Di Kantor..
"Pagi pak.." sapa Lina spontan berdiri melihat pak Handoko keluar dari lift dan berjalan melewati Lina menuju ruangan kerjanya.
"Pagi juga Lina..!!,"balasnya seraya menyunggingkan senyumnya ke arah Lina sambil terus berjalan ke ruangannya diikuti Lina dari belakang dengan membawa setumpuk berkas dan tablet kerjanya.
"Saya akan membacakan schedule Bapak hari ini"Ucap Lina dan berhenti sebentar menunggu Pak Handoko mengambil posisi yang nyaman di belakang meja kerjanya dan siap mendengarkan apa yang akan Lina sampaikan kepadanya.
"Oke, silahkan Lina.. Saya sudah siap mendengarnya" Kata Pak Handoko dengan wajah yang serius dan pandangan yang tertuju pada Lina yang menandakan bahwa dia siap mendengarkan apapun yang akan Lina sampaikan padanya.
"Pada jam 9 Bapak akan meeting dengan perusahaan A, jam 1 siang anda meeting dengan perusahaan B dan jam 3 sore anda akan meeting dengan Staff Marketing pak."Lina diam sejenak dan memperhatikan bos nya itu memperhatikan semua hal yang dia katakan.
"Ini berkas - berkas meeting hari ini,Pak. Saya sudah menyiapkannya. Yang merah adalah berkas meeting dengan perusahaan A, Yang Biru adalah berkas meeting dengan perusahaan B, dan terakhir yang Kuning adalah berkas meeting dengan Staff Marketing" Lanjutnya sembari memberikan satu per satu berkas yang sudah Lina siapkan untuk schedule meeting Pak Handoko hari ini.
Pak Handoko menerima semua berkas tersebut dan langsung meletakkan berkas-berkas di atas mejanya tanpa membukanya.
"Silahkan dibaca dan dipelajari ya Pak.. Saya akan keluar untuk memeriksa apakah ruang meeting sudah disiapkan dan menunggu tamu dari perusahaan A tiba di sini. Setelah itu saya akan memanggil Bapak kembali". Ucapnya lagi.
"Baiklah saya akan membaca dan mempelajari semuanya. Terima kasih Lina" Kata Pak Handoko sambil melirik berkas yang sudah menumpuk di atas mejanya dan menghembuskan nafas panjang dan kasar sembari memijat keningnya yang sama sekali tidak sakit.
"Saya keluar dulu ya Pak..!! Selamat mempelajarinya pak. Saya akan memberitahu kalau nanti utusan dari perusahaan A sudah datang". Ucapnya sambil berjalan keluar dari ruangan Pak Handoko dengan membawa tablet kerja di tangannya.
"Terima kasih Lina atas kerja kerasmu. Kamu sudah banyak membantu saya menjalankan perusahaan ini." Kata Pak Handoko
"Sama-Sama Pak.." Ucap Lina singkat lalu berlalu dari ruangan itu.
Sekeluarnya Lina dari ruangan itu Pak Handoko membuka satu per satu berkas yang ada di hadapannya dan mempelajarinya. Pertama dia membuka map merah yakni bahan meeting dengan perusahaan A. Dia mempelajari dengan seksama proposal kerja sama yang diajukan oleh perusahaan A. Dia sudah mengerti dengan apa yang akan di meetingkan pagi ini.
Selanjutnya dia membuka map biru yang berisikan berkas meeting dengan perusahaan B siang ini. Dia membuka halaman proposal kerja sama tersbut satu persatu. Dengan khusyuk dia mempelajarinya sampai dia mengerti dan akhirnya dia mengangguk angguk dan sedikit tersenyum.
Lalu dia akan melanjutkan ke berkas yang ketiga yang berwarna kuning. Tapi belum sempat dia membuka berkas itu Lina mengetuk pintu dan langsung masuk.
"Pak, utusan dari perusahaan A sudah sampai. Kita akan segera memulai meetingnya."Jelasnya tergesa gesa.
"Baiklah Lina.. Ayo kita pergi ke ruang meeting". Tanpa menunggu jawaban Lina, Pak Handoko berdiri dari kursinya dan langsung keluar ruangannya membawa berkas rapat tadi menuju ruang meeting yang berada di dekat ruangannya. Lina setengah berlari mengikuti langkah Pak Handoko.
Hari ini semua meeting yang sudah terjadwal berjalan dengan baik dan memperoleh hasil kerjasama memuaskan diantara kedua belah pihak.
Di tempat lain yakni ruangan para supir menunggu majikan mereka yang berada di dalam kantor. Salah satunya adalah Mang Udin. Dia melihat arloji nya sudah menunjukkan Pukul 2 siang yang menandakan dia harus segera bergerak untuk menjemput ketiga anak majikannya di sekolah. Karena Pak Handoko tidak ingin ketiga anaknya itu menunggu Mang Udin kelamaan.
Mang Udin pun segera beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju dia memarkirkan mobilnya tadi.
"Saya gerak dulu yach.." Ujar Mang Udin kepada teman sesama supir yang menemaninya duduk dan mengobrol untuk menghabiskan waktu di kantor itu.
"Mau kemana? Kok buru-buru? Apa Pak Handoko ingin keluar kantor?"Tanya temannya tadi
"Bukan.. Ini sudah jam 2 siang. Sudah waktunya saya menjemput ketiga anak Pak Handoko di sekolah mereka. Jika tidak berangkat sekarang saya takut saya akan terlambat menjemput mereka. Kamu tau sendiri lah Jakarta itu selalu saja macet. Mau pagi, siang ataupun malam" Jelas Mang Udin panjang lebar kepada temannya itu.
"Iya kamu benar Mang.. Bukan kota Jakarta namanya kalau tidak macet. Ya sudah Mang Udin harus segera berangkat sekarang. Saya takut ketiga anak itu kelamaan menunggu jemputan Mang Udin di sekolah."Ucap temannya lagi.
"Baiklah. Saya berangkat duluan ya.." Mang Udin pun langsung masuk mobil dan menghidupkan mesinnya.
"Hati-hati Mang Udin.. Jangan ngebut ya.." teriak temannya dari belakang dan hanya ditanggapi oleh lambaian tangan dari Mang Udin sambil menjalankan mobilnya keluar dari area parkiran.
Di dalam perjalanan Mang Udin menggerutu kecil melihat betapa panjangnya antrian mobil yang ada di depannya yang mengakibatkan mobilnya tidak bisa jalan dari jalanan itu. Mang Udin hanya takut dia terlambat menjemput anak majikannya.
Mang Udin bolak balik memperhatikan arloji nya dari tadi. Jam sudah menunjukkan Pukul 14.25 wib atau hampir jam setengah 3 sore. Mang Udin takut dia bisa sampai terlambat di sekolah. Biasanya ketiga anak itu keluar dari sekolahan jam 3 sore.
"Ya Tuhan.. tolong hambaMu ini. tolong jangan sampai aku telat menjemput mereka. Aku khawatir mereka akan menunggu lama dalam keadaan lapar dan haus. Terang saja mereka hanya membawa bekal hanya sedikit. dan itu sudah pasti habis pada jam istirahat sekolah yakni pukul 12.00 Wib." Batin Mang Udin yang sedari tadi kesal karena jalanan ibukota itu yang sangat ramai dan macet di mana mana.
Setelah menunggu 15 menit di dalam mobil akhirnya mobilnya Mang Udin dapat keluar dari kemacetan yang dari tadi berlangsung. Mang Udin menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang tapi lebih cepat dari biasanya. Mang Udin berharap sekali dia tidak akan terlambat menjemput mereka.
Jam menunjukkan Pukul 14.55 akhirnya Mang Udin sampai di sekolah mereka setelah kejadian drama kemacetan yang dialami nya.
"Puji Tuhan.. akhirnya aku bisa sampai tepat waktu, terima kasih Tuhan." Batinnya dengan penuh rasa syukur yang amat sangat.
Beberapa menit kemudian mereka pun keluar dari kelas mereka. Celyn menjemput adik - adiknya agar dapat pergi barengan menuju mobil yang sudah standby di lobi sekolah.
"Selamat siang Mang Udin... Wahh.. makasih ya Mang karena Mang Udin selalu jemput kita trpat waktu."Sapa Celyn si sulung.
"Ayo masuk Non. Ayo masuk Den.. Mang Udin tau kalian pasti kelaparan setelah belajar seharian. " Ucap Mang Udin.
" Iya Mang bener. Cacing yang diperut saja sudah sangat kelaparan. " Ucap Dinar kepada Mang Udin.
"Baiklah , mari kita berangkat anak-anak." Mang Udin menjalankan mobilnya menuju rumah. Mang Udin melirik ketiga anak itu di bangku belakang. Ketiganya kelihatan sangat capek dan kelaparan.
Mang Udin mempercepat jalannya mobil itu. Untung saja mereka tidak terkena macet sehingga dalam waktu 20 menit mereka semua sudah sampai di rumah.
"Makasih ya Mang..." Ucapnya ketiga serentak sambil keluar masing masing dari mobil.
"Sama sama. Ini kan memang tugas Mang Udin" Jelasnya pada Celyn anak sulung keluarga itu.
" Saya masuk dulu ya Mang Udin." . Ucap Celyn juga.
Mang Udin pun masuk ke rumah lewat pintu samping dan memakan jatah makan siangnya. Setelah itu Mang Udin beranjak kembali ke kantor karena sudah mendekati jam pulang kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Veyzi_hour
yg pertama bandung terus ada depok juga
2022-01-15
0
Veyzi_hour
cerita engak jelas nihh gimana sihh
2022-01-15
0
Sheila Febriani
😍😍
2021-03-26
0