PERCAKAPAN NEK IMAH DAN RANI..
Rani menginap di rumah almarhum Pak Handoko. Walaupun capek bermain dengan anak-anak tetapi hati dan pikirannya tenang. Beban yang ada di pikirannya sejak tadi sedikit berkurang. Rani tak terlalu memikirkan hal tersebut lagi.
Akan tetapi, raut wajah Rani tak bisa membohongi Nek Imah yang memperhatikannya dari tadi. Setelah menidurkan ketiga anak itu, Nek Imah mendatangi Rani yang sedang duduk di ruang tamu setelah makan malam bersama tadi.
" Boleh saya duduk di sini?". Tanya Nek Imah.
"Tentu boleh dong nek..!!" Kata Rani.
" Saya perhatiin sejak tadi kamu murung. Ada apa? Boleh cerita ke nenek supaya beban kamu sedikit berkurang. Walaupun nenek tidak bisa membantu apapun karena nenek hanyalah orang desa yang tidak punya pendidikan tinggi, setidaknya nenek bisa menjadi pendengar yang baik." Kata Nek Imah.
" Iya nek. Saya pusing sekali. Banyak sekali pekerjaan di kantor sejak Pak Handoko meninggal". Jawab Rani
" Mau nenek pijitin?" Tanya Nek Imah penuh ketulusan.
"Boleh Nek.". Jawab Rani singkat sambil menggeserkan tubuhnya mendekat dengan Nek Imah.
Nek Imah pun memijitnya dengan ikhlas. Saat lehernya di pijat terasa sekali semua urat-uratnya tegang.
" Sepertinya kamu sangat kelelahan, Nak!". Kata Nek Imah.
" Iya Nek. Di kantor sangat banyak masalah. Kantor juga hampir bangkrut akibat kebakaran pabrik beberapa bulan lalu saat Pak Handoko meninggal.". Rani menjelaskan.
" Memangnya Nak Rani sudah berapa lama kerja di perusahaan itu?" Tanya Nek Imah.
" *Saya bekerja di sana kurang lebih 6 bulan Nek." Jawab Rani.
" Ooo belum terlalu lama ya*." Kata Nek Imah menerangkan sambil tetap memijat pundak Rani.
" O iya.. Saya sebenarnya penasaran. Boleh saya bertanya Nek?" Tanya Rani
" Mau tanya apa Nak?". Kata Nek Imah.
" Sebenarnya sejak awal saya penasaran siapa nenek dan ada hubungan apa Nek Imah dengan almarhum Pak Handoko". Tanya Rani sambil memalingkan muka nya supaya bisa bicara dengan Nek Imah. Nek Imah pun berhenti memijat Rani lalu menjelaskan semuanya pada Rani.
" Begini,Nak. Saya sudah kenal dengan Nak Handoko dan istrinya sekitar dua tahun yang lalu. Pertemuan saya dengan mereka adalah suatu kebetulan. Mereka lewat di saat saya sedang menangis karena tidak bisa membayar pengobatan cuci darah suami saya". Kata Nek Imah membuka ceritanya dengan Rani.
" Trus gimana Nek?". Tanya Rani antusias.
" Saat saya menangis Nak Tasya mendatangi saya. Dia bertanya kenapa saya menangis. Saya menceritakan semua masalah saya. Ntah kenapa waktu itu saya bercerita padanya seperti air mengalir saja. Yang ada di benak saya hanya ingin berbagi beban hati saya tanpa peduli dengan siapa saya bicara. Di luar dugaan Nak Handoko yang ada di sebelah mendengarkan semuanya. Trus dia ikut nimbrung". Kata Nek Imah yang geli sendiri atas perbuatannya itu tanpa dia sadari.
" Trus gimana Nek?". Tanya Rani penasaran.
" Nak Handoko ingin bertemu suami saya. Saat bertemu dengan suami saya dia melihatnya. Sepertinya dia hanya ingin mengecek apakah perkataan saya benar atau tidak. Setelah itu dia pergi ke bagian administrasi dan membayarkan semua pengobatan Suami saya." Jawab Nek Imah
" Trus sekarang kakek mana Nek?". Tanya Rani
" Setelah hampir satu tahun pengobatan kakek di bayar oleh Nak Handoko akhirnya kakek meninggal karena tak mendapat donor ginjal yang tepat.". Jelas Nek Imah lagi.
" Ooo... Jadi kakek sakit ginjal Nek?". Tanya Rani serius
" Iya. Karena itu kakek harus cuci darah dua kali seminggu yang menyebabkan seluruh harta nenek bahkan rumah nenek terjual untuk pengobatannya. Akan tetapi kakek tetap saja tidak sembuh.". Jelas Nek Imah.
" Hidup nenek penuh cobaan ya Nek". Kata Rani
" Iya, Nak.". Kata Nek Imah singkat
" Trus, tadi nenek bilang kan nenek sudah menjual rumah nenek. Terus nenek tinggal di mana?". Tanya Rani penasaran.
" Waktu itu Nak Handoko membiarkan nenek tinggal di rumah mereka yang ada di Depok dan dekat dengan RS tempat kakek di rawat." Kata Nek Imah
" Mereka orang yang baik ya Nek". Kata Rani
" Iya, mereka sangat baik. Bagi Nenek mereka adalah malaikat pelindung yang Tuhan kirimkan pada nenek di saat nenek terpuruk.". Ucap Nek Imah dengan mata nanar terharu dengan apa yang sudah dilakukan sepasang suami istri itu.
"Iya Nek. Saya tau itu.". Jawab Rani lembut.
"Bukan itu saja kebaikan mereka pada nenek. Waktu kakek meninggal Almarhum Pak Handoko dan istrinya lah yang mengurusi semua hal yang diperlukan untuk penguburannya.".Jelas Nek Imah lagi.
"Mereka memang malaikat ya Nek..". Kata Rani yang bangga punya boss seperti mereka.
"Iya. Karena itu nenek berjanji dalam hati, apabila nanti keluarga Pak Handoko membutuhkan bantuan saya, Nenek akan dengan senang hati membantu mereka seperti yang saat ini nenek lakukan. Walaupun nenek nggak bisa membantu dengan materi karena keterbatasan nenek tapi nenek janji akan menemani mereka sampai mereka dewasa nanti. Nenek berjanji dalam hati nenek bahwa nenek akan merawat mereka dengan penuh kasih sayang.". Terang Nek Imah.
" Waktu nenek melihat di berita bahwa mereka meninggal dalam kecelakaan secepat kilat saya langsung datang ke rumah ini. Walaupun kedatangan saya sedikit terlambat karena tidak dapat mengantar mereka dan melihatnya dikuburkan. Tetapi Nenek senang janji yang nenek buat untuk membantu mereka dapat nenek penuhi. Nenek bisa merawat mereka sampai mereka dewasa nanti.".;Jelas Nek Imah lagi.
" Wah.. Nek Imah baik ya.. Bagus lah Nek, saya jadi tenang kalo anak-anak tersebut bisa dalam pengawasan Nek Imah. Saya percaya pada Nek Imah." Jawab Rani kagum kepada Nek Imah.
"Terima kasih Nak atas kepercayaannnya." Kata Nek Imah.
" Oh iya Nek. saya mau tanya lagi". Izin Rani kepada Nek Imah.
" Tanya apa Nak. Tanya aja. Kalo Nenek bisa jawab nenek akan jawab". Jawab Nek Imah
" Misalnya nih.. Kalo nantinya Keluarga Pak Handoko jatuh miskin dan kehilangan semua harta bendanya termasuk rumah ini. Maukah nenek berjanji akan tetap menjaga dan merawat mereka bertiga sampai mereka dewasa nanti?". Tanya Rani serius.
"Tidak perlu diminta Nak. Nenek ikhlas. Nenek memang sudah bertekad sejak berada di sini akan merawat dan menjaga mereka sampai besar nanti dalam keadaan apapun. Walaupun nenek nggak bisa menjanjikan akan memberi kehidupan yang layak seperti ini. Tapi nenek akan berusaha sekuat tenaga nenek untuk membesarkan dan menyekolahkan mereka sampai tamat SMA. Supaya mereka bisa menyambung hidup mereka kelak setelah nenek sudah tidak berada di dunia ini lagi." Jawab Nek Imah penuh keyakinan.
"Terima kasih Nek. Saya jadi tenang kalo begini. Jawaban Nek Imah membuat beban pikiran saya berkurang. Saya memang khawatir dengan masa depan mereka. Kalo sudah ada nenek saya tidak perlu khawatir lagi. Jawab Rani dengan raut mula lega.
" Ya sudah Nak. Sekarang sudah malam. Sebaiknya Nak Rani tidur supaya besok bisa kerja kembali dan tidak mengantuk. Istirahatkan tubuh Nak Rani ya.. Supaya besok pagi bangun segar.". Nasihat Nek Imah.
" *Ya sudah Nek. Nenek juga langsung istirahat ya..!!". Kata Rani.
Setelah itu Rani dan Nek Imah ke kamar masing-masing untuk beristirahat supaya besok bisa bangun dengan segar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Yara_Army
mampir
2021-04-03
0
she1209
semangat kakak author, aku mendukung mu ❤❤❤
2021-03-30
0
Tri
kurang ringkas cerutanya
2021-03-30
0