Usaha Terakhir Part 2
Kedua pria tadi yang adalah teknisi mesin pabrik telah duduk di ruangan Bu Yanti. Mereka membicarakan tentang pembayaran yang akan mereka terima. Setelah mendengar aba - aba dari Rani bu Yanti membuat kuitansi order pengeluaran untuk kedua orang itu.
Setelah selesai menginput data pengeluaran dalam bentuk invoice. Bu Yanti keluar dan kembali ke ruangan Rani untuk meminta tanda tangan persetujuan pengeluaran uang. Itu dia lakukan karena itulah alur yang harus dilalui untuk bisa mengeluarkan uang di perusahaan ini. Setelah mendapat tanda tangan persetujuan Rani baru bu Yanti dapat mengalirkan dana keluar dari perusahaan. Bu Yanti pun membawa invoice yang dikeluarkan dan sudah di tanda tangani Rani dan membawanya ke ruangannya.
Di ruangan bu Yanti menekan interkom ke nomor hunting kasir perusahaan.
" Halo.. Sari tolong datang ke ruangan saya". Suruh Bu Yanti kepada Sari kasir perusahaan tersebut.
" Baik Bu..!!" Jawabnya singkat dan menutup telepon lalu bergegas ke ruangan Bu Yanti yang tidak jauh dari ruangannya.
" Masuk..!!". Kata Bu Yanti yang mengetahui bahwa yang mengetuk ruangan itu adalah Sari karena dialah yang menyuruh Sari datang ke ruangannya.
" Ada apa Bu Yanti memanggil saya?". Tanya Sari
" Tolong kamu buat kasbon dan cairkan uang ini". Ucap Bu Yanti sambil memberikan invoice yang sudah di tanda tangani Rani.
" Baik Bu..!!". Sari keluar dari ruangan itu dengan membawa invoice yang diberika Bu yanti tadi.
Tak berapa lama kemudian Sari kembali lagi ke ruangan Bu Yanti dengan membawa kasbon untuk di tanda tangani penerima uang juga uang tunai sejumlah yang tertera di invoice yang Bu yanti berikan.
Melihat Sari sudah membawa apa yang dia suruh, Bi yanti lalu memanggil kedua pria tersebut yang sedari tadi sudah menunggu di sofa ruang kerja bu Yanti untuk mendekat dan menerima uang tersebut.
" Pak, bisa tolong kemari?". Suruh Bu Yanti.
Kedua pria tadi tidak menjawab langsung melangkahlan kaki mereka ke meja kerja Bu Yanti.
" Ini Pak..!! Jumlahnya Dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah. Coba dihitung kembali." Kata Sari sambil menyerahkan uang tersebut pada mereka.
Ridwan pun mewakili mengambil uang itu dan menghitungnya lembar demi lembar agar tidak terjadi kekurangan setelah beranjak pergi dari perusahaan ini. Selesai menghitung pak Ridwan menganggukkan kepala di hadapan Sari.
" Gimana Pak. Apa uangnya sudah sesuai?". Tanya Sari
"Sudah buk." Katanya menyetujui perkataan Sari
" Kalo sudah sesuai, tolong tanda tangan di sini sebagai tanda bahwa bapak telah menerima uangnya". Kata Sari sambil menyerahkan kertas kasbon yang sudah di buat dan di belakangnya telah dilampirkan invoice persetujuan yang telah ditanda tangani Rani dan Bu Yanti.
" Dimana bu saya harus tanda tangan?". Tanya Ridwan lagi.
" Di sini, Pak". Sari menunjukkan bagian mana yang harus ditandatangani pak Ridwan.
Setelah selesai di tandatangani mereka pun pamit pulang ke pabrik untuk menyelesaikan perbaikan mesin pabrik tersebut. Sari pun izin balik ke ruangannya kepada Bu Yanti yang dijawab dengan anggukan pelan tanda setuju.
Di pabrik...
Sesudah keluar dari perusahaan tersebut Pak Ridwan dan Riko bergegas ke parkiran untuk mengambil mobil dan melajukan mobil keluar dari kantor tersebut menuju pabrik. Perjalanan dari kantor ke pabrik membutuhkan waktu satu setengah jam.
Sebelum sampai ke pabrik mereka singgah ke toko elektronik untuk membeli kabel yang diperlukan untuk memperbaiki mesin tersebut dan di bawa ke pabrik supaya mesin dapat segera diperbaiki hari ini.
Sesampainya di pabrik, Security pabrik yang sudah diberitahu kedatangan mereka langsung memberikan mereka izin masuk. Sebelumnya mandor pabrik telah memberitahukan kepada security untuk mengizinkan dua teknisi itu masuk ke pabrik dan security itu melakukannya setelah melihat tanda pengenal kedua orang tersebut.
Di dalam pabrik mereka mengganti pakaian resmi mereka menjadi pakaian kerja yang biasa dipakai saat bekerja beserta beberapa pengaman diri untuk membuat mereka nyaman dalam bekerja.
Tanpa basa basi lagi mereka yang sudah tau mesin mana yang akan diperbaiki langsung berbagi tugas untuk mengerjakan perbaikan mesin tersebut.
Mereka terlihat fokus dalam bekerja. Bisa dibuktikan mereka sama sekali tidak saling bicara dan hanya mengotak atik mesin tersebut mencari kabel yang putus dan mengganti kabel tersebut dengan kabel baru dan menghubungkannya dengan kabel yang lain sehingga mesin bisa hidup.
Dalam hitungan jam pekerjaan mereka selesai. Tubuh mereka penuh dengan keringat karena memang di dalam pabrik listrik tidak boleh dihidupkan karena perbaikan tersebut. Takutnya nanti mereka bisa terkena sengatan listrik saat bekerja.
Selesai memperbaiki mereka menyuruh security pabrik untuk menghidupkan kembali panel listrik agar mereka dapan mengetes mesin tersebut apakah sudah bisa hidup atau belum sekaligus menghidupkan AC di ruangan itu karena memang sudah sangat kepanasan di dalam pabrik tersebut.
Menunggu panel listrik itu hidup, Pak Ridwan membuka handphone nya dan memesankan makan siang untuk mereka ditambah dengan security pabrik yang dari tadi ada di situ mengawasi pekerjaan mereka sekaligus menjadi kenek keduanya yang disuruh suruh mengambilkan alat kerja mereka.
Pak Ridwan memesan makan siang yakni Ayam penyet komplit di tambah nasi dan minuman dingin di restoran yang dekat dengan pabrik. Tak lupa dia memberikan note pada pesanannya untuk memberikan sambal yang banyak karena pak Ridwan memang menyukai makanan pedas. dan juga memberikan note yang isinya " Ga pake lama". karena dia memang sudah sangat lapar. Setelah mengkonfirmasi pesanannya dia kembali ke mesin yang tadi dia perbaiki.
Dia menghidupkan satu persatu mesin itu dan memanaskan mesin selama satu jam. Memang seperti itulah cara kerja mesin yakni harus dipanaskan kembali agar kabel yang ada di dalamnya tidak putus dan mengakibatkan mesin mati.
Tiga puluh menit kemudian pesanan ayam penyet Pak Ridwan telah sampai. Pak Ridwan memanggil Riko dan security untuk makan bersamanya.
" Pak Satpam.. Rico.. Ayo kemari.. Kita makan dulu menunggu mesin itu panas dan dapat di coba.". Panggilnya kepada mereka.
Tak perlu waktu lama Pak Satpam dan Rico pun datang ke tempat di mana Pak Ridwan duduk ditemani makanan yang dipesannya.
"Ayo duduk sini.. Kita makan bersama..!!". Ajak Ridwan lagi.
Mereka makan dengan lahapnya. Mereka merasa sangat lapar. Lima belas menit kemudian makanan yang ada di sterofom itu sudah tinggal tulang saja. Semuanya sudah ludes di makan oleh ketiga orang itu. Setelah makan security itu membereskan sisa makanan mereka dan membuangnya di temlat sampah yang ada di luar pabrik. Sementara Pak Ridwan dan Rico duduk dengan meluruskan kakinya karena kekenyangan.
Setelah satu jam mesin dipanaskan Pak Ridwan mencoba menekan tombol on untuk produksi dan melihat mesin itu bergerak yang bertanda mesin tersebut telah berhasil di perbaiki. Setelah tiga puluh menit mencoba mesin itu, Pak Ridwan mematikan mesin dan membereskan peralatan mereka dan bergegas untuk pulang.
Sebelum pulang Pak Ridwan menyempatkan diri menelepon mandor pabrik dan memberi kabar kalo mesin sudah dapat di pergunakan. Jadi, apabila besok pegawai pabrik ingim kembali bekerja, mereka dapat bekerja mulai besok. Terdengar suara mandor pabrik mengucapkan terima kasih. Pak Ridwan yang mendengar itu tersenyum puas dengan hasil kerjanya dan melangkah keluar dari pabrik itu dengan langkah kepuasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Whiteyellow
mampir ya thor
2021-04-05
0
Yara_Army
mampir
2021-04-03
0
R_armylove ❤❤❤❤
2 like nyicil baca ya
2021-02-23
0