Hukuman Yang Setimpal

Suara kokok ayam memberi petanda jika pagi telah tiba. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing - masing. Begitu pula dengan Putri Zhiping, mempersiapkan bahan ajarnya namun sebelum pergi ia harus menyelesaikan satu urusan kecil.

Kalau di zaman Thalita dulu bukti kejahatan bisa ditunjukkan dengan rekaman CCTV, kalau di zaman putri Zhiping CCTV belum ada, untuk itu ia membuat perangkap seperti semalam.

Raja sudah bersiap di aula istana, begitu pula dengan para menteri untuk apel pagi.

Pekerja yang berjumlah 5 orang itu tampak ragu ketika mengangkat karung yang berisi orang penting di istana. Mereka takut dengan hukuman yang diberikan oleh raja karena telah menangkap sang Selir.

Putri Zhiping memberi penegasan pada pekerjanya. "Jika kalian masih setia padaku maka bertahanlah karena sebuah kebenaran. Dan jika ragu karena takut, itu tandanya kalian pengecut, pengecut akan selalu merugi hidupnya."

Mereka akhirnya memilih untuk tetap setia pada sang putri dan bersama - sama memangkul karung berisi orang menuju aula istana. Memasrahkan hasil keputusan pada raja.

Raja sedang membahas rapat terkait pajak, sebab ada laporan pajak yang dipungut dari rakyat tidak bisa mencukupi kebutuhan pemerintahan yang kedepannya akan membeli senjata untuk latihan militer.

"Putri Zhiping memasuki istana ...!" seru prajurit memberi kabar. Semua orang menunduk hormat menyambut sang putri. Kini wibawanya sedikit lebih tinggi setelah mendengar kabar ia akan menikah dengan Pangeran Liang Zee.

Raja dan para jajaran menteri begitu terkejut dengan kedatangan putri dan orang - orang yang tampak membawa karung.

Putri Zhiping membungkuk hormat dihadapan sang raja, "Salam hormat saya, Raja !"

Raja menerima salam itu dan mempersilahkan sang putri untuk menyampaikan maksud kedatangannya.

Sementara itu di dalam karung, selir Huan baru saja sadar dari pingsannya. Ia merasa tenggorokannya kering dan entah mengapa ia merasa pengap. Saat membuka mata, ia sangat shock dengan keadaannya yang sekarang. Mulutnya disumpal kain dan tangannya diikat. Ingin berteriak sejenak ia urungkan karena mendengar suara raja.

"Hah, bukankah itu suara raja ? Seingatku aku berada di kandang dan kenapa tiba - tiba berada di dalam karung?" gumamnya dan disadari oleh putri Zhiping jika selir Huan telah bangun.

"Sebenarnya, ini sudah 3 hari yang lalu. Saya sudah meminta izin pada Anda untuk beternak ayam dan Anda mengizinkan." ketika putri berkata demikian para mentri dengan ekspresi wajah sangat terkejut, mereka saling berbisik dan tentu saja putri yang bisa membaca pikiran itu mengetahui semuanya apa yang mereka pikirkan. Berbeda dengan Raja, beliau hanya manggut saja.

Menajamkan pendengaran untuk memastikan suara barusan adalah milik putri Zhiping. "Itu suara putri Zhiping ! Sialan, dia pasti yang sudah menjebakku hingga berada di dalam sini." umpatnya.

"Saya memodali bisnis itu dengan dana pribadi tidak mengambil sepeser pun uang pemerintah. Namun, semua ayam yang sudah saya tempatkan ke dalam kandang berjumlah 50 ekor itu mendadak mati semua."

Raja tampak shock mendengarnya, putri nya pasti menyerah dan putus asa untuk menyudahi bisnis itu.

"Setelah saya telusuri penyebab ayam di kandang mati adalah virus yang sengaja diberikan oleh orang yang berbuat jahat." menunjuk karung yang tak bergerak. Ia yakin selir Huan mendengar semuanya.

Perdana menteri Xii menyangkal, "Bagaimana bisa Anda tahu jika ayam - ayam itu mati oleh perbuatan orang lain ?"

Putri Zhiping mengacungi jempol ke arah si penanya membuat semua orang yang hadir menatap ambigu dengan arti ibu jempol itu.

Putri Zhiping lekas menurunkan ibu jempolnya yang memberi reaksi bagus tapi salah diartikan bagi mereka yang tak paham. "Pertanyaan yang bagus. Saya akan menjelaskan rekayasa kejadian." lalu megeluarkan botol beracun dengan sapu tangan.

"Apa itu ?" perdana menteri hendak mengambilnya.

"Jangan disentuh, sidik jari pelaku kemungkinan masih ada di situ!"

Putri Zhiping memberi kode pada pekerja untuk megeluarkan orang di dalam karung.

Semua mata tercengang melihat sosok berpenampilan ninja berada di dalam karung.

"Selir Huan !" pekik raja tak percaya setelah putri Zhiping melepas sumpal di mulutnya hingga wajahnya terlihat jelas.

"Apa maksud semua ini !" hardik raja meminta putri Zhiping untuk memberi penjelasan.

"Lalu aku membuat sebuah perangkap semalam. Memindahkan semua ayam yang hidup lalu menggantinya dengan boneka ayam."

Selir Huan melotot tajam tak percaya karena telah ditipu dan pantas saja ayam - ayam itu tak bergerak sama sekali saat dirinya berada disekitar mereka.

"Itu fitnah Yang Mulia, jangan percaya dengan dia !" sarkas selir Huan.

"Aku punya bukti." Putri Zhiping mendekati selir Huan lalu merogoh sakunya, mengambil sesuatu dari sana.

Dan sebotol racun yang sangat mirip dengan botol pertama tadi. "Ini buktinya!" menunjukkan ke udara.

"Itu bohong!" pekik sang Selir berusaha mengelak.

"Para pekerja melihat mu memasuki kandang untuk menabur racun. Lalu, pakaian apa yang kamu kenakan ini, Selir Huan? Menjadi ninja untuk mengelabuhi semua orang ? Tapi, tidak denganku."

"Yang Mulia, saya menuntut keadilan atas apa yang telah diperbuat oleh selir Anda. Saya telah megalami kerugian yang besar." Putri Zhiping membungkuk hormat.

Raja sangat marah lalu menghardik selirnya. "Selir Huan, aku sama sekali tidak menyangka jika kamu bisa berbuat keji seperti ini pada Putri Zhiping. Dia juga putrimu,"

"Sebagai hukuman kamu harus mengganti kerugian atas kematian 50 ekor ayam itu dan membersihkan kandang sampai satu minggu." titan raja tidak bisa diganggu gugat karena raja memiliki 2 pasal. Pasal 1, raja tidak pernah salah. Pasal 2, jika raja salah maka lihat pasal 1.

Putri Zhiping senang bisa melihat selir Huan merasa tersiksa. Itu tidak seberapa. Semakin selir Huan melawan semakin berat hukuman yang akan wanita itu dapatkan. Thalita berjanji akan melindungi Putri Zhiping dari orang - orang yang ingin menindas dan membinasakan dirinya.

Selir Huan meronta tak ingin menerima hukuman itu tapi raja sudah pergi meninggalkan aula mengabaikan teriakannya.

Orang - orang pun mulai membubarkan diri. Mereka berbisik tentang perilaku selir Huan yang tak terduga itu.

Putri Zhiping juga mendengar pikiran dari seseorang yang baru saja melewatinya. "Raja tidak setuju dengan senjata yang aku tawarkan, aku harus mencari cara untuk mendapatkan laba sebanyak mungkin."

Putri Zhiping menyipitkan mata memperjelas orang yang baru saja melewatinya. "Perdana menteri Xii ? Bukankah ia bertugas di bidang pertanian lalu untuk apa juga mengurus kemiliteran? Mencurigakan, aku akan menyelidiki ini."

Para pekerja sudah mendapat kepercayan untuk mengurus ayam petelur. Jika beruntung, penghasilan akan dibagi rata. Separuh hasil penjualan untuk pemerintahan dan separuh lagi untuk gaji mereka. Dengan adanya dana dari sumber lain, diharapkan pemerintah tidak memungut pajak yang tinggi ke rakyat.

.

Pangeran Liang Zee mendengar kabar jika Putri Zhiping sedang mengalami masalah. Sepertinya ia memiliki mata - mata yang handal, tahu saja urusan putri meski sekecil apa pun. Ia bergegas menyuruh prajurit untuk pergi ke pasar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***