Hari Yang Cerah
Pagi hari jalanan di ibukota Jakarta sangat padat. Sudah menjadi hal yang lumrah kalau di Jakarta itu macet dan penuh sesak orang - orang yang berlomba untuk sampai ke kantor masing-masing. Banyak orang yang berdesakan dan saling mendahului supaya dapat sampai dengan tidak terlambat ke tempat mereka mencari nafkah buat hidup mereka.
Tak beda jauh dengan mobil yang dikendarai Mang Udin. Mereka pun berlomba dengan waktu agar Pak Handoko dan ketiga anaknya tidak telat sampai di kantor dan di sekolah ketiga anak tersebut. Untung saja ketiga anak tersebut bersekolah di sekolah yang sama dan tidak jauh dari kantor Pak Handoko, sehingga mereka semua bisa sampai tepat waktu ke sekolah. dan Mang Udin pun tidak harus repot putar balik karena arah sekolah anak-anak itu dan kantor Pak Handoko searah.
Di dalam mobil Pak Handoko hanya diam seribu bahasa dan fokus pada HP yang ada di tangannya.
Seperti biasa dia selalu memeriksa Schedule nya hari ini yang selalu di update oleh sekretarisnya Lina.
Menurut pak Handoko, Lina adalah sekretaris yang handal. Lina dapat menghandle segala masalah yang dihadapi kantor sebelum pak Handoko tiba di kantor. Lina juga sangat pintar dan cekatan dalam urusan pekerjaan. Sejak adanya Lina sebagai sekretarisnya beban kerja pak Handoko berkurang setengahnya dan dia sangat bersyukur ada seorang Lina yang selalu menemani dan membantunya setiap hari di kantor.
Waktu menunjukkan Pukul 06.50 WIB, mobil mereka pun sampai di sekolahan ketiga anak tersebut. Tanpa aba aba ketiga anak itu pun turun dari mobil dan secara bergantian menyalami pak Handoko.
"Belajar yang baik ya anak papa.. Ingat jangan main-main sewaktu jam pelajaran berlangsung. Harus serius. " Kata Pak Handoko.
"Nanti pulang sekolah di jemput Mang Udin. Tunggu mang Udin datang. jangan kemana-mana".Lanjut pak Handoko lagi
"Iya papa.. Cerewet banget sih masih pagi" jawab Celyn dengan memanyunkan bibirnya ke arah papanya. Pak Handoko yang melihat itu hanya tersenyum dan mengacak-acak rambut Celyn yang dibiarkan terurai.
"idih.. papa... jangan berantakin rambutku."Cetus Celyn kesal dengan ulah papanya.
"dadaaa papa... Kita masuk dulu ya.. " Seru Dinar dan Dika. Celyn masih meminjam kaca spion untuk memperbaiki rambutnya yang diacak acak papanya. Setelah selesai dia pun berlari masuk ke dalam sekolah bersama kedua adiknya.
Pak Handoko pun melihat mereka masuk ke sekolah dan menunggu bayangan mereka sampai tidak kelihatan lagi baru menyuruh Mang Udin berangkat.
"Ayo Mang.. Langsung ke kantor. Saya ada meeting pagi ini" Suruh pak Hamdoko.
"Baik, Pak" Jawab Mang udin singkat lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kantor Pak Handoko. Mang Udin tau walaupun Pak Handoko buru buru dia tidak pernah mengizinkan Mang Udin untuk ngebut. Menurutnya keselamatan adalah nomor satu dihidupnya.
Setelah 15 menit akhirnya mobil tersebut sampai di lobi kantor Pak Handoko. Dia pun lalu turun. Sebelum turun Pak Handoko menyampaikan sesuatu pada Mang Udin.
"Mang.. saya hari ini di kantor sampai sore. Mang Udin boleh bawa mobil ke bengkel untuk mencuci mobil ini. Supaya mobilnya tetap kinclong" Kata Pak Handoko.
"Baik Pak. Saya akan mengurus mobil ini." Jawab Mang Udin.
"Ini uangnya.. " sambung Pak Handoko sambil meñgeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu.
" Makasih Pak" Ujar Mang Udin menerima uang tersebut dengan sopan dari tangan Pak Handoko. Setelah itu Pak Handoko melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor. Tapi belum sampai 3 langkah dia berbalik lagi ke arah Mang Udin.
"Ada apa, Pak??" Tanya Mang Udin heran.
"Jangan sampai telat ya Mang jemput anak anak di sekolah. Sekarang musim penculikan anak-anak. Saya takut mereka kenapa-kenapa."Kata Pak Handoko.
"Bapak tenang saja. Saya akan standby di sekolah mereka 15 menit sebelum bel sekolah berbunyi."Ucap Mang Udin menenangkan bos nya itu.
"Bagus kalo begitu" Kata Pak Handoko. Dia pun berbalik meninggalkan Mang Udin yang masih berdiri di samping mobil menunggu bos nya itu masuk ke dalam kantornya dan memastikan Pak Handoko tidak berbalik lagi dan menghilang di tengah kerumunan karyawan yang tergesa gesa masuk takut terlambat.
Akhirnya bayangan Pak Handoko tidak terlihat lagi olehnya. Mang Udin pun masuk mobil dan menjalankan mobilnya keluar dari lobi seraya menuju ke bengkel langganan Pak Handoko untuk mencuci mobil tersebut sesuai perintah Pak Handoko. Mobil itu pun melaju cepat.
Mang Udin melihat jam nya setelah sampai di bengkel.
"Oh, masih jam segini. Nona Celyn dan adiknya masih lama pulang sekolah. Saya mau minum kopi dulu sambil menunggu mobil di cuci dan ganti oli" batinnya.
Waktu pun bergulir begitu cepatnya. Kopi yang di pesan Mang Udin pun sudah datang. Dia menyeruput kopinya sambil membaca koran yamg terletak di meja itu dan sesekali memakan camilan sebagai teman daro kopi tersebut.
Akhirnya mobil pun selesai dan Mang Udin kembali ke kantor Pak Handoko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Endah Trihayuningtyas
Lina..dah bau² pelakor nih
2021-12-27
0
hengki kayzen$☆
semangat kk
2021-05-17
0
Yara_Army
mampir
2021-04-03
0