Setelah kejadian hari itu, Chika tidak lagi mendapatkan gangguan-gangguan makhluk halus. Itu semua berkat kalung yang diberikan Keenan. Keenan mendapatkan kalung itu dari Kakeknya. Kalung itu selama ini selalu bersama Keenan. Dan Keenan memberikannya untuk melindungi Chika.
Seluruh keluarga sangat berterima kasih kepada Keenan. Karena Keenan berhasil membuktikan Chika dan Calista tidak bersalah. Chika dan Calista bisa bebas beraktivitas tanpa ada yang mengganggu mereka.
Chika dan Calista melanjutkan kuliah. Chika masih belum mengingat sepenuhnya. Kepingin ingatan Chika masih belum tersusun semua. Chika juga bekerja kembali di restoran ayam goreng. Saat itu Pak Emil Bos tempat Chika dulu bekerja tanpa sengaja bertemu dengan Roy dan meminta alamat Chika. Dan Pak Emil berkunjung ke sana. Chika tertarik dengan tawaran Pak Emil untuk kembali bekerja.
Pak Emil Bos yang baik. Dia sangat perhatian terhadap karyawannya. Terakhir kali melihat Chika dalam keadaan terluka dan diculik di depan matanya. Pak Emil sempat melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian. Dan betapa terkejutnya Pak Emil melihat berita tentang Chika yang dituduh sebagai pelakor. Pak Emil yakin Chika tidak bersalah.
Dan hari ini hari pertama Chika bekerja. Pulang dari kampus Chika langsung bekerja paruh waktu di restoran Pak Emil. Pak Emil memberitahu karyawannya, Chika masih belum mengingat mereka dan meminta bantuan karyawannya untuk membantu Chika dalam pekerjaan. Beruntung Chika mempunyai teman yang baik mereka semua dengan senang hati membantunya. Dalam waktu singkat Chika bisa menguasai pekerjaannya.
Restoran ayam goreng hari ini banyak mendapatkan pelanggan. Chika mendapatkan orderan delivery. Karena semua sibuk, Chika berinisiatif mengantar pesanan tersebut. Chika menggunakan GPS untuk menuju alamat pelanggan.
Tibalah Chika di depan kantor pelanggan. Chika menghubunginya dan pelanggan itu menyuruh Chika mengantarkan ke lantai 5. Setelah meminta izin kepada security, Chika masuk ke dalam Lift dan naik ke lantai 5. Chika menggantarkan pesanan dengan tepat waktu.
Chika berniat kembali ke restoran. Chika berdiri di depan lift. Terlintas kembali ingatan di saat Chika menabrak seorang pria berpakaian jas rapi dan berkaca mata. Pintu lift terbuka. Chika menatap pria berkaca mata dan berjas rapi keluar dari lift.
"Chi ... Chika," sapa Keenan.
"Ma ... maaf, maaf, saya tidak sengaja, maaf," Chika perlahan mundur sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Chika, ini aku Keenan," Keenan membuka kaca matanya.
"Maaf," tubuh Chika gemetar ketakutan, wajahnya menunduk.
Keenan menarik tangan Chika dan kembali masuk ke dalam lift. Roy menghalangi orang-orang agar tidak masuk ke dalam lift memberi kesempatan Keenan bisa berduaan dengan Chika. Keenan membawa Chika ke Rooftop khusus supaya mereka lebih leluasa.
"Maaf, maaf," ucap Chika masih menundukkan wajahnya.
"Chika, Chika, jangan takut ini aku Keenan." Dengan lembut Keenan berbisik.
"Ka Keenan," Chika mengangkat wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Keenan.
"A ... aku mengantar pesanan," jawab Chika.
"Apa kamu berbuat salah?"
"Aku menabrak seseorang Ka. Aku menumpahkan minuman di jasnya. Dan aku tidak berani pulang, aku takut sendirian di jalan," Chika berkeringat dingin.
Keenan mengerti, saat ini Chika melihat ingatannya ketika pertama kali pertemuan mereka. Keenan perlahan membantu Chika keluar dari lift. Mereka berada rooftop garden. Keenan mendudukkan Chika di atas ayunan gantung rotan.
"Chika, beristirahat lah mungkin kamu lelah,"
"Aku harus kerja Ka," jawab Chika.
"Tenang, hari ini aku akan memesan ayam goreng di restoranmu. Agar kamu bisa lama beristirahat. Aku akan menelepon Bosmu," Keenan menelepon Pak Emil memesan ayam goreng dalam jumlah banyak dan meminta izin agar Chika bisa istirahat sebentar karena kepalanya sakit.
Keenan juga duduk santai di atas ayunan gantung dari rotan yang empuk di hadapan Chika. Chika terlelap, hembusan angin dan aroma wangi bunga-bungaan di rooftop garden membuat Chika nyaman. Keenan terus memandangi Chika. Keenan menikmati setiap debaran di dadanya.
"Chika, aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Aku ingin menjadi kekasihmu. Bolehkah?" Keenan menyibakkan rambut Chika ke belakang telinganya.
"Mungkin cintaku bertepuk sebelah tangan. Tidak mungkin kamu akan membalas cintaku. Karena aku orang yang telah membuatmu terluka. Maafin aku Chika, kamu amnesia karena aku." Keenan duduk di ayunan gantung persis di depan Chika. Keenan pun memejamkan matanya, mereka sama-sama terlelap.
Chika terbangun, di depannya duduk seorang wanita cantik tersenyum menatapnya.
"Si ... siapa Anda? Saya ada dimana?"
"Chika, maafkan Mamamu. Nenek akan selalu menjagamu." Wanita itu mengelus lembut rambut Chika.
Chika kembali membuka mata. Chika mencubit lengannya. Kali ini Chika benar-benar kembali ke dunia nyata. Chika ingat tadi dia mengantar pesanan. Tempat apa ini, Chika membuka jas yang menyelimuti dirinya. Chika melihat seorang pria tertidur di ayunan gantung di depannya. Chika memperhatikan dengan seksama. Orang itu membuka mata.
"Chika, kamu sudah bangun?" Keenan merenggangkan otot-ototnya.
"Ka, kenapa aku bisa ada di sini?"
"Kamu tadi sakit kepala. Maaf Chika aku membawamu ke sini agar kamu bisa beristirahat. Apa kamu ingin kembali bekerja?" tanya Keenan.
"Iya Kak, aku harus ke restoran. Pasti Pak Emil mencariku."
"Tenang, Pak Emil sudah memberikan izin kamu istirahat. Biar aku antar pulang,"
"Aku pake motor. Terima kasih Ka Keenan," tolak Chika
"Motor restoran sudah dibawa pulang. Ayo aku antar pulang. Apa kamu masih takut padaku? Baiklah aku tidak akan memaksa. Maaf," terpancar kekecewaan yang dalam di wajah Keenan.
"Hmmm, Kak Keenan kan sibuk kerja. Kalau Kak Keenan bolos kerja karena ngantar aku pulang, terus dipecat aku gak bisa ganti rugi Kak," jawab Chika.
Gak akan ada yang berani pecat aku Chika. Karena aku Bosnya, Keenan tersenyum dalam hati.
"Ya sudah, apa kamu ingin pulang naik taxi? Aku akan memesankan tadi untukmu."
"Taxi, sopir taxi, sopir taxi, dia ...."
"Chika kamu kenapa?"
"Sopir taxi itu menyeretku masuk ke dalam gudang. Wanita, wanita itu memukuliku Kak. AAGGHH!" Chika memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit. Chika merasakan sakit luar biasa di area kepalanya.
"Chika, Chika kamu kenapa?"
Chika terduduk di lantai rooftop meringis kesakitan. Keenan panik, kebingungan, apa yang harus dia lakukan. Wajah Chika memerah. Keenan mendekati Chika. Entah apa yang ada dipikiran Keenan, yang pasti Keenan ingin menghilangkan sakit yang dirasa Chika.
"Chika, maafin aku. Cuman ini yang aku bisa."
Keenan semakin mendekatkan dirinya. Perlahan Keenan mengangkat dagu Chika. Chika masih memejamkan matanya. Keenan perlahan mengecup bibir Chika. Chika masih meringis. Keenan memberanikan diri menarik tengkuk Chika dan menyesap lebih dalam bibir Chika.
Mata Chika membelalak. Chika perlahan mendorong dada Keenan. Tapi Keenan terus menarik lembut bibir Chika dan merasakan manisnya pelembab bibir Chika beraroma cherry. Sejenak Chika lupa akan rasa sakit yang menyiksa. Chika mendorong paksa dada Keenan. Ciuman Keenan terlepas.
PLAK!
PLAK!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Al!f
pengobatan alternatif 😜
2024-07-17
2
Queen
dapat tamparan 🤣
2024-07-17
1
Queen
waduuuhhhhh 🤣😁😘🥰
2024-07-17
1