Kesedihan Mendalam...
#Flashback On#
Keesokan harinya setelah bangun pagi Celyn merasa tidak dapat menemukan kedua orang tua nya serta Dinar di setiap sudut villa tersebut. Celyn mencari mereka sejak bangun tidur tadi. Setelah capek menyelusuri villa dan yang dicari tak kunjung ketemu akhirnya Celyn bertemu Bi Sinta dan bertanya kepadanya.
" Bi, apa bi Sinta melihat papa, mama dan Dinar? Dari tadi Celyn cari kemana mana tidak ketemu." Tanya Celyn. Bi Sinta yang ditanyain hanya diam seribu bahasa seraya menyiapkan semua barang barang bawaan mereka untuk kembali ke Jakarta sesuai dengan arahan Mang Udin.
" Bibi.. Kenapa bibi diam saja? Trus ini kenapa bibi susun barang barang bawaan kita? Apa liburan kita sudah selesai"Tanya Celyn semakin ingin tau.
" Non Celyn.. tolong bantu bibi menyusun barang barang Non Celyn, Non Dinar dan Den Dika. Hari ini kita pulang ke Jakarta." Pinta Bi Sinta yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan Celyn.
"Baiklah Bi.." Jawab Celyn dengan memanyunkan bibirnya kesal karena rasa penasaran yang ada di kepalanya belum terjawab.
Celyn pun akhirnya menyusun barangnya dan kedua adiknya dan memasukkan ke dalam koper lalu mengangkatnya keluar dari kamar dan diletakkan di ruang tamu.
Di ruang tamu Celyn pun melihat Bi Sinta repot membereskan barang majikannya yang masih tertinggal di sana. Dia pun memasukkan nya ke dalam koper dan mengumpulkannya di ruang tamu.
Sebelum Mang Udin sampai untuk menjemput mereka Bi Sinta menyempatkan diri membuat sarapan mereka yakni roti bakar dan susu untuk anak anak itu dan menyuruh mereka untuk sarapan. Bi Sinta berpikir kalau mereka pasti butuh tenaga nanti untuk menghadapi kenyataan pahit yang akan segera mereka ketahui.
"Non Celyn.. Den Dika.. Ayo ke meja makan..!! Kita sarapan dulu sebelum Mang Udin menjemput kita untuk pulang" Panggil Bi Sinta.
Kedua kakak beradik itu pun hanya bisa menurut dalam kebingungan. Mereka pun duduk di meja makan dan memakan sarapan roti dan minum susu yang sudah dibuat Bi Sinta. Setelah makan mereka duduk di ruang tamu dan menunggu kedatangan Mang Udin. Dika yang sedari tadi bingung akhirnya bertanya kepada kakaknya.
"Kak, sebenarnya ada apa? Kok kita langsung pulang? Bukannya seharusnya kita pulang besok?"Tanya Dika pada Celyn
" Kakak pun nggak tau dek..!! Kakak dari tadi tanya bi Sinta tapi tidak di jawab. Kita ikutin dulu ya dek. Nanti kita juga tau ada apa sebenarnya.". Jelas Celyn.
"Baiklah kak.." Jawab Dika singkat
Tak berapa lama kemudian datanglah rombongan Mang Udin, Rani sekretaris Pak Handoko dan diikuti oleh ambulans di belakang mereka.
Secepat kilat Mang Udin memasukkan semua barang barang mereka. Lalu Bi Sinta dan kedua anak itu naik ke mobil dengan perasaan semakin bingung. Sementara Dinar ikut dengan mobil kantor Rani karena jiwanya masih terguncang.
Setelah itu, iring-iringan itu pun berjalan menuju ke Jakarta. Di dalam mobil Celyn bertanya kepada Bi Sinta sebenarnya apa yang terjadi. Bi Sinta pun menjelaskan.
" Sebenarnya ada apa,Bi? Tolong jawab Celyn" Tanya Celyn. "Trus itu ambulans kenapa ikutin kita? Siapa yang sakit Bi?". Tanyanya lagi.
Bi Sinta melirik Mang Udin untuk bertanya tanpa suara apakah dia harus menjelaskannya dan dijawab Mang Udin dengan anggukan kepala tanda setuju.
"Begini Non, ambulans yang ada di belakang itu membawa jenazah orangtua Non Celyn. Semalam mereka mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat" Seperti di sambar petir Celyn sangat terkejut dan tak percaya apa yang dikatakan Bi Sinta.
" Yang bener Bi? Jangan bercanda. Nggak lucu tau."
Tanya Celyn dengan nada tak percaya.
"Bener Non.. nanti non bisa lihat sendiri" Jawab Bi Sinta.
Celyn tidak memasang ekspresi apapun. Dia hanya terdiam seakan tidak percaya. Dia ingin melihat sendiri dengan mata kepalanya apakah itu adàlah orang tuanya.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di Rumah Duka. Celyn melihat banyak orang yang sudah berkumpul di rumahnya memakai baju hitam yang menandakan hendak melayat. Dua peti mati turun dari ambulans dan membawanya ke ruang tengah tempat jenazah akan di shalatkan.
Setelah itu petugas ambulans membuka penutup peti. Celyn melihat kedua orangtuanya dengan wajah yang dipenuhi luka bakar dan hampir tak dikenali. Saat itu juga tangis Celyn pecah dan orang orang yang ada di sana melihat itu menyiratkan ekspresi iba dan kasihan kepada anak Pak Handoko.
#Flashback Off"
Tiga jam kemudian..
Celyn menangis sudah 3 jam.. Dia memandangi wajah ayah dan ibunya dengan kesedihan yang sangat mendalam. Celyn tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan kedua orangtuanya dengan sangat cepat. Celyn merasa ada perasaan takut menyelimuti hatinya tentang masa depannya dan masa depan kedua adiknya. Celyn membayangkan semuanya. Celyn menyimpan semua ketakutan itu di kepalanya. Celyn membayangkan tidak akan ada lagi tempat dia mengadu dan menceritakan semua keluh kesahnya. Tidak akan ada yang akan mendengarkan semua ceritanya seperti yang dilakukan kedua orang tuanya. Banyak sekali pemikiran pemikiran yang timbul di benaknya.
Banyak sekali ketakutan yang timbul ntah dari mana di kepalanya. Dan semua itu hanya bisa diungkapkannya dengan tangisannya.
Semua tamu yang ada di situ bergantian membujuknya agar dia bisa berhenti menangis. Mereka ikut merasakan kesedihan Celyn. Mereka banyak yang tidak tega melihat anak anak Pak Handoko yang menangis di samping peti mati orang tuanya. Bi Sinta pun ikut menangis tetapi dia berusaha menguatkan ketiga anak majikannya yang terbilang masih sangat muda itu. Bi Sinta memeluk mereka bertiga dengan penuh kasih sayang
Karena kecapekan mereka bertiga pun tertidur dipangkuan bi Sinta.
Di sisi lain Rani sedang sibuk mengurus penguburan Boss nya itu yakni besok pagi. Dia memesan tanah kepada tukang gali kubur, memesan tenda yang akan di pakai di waktu penguburan dan hal hal lain yang dibutuhkan untuk menguburkan mereka.
Rani menyiapkan semuanya karena Pak Handoko memang tidak memiliki keluarga lain. Mereka sudah lama hidup sendiri tanpa keluarga. Kata orang orang, dahulu keluarga Pak Handoko sudah lama meninggal. Mereka hanyalah sepasang yatim piatu yang bertemu di panti asuhan dan menjalin hubungan lalu menikah. Mereka memulai semua usahanya dari nol.
Pak Handoko sangat gigih bekerja sehingga dapat mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan akhirnya bisa membangun kerajaan bisnisnya seperti saat ini. Banyak orang yang kagum kepada Pak Handoko. Banyak yang menjadikannya sebagai Panutan dan contoh dalam menjalani hidup ini.
Malam itu para OB di kantor dipindahkan ke rumah duka untuk melayani para pelayat yang notabene adalah rekan bisnis dan sahabat Pak Handoko.
Tamu yang datang pun silih berganti. Begitu terus yang terjadi hingga malam semakin larut dan tamu pun pada pulang dan akan datang kembali saat penguburannya keesokan hari yakni pada pukul 10.00 pagi. Rani dan beberapa OB kantor menginap di rumah duka yang memang memiliki banyak kamar yang disiapkan Mang Udin dan Bi Sinta. Dan mereka pun beristirahat Karena besok adalah hari sibuk dan hari penguburan Pak Handoko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Fanie Sajah
Like juga sudah mendarat yah👍🤗
2021-04-21
0
reyna putri reyyan
Boom like 10 mampir thor. mari saling mendukung 😊
2021-03-28
2
Whiteyellow
Aku mampir yaa...boomlike untukmu..semangat saling dukung
.🤗😎
2021-03-20
0