Kematian Orang Tua Celyn...
Kecelakaan yang terjadi pada orangtua Celyn menjadi headline berita malam tersebut. Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan besar yang sampai memakan korban jiwa. Bukan hanya Pak Hartono dan Bu Tasya yang meninggal akan tetapi supir truk yang bertabrakan dengan mereka. Hanya satu orang yang selamat yakni Dinar.
#Flashback On#
Mobil Pak Hartono melaju kencang karena memang terburu buru. Hal itu disebabkan adanya kabar dari pegawainya bahwa pabrik mereka kebakaran. Tanpa dia sadari Dinar anaknya telah masuk ke dalam mobil.
Dia mengejutkan Pak Handoko dan Bu Tasya yang terlihat panik dan terkejut mengenai keberadaan anaknya di mobil itu.
Dinar merengek membujuk papa dan mamanya untuk kembali ke Villa dan meneruskan liburan mereka. Pak Hartono dan Bu Tasya berusaha meyakinkan Dinar akan segera kembali setelah urusan mereka selesai. Tapi Dinar terus merengek. akhirnya Pak Hartono menjadi tidak fokus dan tidak melihat ada truk melaju cepat ke arahnya. dan akhirnya kecelakaan pun tak terelakkan.
"Praakkk..." Mobil keduanya pun tabrakan dan mereka terguling-guling. Saat itu Pak Handoko masih sadar walaupun mengeluarkan banyak darah.
"Papa.. paa..paa.." Panggil Dinar terbata bata
"Kamu di mana Dinar??" Panggil Pak Hartono mencoba untuk melepaskan seat belt nya dan bergerak perlahan agar mobil tidak terguling ke dalam jurang sebelum anaknya bisa di selamatkan.
"Paaa.. Sakit.." Rengek Dinar lagi
"Tenang sayang.. jangan banyak bergerak.. Papa akan berusaha menyelamatkan kamu". Bujuk Pak Hartono.
"Iya pa". Jawab Dinar sambil sesekali meringis kesakitan.
Pak Hartono bergerak sepelan mungkin untuk menyelamatkan Dinar agar mobilnya yg sekarang sudah berada di bibir jurang tidak terjatuh ke jurang. Dilihatnya istrinya di bangku samping kemudi sudah tak bernyawa lagi.. Dia terdiam sejenak menahan tangisnya. Dia hanya berbisik di telinga istrinya.
"Maafkan papa ya Ma.. Tunggu papa.. Kita pergi bersama. Papa akan menyelamatkan anak kita dulu." Bisik Pak Handoko pelan supaya Dinar tidak mendengar dan tanpa menunggu jawaban istrinya itu yang memang tak bisa menjawab lagi, dia melanjutkan gerakannya berusaha menyelamatkan anaknya itu.
Dipecahkannya kaca jendela yang terletak di sebelah kanan mobil yg terbalik itu supaya Dinar bisa keluar dari situ. Maklum tubuh Dinar yang kecil bisa muat jika harus keluar dari jendela. Setelah kaca pecah, Pak Handoko mengangkat tubuh Dinar pelan dan hati hati agar tidak mengenai pecahan kaca mobil tersebut. Setelah Dinar dia rasa aman, dia pun menelepon Mang Udin mengenai kejadian yang mereka alami untuk meminta bantuan dan memanggil ambulans menyelamatkan Dinar.
"Mang Udin, to..to.. longgg Dinar. Mobil kkkiittaa kecelaakaaann. Tolong panggil aaaaammmbulans seseselaamaattkaan Dinar".Kata Pak Hartono kepada Mang Udin. Mang Udin yang mendengarnya pun terkejut dan panik. Seraya berjalan mengambil kunci mobil menuju parkiran
"Bapak ada di mana?"Tanya nya panik
"Saya ada di tepi jurang tidak jauh dari Villa" Jawab Pak Handoko.
"Tolong Dinar.. Dia masih hidup. Saya berhasil mengeluarkan dia dari mobil" Kata Pak Handoko lagi.
"Bagaimana keadaan ibu dan bapak??" Tanya Mang Udin lagi yang sudah masuk mobil dan meluncur ke TKP secepatnya.
"Ibu meninggal.. Saya juga sudah tidak tahan lagi. Sepertinya saya juga akan menyusul ibu" Kata Pak Handoko yang mencoba bergerak ke arah istrinya. Akan tetapi tidak sengaja dia terjatuh ke arah sebelah kiri mobil yang sudah sangat di pinggir jurang akhirnya mobilnya jatuh.
"Aaaaahhhhhhhh" Teriak Pak Handoko di telpon dan setelah itu terdengar suara mobil jatuh dan meledak.
Dinar yang setengah sadar melihat kejadian itu langsung teriak..
"Papaaaaaa..... Maaammmaaà..." Teriak Dinar
"Pak.. Pak Handoko.. Bapak tidak apa apa" Tanya Mang Udin di tempat yang lain. dia tau orang yang berada di telpon sudah tak ada. Tapi karena paniknya dia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sesampainya di TKP Mang Udin melihat Dinar tidak jauh dari pecahan kaca mobil dan terpaku melihat mobil papa nya yang meledak. Mang Udin langsung menuju ke arahnya dan memeluk Dinar.
"Tenang Non.." Ujar Mang Udin sambil memeluk dan memasukkan Dinar ke mobil
"Paaapaa.. Ma..Maa.. Terrrbbaakkaar.."Ujapnya terbata bata dengan ekspresi sangat shock.
"Tenang Non.. Mang Udin urus semuanya dulu ya.. Non tunggu di sini dulu". Kata Mang Udin
Tanpa menunggu jawaban Dinar, Mang Udin langsung menelepon polisi dan ambulans dan mengabarkan kecelakaan tersebut dan meminta bantuan untuk mengangkat mayat Pak Handoko dan istrinya yang sudah terjatuh dan mungkin sudah tidak bernyawa lagi.
#Flashback Off#
Beberapa saat kemudian Polisi dan ambulans datang. Polisi menanyai Mang Udin tentang kejadian tersebut. Mang Udin menjawab apa yg tadi di katakan Pak Handoko. Dan Mang Udin menunjuk ke arah Dinar dan mengatakan dia anak korban yang berhasil selamat dari kecelakaan tersebut. Tapi dia kelihatan sangat shock.
"Bapak Yakin kalo korban dalam keadaan sadar saat membawa mobil"Tanya Polisi
"Saya yakin, Pak. Majikan saya tidak pernah minum minuman keras dan memakai narkoba. Majikan saya orangnya bersih."Jawab Mang Udin ke polisi.
"Apa ada korban yang selamat?"Tanya polisi lagi
"Ada Pak. Anaknya. Namanya Dinar. Tapi kelihatannya dia sangat shock Pak" Jawab Mang Udin sambil menunjuk ke arah Dinar yang ada di mobil.
"Baiklah." Kata Polisi. "Kita akan menunggu sampai dia bisa menjadi saksi" Lanjut polisi lagi.
"Bolehkah saya membawanya ke Rumah Sakit? Saya lihat dia terluka Pak?"Tanya Mang Udin kepada polisi.
"Silahkan Pak. Tapi kalau kita memerlukan Bapak sebagai saksi apakah Bapak bersedia? Boleh saya minta no handphone Bapak? Supaya urusan kita bisa lancar."Kata Polisi.
"Baik, Pak! No saya 0813xxxxx". Jawab Mang Udin dan terlihat Polisi mencatat no yang disebutkan Mang udin itu.
"Kalo begitu saya permisi dulu, Pak!!" Kata Polisi itu sambil pergi berlalu melihat TKP kembali.
Setelah polisi itu berlalu, Mang Udin pun menuju ambulans yang membawa mayat Pak Handoko dan Bu Tasya yang sudah gosong akan tetapi masih dapat dikenalin oleh Mang Udin ke Rumah Sakit seraya mengikuti ambulans dengan tujuan membawa Dinar berobat ke RS yang sama dengan kedua orangtuanya.
Setelah mengantarkan Dinar ke ruangan UGD dan yakin kondisinya baik baik saja dan hanya butuh istirahat akibat rasa shock yang dia alami. Mang Udin berjalan ke ruang mayat untuk mengurus mayat majikannya itu dari mulai pembersihan mayat dan mengurus pemulangan jenazah ke Jakarta. Mang Udin menelepon sekretaris Pak Handoko untuk mengurus semua keperluan yang dibutuhkan oleh RS untuk pengurusan Jenazah.
"Halo..Saya Mang Udin supirnya Pak Handoko". Ucap Mang udin memulai percakapan di HP
"Ada apa Pak? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rani sekretarisnya.
"Pak Handoko dan istrinya kecelakaan di Puncak dan meninggal di tempat. Saya mau minta tolong ibu datang Ke RS xxx untuk mengurus segala urusan tentang jenazah dan keluarganya pak Handoko." Kata Mang Udin. "Saya akan mengurus Non Dinar yang sedang dirawat di sini" Lanjut Mang Udin.
"Baik Pak, saya akan ke sana dengan membawa mobil kantor" Jawab Mang Udin
Beberapa Saat Kemudian...
Mang Udin menunggu kehadiran Rani sekretaris Pak Handoko sampai ke RS. Setelah melihat sekretarisnya itu Mang Udin langsung mengantarnya ke ruang mayat dan menjelaskan semuanya. Setelah mengurus administrasi dan semuanya. Rani langsung menghampiri Mang Udin.
"Dimana anaknya Pak handoko?" Tanya Rani
"Non Celyn dan Den Dika masih ada di Villa. sedangkan Non Dinar masih istirahat di kamar. Tapi kata dokter dia sudah bisa pulang hari ini". Jelas Mang Udin.
"Apa Bapak sudah menyampaikan berita ini kepada anaknya?". Tanya Rani lagi
"Saya sudah memberitahu Bi Sinta untuk mempersiapkan semua barang barang untuk pulang ke Jakarta dan memberitahu kematian majikan mereka. Dan saya memberitahu sebentar lagi saya akan menjemput mereka dan pulang ke Jakarta." Jelas Mang Udin.
"Baiklah. Mari kita jemput mereka dan secara bersamaan dengan ambulans menuju villa menjemput mereka dan pulang ke Jakarta tanpa sesikitpun memberitahu apa yang terjadi kepada anaknya yang lain." Suruh Lina.
"Baik bu.. Saya akan menelpon Bi Sinta lagi kalo kita akan segera sampai di rumah untuk menjemput mereka". Jawab Mang udin sekaligus bergerak menjemput Dinar di ruang UGD dan membantunya berjalan menuju mobil.
Rani sudah berada di mobil bersama supir kantor, dibelakangnya sudah ada ambulans yang standby. Rani juga sudah menyuruh OB kantor ke rumah Pak Handoko untuk menyiapkan rumah Pak Handoko untuk menyambut kedatangan jenazah nya. Rani juga menelpon semua kolega Pak Handoko memberitahukan kematian Pak Handoko. Semua Kolega dan teman teman bisnis Pak handoko terkejut dan mengirimkan karangan bunga ke rumah duka sebelum mereka pergi ke Rumah duka.
Setelah sampai di Villa Mang Udin menjemput Bi Sinta dan anak-anak. Secepatnya Mang Udin memasukkan barang barang mereka tanpa bicara sepatah katapun. Bi Sinta yang mengerti dan mengetahui apa yang terjadi hanya menurut Mang Udin. Anak anak Pak Handoko pun hanya diam dalam bingung tanpa tau apa yang terjadi.
Beberapa Jam Kemudian
Rombongan Mang Udin, Bi Sinta, anak-anak Pak Handoko, Rani dan ambulans sudah sampai ke Rumah Duka. Di dalam sudah ada banyak orang yang sudah berkumpul untuk melayat.
Sewaktu peti mati diturunkan dan di letakkan di ruangan tengah yang sudah di siapkan OB. Petugas ambulans membuka peti mati.
Celyn dan Dika yang melihat siapa yang ada di peti mati berlari dan nangis histeris karena mereka sedih atas kehilangan orangtua mereka.
"Papa.. Mama.. kenapa kalian meninggalkan kami? Apa kami salah? Apa kami nakal? sampai mama dan papa meninggalkan kami? Kami janji ma, pa tidak akan nakal lagi". Tangis Celyn memecah keheningan di ruangan teraebut. Dika pun yang melihat kakaknya menangis ikutan menangis. Hanya Dinar yang hanya terdiam terpaku di depan jenazah orangtua mereka karena masih syok.
Semua orang yang berada di ruangan itu hanya memandang kasihan dan iba kepada ketiga anaknya Pak Handoko tersebut. Tak bisa berbuat apa apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
mini89
napa ada bawang😭
2022-08-19
0
Hariyono Adhi
orang kaya masak anaknya tidak diikutkan asuransi pendidikan. juga kedua ortunya pastinya punya asuransi jiwa lha.
2021-03-26
0
Whiteyellow
Aku mampir yaa...boomlike untukmu..semangat saling dukung
.
2021-03-20
0