Perusahaan Pak Handoko Mulai Goyang..
Sebulan lebih setelah kepergian almarhum Pak Handoko kondisi perusahaan mulai goyang.. Harga saham perusahaan pun menurun drastis. Seperti anak ayam kehilangan induknya perusahaan tersebut seperti hilang kendali. Banyak investor yang menarik sahamnya. Mereka takut uang mereka hilang karena melihat keadaan perusahaan benar benar di ujung tanduk.
Rani pun mulai panik. Dia nggak tau harus melakukan apa. Perusahaan kali ini membutuhkan suntikan modal agar bisa bangkit kembali. Tapi siapa yang mau menyuntikkan modal di perusahaan yang hampir bangkrut seperti ini?. batin Rani.
Sejak pabrik terbakar itu banyak kerugian yang dialami perusahaan dan tidak bisa tercover oleh asuransi.
Segala daya dan upaya sudah dilakukan. Semua aset pun sudah terjual untuk menutupi kerugian yang dialami perusahaan. Perusahaan juga sudah merampingkan pegawai agar beban gaji tidak terlalu besar. Banyak karyawan yang telah di PHK.
"Apa yang harus aku lakukan ya..??" Rani berbicara sendiri sambil berjalan bolak balik di ruangannya.
"Aku bingung. Aku nggak tau lagi apa yang harus aku lakukan. Aset satu satunya perusahaan hanyalah rumah yang ditempati ketiga anak Pak Handoko. Mang Udin dan Bi Sinta juga sudah di pecat oleh Rani untuk mengurangi biaya rumah tersebut. Mereka pun menghemat semua pemakaian listrik dan alat elektronik lainnya karena memang sejak Pak Handoko meninggal semua biaya rumah yang dibutuhkan anak anak ditanggung perusahaan termasuk biaya pengobatan Dinar kemaren. yang terbilang cukup mahal karena Psikiater yang dipakai untuk mengobati Dinar adalah Psikiater ternama" batinnya lagi.
Sejak Pak Handoko meninggal memang kendali kantor berada di bawah tangan Rani sesuai wasiat yang di tinggalkan Pak Handoko saat dia masih hidup dan di sah kan oleh pengacara yang sering di pakai perusahaan. Rani berusaha menyelamatkan perusahaan pak Handoko.
Hampir setiap hari Rani mengadakan rapat pemegang saham untuk mendapatkan ide dari mereka untuk menyelamatkan perusahaan ini. Mereka semua hanya bisa angkat tangan menyerah karena semakin hari saham perusahaan semakin merosot bahkan hampir sampai pada titik terendah.
Penjualan produk pun berhenti dikarenakan pabrik satu nya lagi tidak dapat memproduksi barang dagangan mereka. Mereka kekurangan bahan baku dan banyak mesin pabrik yang digunakan untuk produksi rusak akibat terlalu dipaksa untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang besar perhari.
Mendengar hal itu dari asisten Rani, dia pun pergi menuju pabrik untuk mengecek apa yang terjadi. Sesampainya di pabrik dia bertemu mandor atau orang yang bertanggung jawab penuh di dalam pabrik tersebut.
" Selamat Siang Pak. Saya Rani. Penanggung jawab sementara kantor Pusat". Kata Rani mengenalkan diri pada Bagas mandor pabrik tersebut.
" Selamat siang buk.. Selamat datang di pabrik kita". Jawab Pak Bagas seramah mungkin yang dia bisa.
" Bagaimana keadaam pabrik Pak?". Tanya Rani to the point tanpa basa basi.
"Seperti yang ibu ketahui, semenjak pabrik kita satu lagi terbakar. Produksi barang di fokuskan pada pabrik ini. Sementara kapasitas produk yang dihasilkan oleh 1 buah mesin ada batasnya. Jika sebuah mesin bekerja ekstra , lama kelamaan mesin tersebut akan mati bu." Jawab Pak Bagas panjang lebar dan sepertinya alasan Pak Bagas masuk ke akal Rani.
" Bapak benar" Ucap Rani
" Tapi kan Pak kalau kita tidak produksi sementara pesanan lama yang sudah terbakar di pabrik itu tidak bisa sampai ke pembeli dan kita akan ganti rugi berkali kali lipat." Jelas Rani lagi.
" Saya tau bu. Tapi kita juga tidak boleh terlalu memaksa seperti itu. Ibu bisa lihat konsekuensinya sekarang. Bukannya tambah cepat produksinya, malah sekarang produksi terhenti karena ada beberapa mesin yang mati." Jelas Pak Bagas
" Menurut Bapak, apa yang harus kita lakukan?.Bapak tau sekarang perusahaan kita sudah mulai goyang. Banyak customer meminta barang mereka di antar atau mereka meminta kembali uang yang sudah mereka berikan agar barang pesanan mereka sampai tepat waktu." Ucap Rani
" Sebenarnya saya juga bingung bu.". Jawab Pak Bagas sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" *Bagaimana kalo kita beli mesin yang baru. Kita juga bisa memperbaiki mesin yang rusak tersrbut. Kita bisa memanggil teknisi untuk memperbaikinya." Ide Rani ditanggapi anggukan kepala Pak Bagas
" Usul yang bagus bu. Saya bisa memanggil teknisi yang biasa mengerjakan perbaikan mesin di pabrik ini. Tapi bagaimana dengan membeli mesin baru. Kita tau bawa cashflow perusahaan kita sudah menipis*." Jelas Pak Bagas.
" Pertama, kita perbaiki dulu mesin yang ada. Dan menyediakan bahan baku produksi. Setelah itu saya akan mencari cara agar bisa menambah mesin baru untuk pabrik ini. ". ucap Rani.
" Baiklah besok saya akan memanggil teknisi mesin agar bisa langsung diperbaiki dan lusa mesin sudah dapat produksi lagi". Kata Pak Bagas mantap.
" Baiklah kalo begitu. Semua tagihan biaya perbaikan mesin tolong di emaik ke saya supaya saya bisa membayarnya langsung. Tegas Rani.
" Baik, Bu.. Saya akan melakukan perintah Ibu." Jawab Pak Bagas.
Setelah itu Pak Bagas mengantar Rani berkeliling pabrik untuk melihat lihat sebelum akhirnya Pak bagas mengantarnya ke depan untuk menunggu jemputannya datang. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.
Tak berapa lama jemputan Rani datang. Rani masuk ke mobil setelah bersalaman dengan Pak Bagas. Setelah masuk mobil, pak supir langsung menjalankan mobilnya dan meninggalkan pabrik itu.
" Ibu mau saya antar kemana? Kembali ke kantor atau mau pulang ke rumah Pak Handoko?. Tanya supir kepada Rani.
" Ke rumah saja Pak. Saya capek. Saya ingin istirahat sebentar di rumah itu sekaligus melepas kangen dan bermain dengan anak-anak itu supaya kepala saya bisa santai sebentar. Saya pusing sekali Pak." Jawab Rani.
" Baik Bu..!!" Jawab Pak Supir singkat dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar Rani bisa tertidur sebentar di jok bangku belakang.
Pak supir memasang musil mellow untuk bisa membantu Rani tidur. Dia tau belakangan ini Rani sangat jarang istirahat. Dia selalu sibuk kesana kemari mencari cara untuk menyelamatkan perusahaan yang sedang goyang. Dia kasian melihat Rani yang tidak pernah bisa beristirahat dengan cukup.
Terlihat jelas di pelupuk matanya yang menghitam karena kurang tidur. Setelah Rani tertidur pak supir tersenyum sedikit karena senang dia bisa membantu Rani agar beristirahat sebentar. Setidaknya sampai mobil tersebut sampai di rumah Almarhum Pak Handoko.
Sesampainya di rumah tersebut Pak Supir membangunkannya dengan perlahan. Dia tidak ingin Rani terkejut. Saking pelannya, Pak Supir harus menggoyang goyangkan tubuh Rani agar dia bisa bangun. Dan akhirnya dia pun bangun.
Mendengar suara mobil di depan rumah anak-anak yang sedari tadi sedang sibuk mengerjakan tugas sekolah mereka lari berhamburan ke depan pintu untuk menyambut kedatangan Rani.
" Kakaaakkkk.... " Mereka semua berlari ke pelukan Rani. Mendapatkan perlakuan seperti itu beban yang tadinya dia rasakan terasa sedikit berkurang.
Mereka pun akhirnya bermain dengan Rani di taman belakang sampai sore.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Hijrawati
baiknya mbk rani,orangnya tulus
2021-08-04
0
Whiteyellow
mampir ya
2021-03-29
0
pinnacullata pinna
aku mampir dan memberikan like this dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-03-26
0