Menaklukkan Suami Liar
Suami yang penyayang, terobsesi dan begitu lembut hanya pada istrinya. Itulah sosok Willem Alexander Niel Andreas, di mata sang istri, Cheisia Muller.
Kala itu, dalam bangunan terbengkalai, ruangan terbakar, sang suami mengorbankan hidupnya. Berlumuran darah akibat tiga luka tembakan.
"A...aku, aku dapat menjadi tujuanmu. Aku mencintaimu." Cheisia terdengar benar-benar putus asa, menitikkan air matanya. Menyaksikan akhir hidup suaminya.
Neil menggeleng, masih tersenyum lembut."Tidak boleh, jalani kehidupanmu dengan baik. Lanjutkan hidupmu, raih impianmu. Pergilah! Aku sudah menyiapkan pengacara (warisan), dan orang-orang yang akan menjagamu nanti. Carilah orang yang dapat membuatmu bahagia. Itulah permintaan terakhirku..."
Neil masih tersenyum, matanya masih terbuka, walaupun tatapan itu perlahan dingin dan terasa kosong. Tangannya terjatuh lemas tanpa nadi yang berdetak. Tanpa napas hangat yang terasa.
"Sa... sayang...?" Cheisia tertawa, mengguncang tubuh suaminya."Kakanda..." Sebuah panggilan kesayangan penuh canda yang aneh.
Dalam candaan seharusnya ada tawa bukan? Tapi kali ini tidak. Rasa dendam, cinta, kerinduan, dan kemarahan."Neil...kamu begitu naif, aku akan membawa cinta ini hingga ke neraka..."
Cheisia memeluk mayat suaminya sembari tersenyum, tidak melarikan menyelamatkan diri, seperti keinginan Neil. 15 tahun dirinya tidak mendapatkan cinta dari siapapun. Dilukai oleh ayah, ibu, bahkan Hazel (tunangannya). Hanya karena kebohongan Bianca (saudara angkat Cheisia).
Tapi setahun ini, merupakan masa-masa yang begitu berharga baginya. Bagaimana impian masa depannya? Hanya hidup bahagia bersama Neil. Namun, itu juga direnggut Bianca. Seseorang yang terlibat dalam kematian suaminya.
Perlahan tubuhnya lemas karena terlalu banyak menghisap karbon monoksida. Tidak selangkah pun meninggalkan mayat Neil, walaupun kobaran api berada di sekitarnya, mendekap mayat yang mendingin tidak peduli seberapa tebal asap, seberapa panas hawa di sekitarnya.
"Neil..." Cheisia tersenyum, menyimpan dendam dan cintanya. Sebelum kesadarannya menghilang dan tubuhnya terlalap api.
"Carilah orang yang dapat membuatmu bahagia. Itulah permintaan terakhirku..." bukankah itu adalah permintaan terakhir suaminya sebelum tiada? Kalimat yang terus terngiang kala tubuhnya roboh di samping mayat sang suami.
"Jika aku dapat mengulangi waktu, aku tidak akan membiarkanmu mati..." bisiknya pada tubuh tanpa nyawa. Sepasang suami istri yang meninggal di usia 29 tahun.
Brak!
Api yang melahap bangunan sepenuhnya, Cheisia tersenyum setidaknya dirinya akan menemui Neil dalam kematian.
*
Namun, terkadang ada takdir yang aneh berlangsung.
"Neil!" Teriak Cheisia dengan napas tidak teratur. Remaja yang memakai seragam SMU.
"Cheisia kamu tidur di kelas!?" Bentak seorang guru yang tengah mengajar. Mata Cheisia menelisik mengamati keadaan sekitar. Seluruh siswa yang memandang sinis ke arahnya, bahkan menertawakannya.
Foto presiden yang terpajang? Mengapa foto presiden yang terpilih 11 tahun lalu?Tangannya gemetar, masih mencerna segalanya. Bahkan coklat buatan sendiri yang ada di bawah bangkunya.
Coklat yang dibuat sendiri oleh Cheisia, pada Valentine 11 tahun lalu di masa SMUnya. Coklat yang seharusnya diberikan pada Hazel, tunangannya.
Dan apa ini? Bukankah saat kebakaran terjadi dirinya mengenakan baju tidur berbentuk kimono satin? Mengapa menjadi seragam sekolah saat dirinya SMU?
Apa dirinya kembali ke masa lalu? Banyak pertanyaan dalam benaknya.
Hingga suara siswa yang berbisik membicarakannya terdengar.
"Dia tidak seperti Bianca yang pintar dan serba bisa ya?"
"Cuma modal tampang."
"Anak kandung tapi kwalitasnya kurang. Malah anak angkat yang lebih cerdas."
"Memalukan, aku akan merekam dan menyebarkan di media sosial. Bagaimana orang yang dibangunkan oleh guru."
Satu kelas yang mencibirnya, bahkan tertawa kecil. Sementara sang guru yang berdecak, kembali menulis menggunakan spidol di papan tulis.
Tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti. Cheisia terdiam terpaku diam, bahkan tidak berani bergerak sama sekali. Apa ini surga? Neraka? Mimpi? Atau dirinya benar-benar mengulangi hidup?
Meraih handphonenya yang ada dalam tas tertanggal 14 February, dengan angka tahun 11 tahun lalu sebelum kematian dirinya dan Neil.
"A...apa aku mengulangi waktu?" Gumamnya tersenyum dalam air mata yang mengalir. Jemari tangannya gemetar, dirinya dulu terlalu baik, benar-benar terlalu baik, hingga Neil mati, karena dirinya yang terkena tipu daya.
Menghela napas berkali-kali. Tidak akan ada masa yang sia-sia lagi.
*
14 February, tahun 2013, itulah tanggal yang tertulis pada handphonenya.
Masa SMU yang memilukan dimana dirinya selalu menjadi bahan cibiran akibat gosip buruk yang disebarkan Bianca. Bagaimana Bianca merebut perhatian Hazel (tunangan Cheisia) dengan mengatakan Bianca lah yang mendonorkan hati untuk Hazel yang sempat mengidap kanker.
Menghela napas berkali-kali, begitu pengap rasanya mendengar cibiran.
Hingga, kala jam pulang sekolah, dirinya melihat ke arah Bianca yang basah kuyup di area depan sekolah. Inilah drama 14 February yang diingat oleh Cheisia.
Sebuah mobil mewah berhenti di hadapan Bianca. Seseorang yang kini berstatus sebagai mahasiswa di universitas ternama segera turun dari mobil.
"Bianca kamu tidak apa-apa?" Tanya Hazel cemas, memakaikan jaketnya pada Bianca yang terlihat menggigil.
"Ti... tidak apa-apa. Hazel, Cheisia tidak sengaja, jadi kamu jangan marah padanya. Aku hanya anak angkat di keluarganya jadi..." Bianca menunduk menangis terisak, merebut perhatian orang sekitar yang tengah menunggu jemputan. Benar-benar akting yang sempurna.
Di masa lalu Cheisia akan mendekat kemudian menjelaskan. Agar Hazel tidak kecewa padanya, walaupun pada akhirnya dirinya yang tetap akan disalahkan.
"Cheisia!" Bentak Hazel, menatap ke arah Cheisia yang acuh.
"Apa!? Suaramu seperti petir! Terlalu berisik." Cheisia membentak balik, menutup telinganya bagaikan mengejek.
Hazel pada awalnya tertegun tidak percaya. Untuk pertama kalinya Cheisia membentaknya balik?"Apa yang kamu lakukan pada Bianca? Walaupun kalian tidak memiliki hubungan darah, tapi dia diadopsi oleh orang tuamu. Kenapa kamu selalu memperlakukannya dengan buruk!?"
"Kakak pasti hanya cemburu karena aku dekat dengan Hazel. A...aku akan menjauh." Bianca masih tertunduk, diam-diam tersenyum. Mendengar hujatan semua orang pada Cheisia.
Tapi ada yang aneh, Cheisia yang biasanya penurut dan mengaku tidak bersalah kini tersenyum."Begini, aku dan Hazel tidak memiliki hubungan. Walaupun selalu ada pembicaraan tentang perjodohan. Jadi, jika kamu mau ambil saja. Karena dia bukan tipeku..."
"Hah?" Bianca mengernyitkan keningnya.
"Benar! Dia bukan tipeku." Cheisia kembali tersenyum menegaskan.
Bagaimana bukan tipe Cheisia, Hazel yang rupawan, dari keluarga konglomerat. Pintar dan memiliki kepribadian yang baik.
Semua siswa yang tengah menunggu jemputan, menatap tidak percaya mengingat Cheisia sudah bertahun-tahun mengejar Hazel.
Hingga keributan terdengar. Terkadang ada sebuah kebetulan yang tidak disadari, terjadi.
Tawuran di area depan sekolah. Antara anak-anak dari sekolah bertaraf internasional dengan sekolah mereka.
Seketika suasana ricuh. Mata Cheisia tertuju pada satu titik. Seorang remaja yang tidak menggunakan seragam, hanya mengenakan sweater dan celana panjang jeans hitam, bagaikan pemimpin tawuran dari kelompok sekolah bertaraf internasional.
Tersenyum berlari membawa balok kayu. Aneh bukan? Mengapa sekolah elite dapat terlibat tawuran? Tapi hal itu juga terjadi sebelum waktu terulang. Hanya saja Cheisia tidak memperhatikan dan tidak mengenal siapa yang terlibat.
Kali ini tidak, Cheisia membulatkan matanya. Bagaimana bisa Neil yang baik hati, lembut, begitu romantis dan perhatian, dapat terlibat tawuran di masa remajanya?
Tapi itu benar-benar dia. Wajah rupawan yang terlihat jauh lebih muda, senyuman mematikan yang dapat menaklukkan setiap wanita.
"I...itu dia tipeku! Kakanda! Adinda ada disini!" Teriak Cheisia berlari menembus kerumunan orang yang tengah tawuran. Memeluk seorang pria tidak dikenal.
Hal yang membuat Bianca mencubit pipinya sendiri, menatap Cheisia yang bertingkah manja pada remaja berandalan tidak dikenal."Apa aku bermimpi?"
"Cheisia! Disana berbahaya!" Hazel ikut-ikutan menembus kerumunan remaja yang tengah tawuran. Demi melindungi Cheisia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Bianca ada definisi devil in disguise wkwk lebih bahaya drpd setan sih kataku
2024-11-08
0
Cahaya Rosella
jujur suka chelsea yg ini, plus ada dr Eric yg kocak
2024-09-28
0
Miss Typo
lanjut disini, diawal dah ngajak yg ini mlh lucu, padahal yg sebelumnya aku nangis 😁
2024-09-25
1