapan. Aaron menghela napas dan bersandar di kursi dengan lesu.
"Aaron, Calista memblokir kontakku di ponsel Chika. Aku tahu Calista menyukaiku sejak pertemuan kami di Kota A. Maaf Aaron, aku menceritakan ini agar kamu tau aku menyukai Chika bukan Calista. Ini murni rasa cinta bukan karena rasa bersalahku pada Chika."
"Keenan, aku mohon tolong jangan beritahu Chika. Aku tahu siapa dalang pemukulan Chika," Aaron mengacak-acak rambutnya, wajahnya memerah menahan amarah.
"Siapa?" Keenan menatap penasaran Aaron.
"Calista!"
"APAAAA!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Astrid Bakrie S
Jahat banget Calista ya 😠
2024-07-29
1
Queen
ihhh 😡
2024-07-20
1