Setelah selesai sarapan Ami bergabung sebentar dengan keluarga Diva duduk di ruang tamu. Tepat pukul dua siang Ami meminta ijin untuk pulang ke rumahnya karna besok ia harus sekolah. Sedangkan semua perlengkapan sekolahnya ada dirumah.
" Ma,pa. Ami mohon pamit sebentar lagi sudah sore. Besok Ami mesti sekolah dan harus mempersiapkan perlengkapan buat besok." pamit Ami pada kedua orang tua Diva yang sudah seperti orang taunya sendiri.
" Kenapa ga di sini aja berangkat sekolahnya bareng Diva." tanya mama.
"Kan semua perlengkapan sekolah Ami ada dirumah,ma. Lagian sudah dua hari Ami disini. Kasihan ayah dan ibu ga ketemu smaa Ami." kekeh Ami.
"Ya sudah,kamu pulangnya hati - hati." pesan mama. Ami mencium tangan Mama dan papa Diva bergantian lalu berjalan kedepan diantar oleh Diva.
"Sorry gue ga bisa anter,pak Asep lagi libur." sesal Diva yang tidak enak jatinegara sahabatnya.
"Ga apa - apa kali,kali - kali gue pulang naik ojollah." hibur Ami pada sahabatnya yang terlihat sedih.
"Mau kemana, mi?" tanya Wisnu saat akan mengeluarkan motornya ia ingin sekeliling menghilangkan suntuk.
" Pulang,mas." jawab Ami sopan.
"Mas anter,yok." ajak Wisnu.
"Ga usah mas,aku naik ojol aja." tolak Ami halus.
"Ga apa - apa,mi. Mumpung mas Wisnu mau tuh." ujar Diva yang terus memaksa Ami untuk dianterin masnya. Akhirnya Ami menuruti kemauan Diva. Dengan gugup duduk di belakang Wisnu.
Aroma maskulin tubuh Wisnu membuat Ami terhipnotis. Tanpa sadar kepalanya sedikit mendekat ke tubuh Wisnu untuk menghirup aroma tubuh pujaan hatinya.
Ditengah lamunannya tiba - tiba Wisnu rem mendadak membuat tubuh Ami menghempas ke tubuh Wisnu.
"Maaf." ujar Wisnu merasa bersalah.
"Kenapa, mas?" tanya Ami tanpa sadar memeluk tubuh Wisnu erat dan tidak melepaskannya hingga mereka sampai dirumah Ami. Wisnu merasa tubuhnya panas saat benda kenyal Ami menempel sempurna di punggungnya.
Sedari tadi ia mencoba menahan desiran aneh yang ia sendiri tidak tahu itu apa.
"Makasih telah nganterin aku samapi rumah,mas." ucap Ami tersenyum manis pada Wisnu.
"Sama - samaw. " ujar Wisnu yang membuat pikiran Ami tersenyum samar.
"Mas mau mampir dulu? "tawar Ami.
" Emang boleh." Wisnu balik bertanya.
"Boleh kok." jawab Ami.
"Nanti ada yang marah." goda Wisnu.
"Emang siapa yang mau marah?" tanya Ami yang tidak mengerti arah pembicaraan Wisnu.
"Pacar kamu kali." jawab Wisnu sambil tersenyum.
"Pacar ,pacar yang mana?aku aja ga punya pacar,mas." jawab Ami polos.
"Ooh."
"Mas mau minum apa?" tanya Ami saat Wisnu sudah duduk manis di teras karna Ami tidak berani menerima tamu laki - laki selagi orang tuanya tidak ada dirumah.
"Kopi,boleh." jawab Wisnu matanya memandang sekeliling pekarangan rumah yang banyak di tumbuhi bunga - bunga.
"Silahkan di minum mas" Ami meletakkan kopi yang tadi sudah dibuatnya dan sedikit cemilan.
"Makasih. Orang tua kamu mana?" tanya Wisnu saat tidak melihat kedua orang tua Ami.
"Ayah dan ibu jam segini masih di toko,paling cepat jam sembilan sudah di rumah atau kadang malah ga pulang sama sekali. " ujar Ami terlihat sendu.
Cukup lama mereka ngobrol ini dan itu. Kadang terdengar tawa diantara perbincangan mereka. Karna hari sudah beranjak gelap Wisnu segera pamit undur diri. Ia juga tidak mau Ami jadi pergunjingan tetangganya nanti.
"Jika kamu kesepian,datang aja kerumah. Mama pasti sangat senang jika kamu kerumah." ujar Wisnu sebelum menjalankan sepeda motornya.
Ami tersenyum sambil memperhatikan motor sang pujaan hati menjauh dan menghilang dari pandangan matanya.
Setelah motor Wisnu tidak kelihatan lagi,Ami bergegas masuk kedalam rumah membereskan gelas bekas kopi Wisnu dan merapikan cemilan ke tempatnya semula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments