Ti Amo ("Buka Hatimu Untukku")

Ti Amo ("Buka Hatimu Untukku")

Part 1 Masa Kecil

Karakter :

Liliana Atmariani Mahiswara

Supel, senang bercanda, usil dan selalu riang walau ada kesedihan. Anak tunggal dari seorang ibu yang memiliki perusahaan besar.

Andika Pradana Danadyaksa

Pendiam, keras kepala dan egois. Bersahabat dengan Liliana sejak masa sekolah. Dika, hanya mau berteman dengan Liliana daripada dengan yang lainnya. Anak kedua dari keluarga yang memiliki perkebunan.

Renita Salwa Arjanti

Sahabat Dika dan Liliana semasa sekolah hingga dewasa. Ia memiliki sifat yang sama dengan Liliana. Anak dari seorang dosen.

Rendi Cakara Dierja

Kakak kelas Dika, Liliana dan Renita/Rere. Ia anak yang bersahabat, kalem, sopan dan menyukai Liliana secara diam-diam.

Kalau karakter Rere belum bisa saya temukan. Nanti akan saya carikan, ya.

Mari kita langsung membaca kisahnya. Cekidot

*****

Masa Kecil

“Hai ...” sapaku kepada anak baru pindahan yang baru beberapa hari datang.

“Hai juga …” sapanya ramah sambil menyambut uluran tanganku.

“Kamu anak pindahan itu, ya.

Kelas berapa?” tanyaku cerewet walau aku sudah tahu.

“Iya. Namaku Andika. Panggil saja aku Dika. Aku kelas V”

“Namaku Liliana. Teman-teman memanggilku Lili. Sama dong aku juga kelas V walau kita beda kelas," kataku dengan tertawa.

“ Senang berkenalan denganmu, Lili."

“ Senang juga berkenalan denganmu, Dika.”

*****

Sejak pertemuanku dengannya di pesta ulang tahun teman sekolah, kami menjadi teman atau bisa dikatakan kami adalah sahabat dekat. Dika sangat memperhatikanku dan selalu melindungiku dari gangguan anak\-anak nakal. Mungkin ini yang menyebabkan mengapa aku jatuh cinta padanya.

Di masa SMP kamipun di sekolah yang sama walau beda kelas, tetapi hal itu tak mengurangi pertemuan kami sebagai sahabat. Di sekolah inilah aku berkenalan dengan kakak kelas yang bernama Rendi. Ia menyukaiku. Namun, aku berusaha menolaknya karena tak suka.

“Li, ada yang suka sama kamu,”

kata Rere sahabatku dengan nada bercanda.

“Siapa memangnya?” Aku bertanya berlagak tidak tahu.

“Ah ... masa kamu tidak tahu, sih?” Rere menggodaku lagi.

“Benar aku tidak tahu, Re.” Aku berkata tak jujur padanya. Rere itu tukang gosip.

“Wah ada suka sama sahabat cantikku ini," goda Dika tiba-tiba sambil mengacak rambutku.

Aku tersipu malu.

“Memang siapa, Re?” tanya Dika sambil menyambar keripik milik Rere.

“Kakak kelas kita. Rendi namanya."

“Oh ... yang itu? Aku setuju itu, Li. Masa kamu tidak suka sama dia?” tanya Dika penasaran ingin tahu jawabanku.

“Ah ... kalian ini apa-apaan sih?”

“Ayo kita dukung Lili, Dika!” sorak Rere bertepuk tangan, teman-teman lain heran melihat kami.

Aku segera pergi, karena mereka telah membuat aku malu.

“Aduh ...! jerit kesakitanku saat tak sengaja menabrak seseorang. Bodohnya aku jalan sampai tak melihat.

“Maaf, ya. Sakit tidak?"

“Iya sakit. Makanya kalau jalan pelan dong." Aku memarahinya padahal jelas-jelas aku yang salah.

“Iya maaf deh. Aku sudah minta maaf masa tidak dimaafkan.”

“Iya sudah aku maafkan.”

“Namamu siapa ya?” tanyanya sambil menjulurkan tangannya ke arahku.

“Memang kenapa tanya namaku?” tanyaku dengan ketus.

“Memangnya tidak boleh berkenalan ya?"

“Namaku Rendi."

Aku terkejut. Ternyata ini yang namanya Rendi. Cowok berkacamata tapi mempunyai paras yang ganteng.

“Kok diam saja. Tidak punya nama ya?"

“Enak saja. Ya, punya dong. Namaku Liliana. Panggil saja aku Lili.” Aku kesal melihat tingkahnya.

"Kalau begitu aku panggil kamu Ana saja deh. Nama Lili seperti pasaran. Bagaimana?”

Aku melotot, enak saja mengatai namaku pasaran.

“Terserah kamu saja,” kataku sambil pergi.

Sejak saat itulah aku, Dika, Rere dan Rendi selalu bersama. Menginjak tahun kedua kami sekolah. Aku menjalin kasih dengan Rendi walau aku tidak tahu apa diriku menyukainya tidak? tapi hubungan kami hanya bertahan setahun saja karena tidak ada komunikasi antara kami sejak Rendi diterima di SMA favorit.

*****

Masa Kuliah

Hari ini aku merasa sangat kesepian, karena Dika tidak lagi bersamaku. Ia sudah menjadi kekasih Jessi. Setiap kali ia bertamu ke rumahku tak ada lagi yang dibicarakan adalah tentang Jessi. Aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik tanpa bisa berkomentar.

“Lili, kau sudah dengar kalau Andika nembak Jesica anak kelas sebelah”? tanya Rere sewaktu istirahat di kampus.

“Iya aku tahu. Tadi malam Andika memperkenalkan cewek barunya.” Aku menjawab pelan.

“Kamu tidak cemburu, Li?” lanjutnya sambil melihatku dengan tatapan sedih.

“Iya, tidaklah Re."

“Kamu menyukainya Andika sejak kalian kecil mengapa kamu tidak mengatakan yang sejujurnya, Li?"

“Lebih baik kami hanya menjadi teman saja, Re.”

“Kenapa harus membohongi dirimu sendiri, Li?

Aku hanya tersenyum saja menanggapi perkataan Rere.

Sejak Dika menjalin kasih dengan Jesi, kebersamaan kami semakin berkurang. Aku sangat sedih melihat kebersamaan itu tapi aku bisa apa? Dika hanya memerlukanku saat ia bertengkar dengan Jesi. Bagi Dika, aku hanya tempat curhat saja. Saat ia tak memerlukanku, ia bahkan tak menyapa saat di kampus. Dika sudah berbeda dengan dirinya yang dulu. Ia bukan Dika kukenal sejak kami kecil. Apakah ia sudah melupakanku hanya karena ia sudah memiliki Jesi?

“Hai, Liliku sayang?” sapa Dika suatu siang.

Aku hanya tersenyum kecut

“Kenapa wajahmu kok kecut begitu. Lagi dapet, ya?” Tanya Dika dengan nada bercanda.

Aku menggeleng.

“Dasar kamu ini. Kalau ditanya orang tuh jawab dong.”

“Aku tidak apa-apa,Dika. Kok tumben sendirian. Mana Jesi?

“Jesi lagi sakit, Li.

“Li, mau tidak temenin aku anterin aku ke rumah sakit."

Apa kubilang? Ia datang padaku hanya untuk meminta pertolongan.

“Kamu bisa pergi sendiri, Dika?"

“Iya sih tapi aku malu bertemu sama keluarganya.”

Aku hanya diam mencerna perkataan Dika.

“Mau, ya temenin aku, Li."

Aku hanya mengangguk. Entah mengapa aku tak bisa menolak permintaannya.

“Terima kasih ya, Li. Memang kamu teman terbaikku, deh.”

“Oke deh nanti siang aku tunggu kamu di gerbang kampus.”

“Kenapa kamu datang saat kamu membutuhkanku saja, Dika.” Aku mengeluh dalam hati.

****

Di rumah sakit

Di rumah sakit aku hanya melihat kemesraan mereka saja. Mereka bahkan mengacuhkanku seolah-olah diriku hanyalah sebuah patung. Bahkan mereka tak menyadari bahwa aku sudah pulang dan hanya menulis memo mengatakan bahwa aku pulang terlebih dahulu.

Tanpa sadar aku menabrak seseorang.

“Kamu tidak apa-apa?”

“Maaf, ya,” sahutku tak memperhatikan jalan.

“Justru aku yang meminta maaf karena aku tadi tidak lihat kamu jalan,” jawab lelaki itu.

“Eh ... sepertinya aku mengenalmu?” tanya lelaki itu lagi seraya melihatku.

“Kamu Liliana, bukan?" lanjutnya lagi.

“Iya betul. Tapi kamu siapa,ya?” Aku ragu untuk menjawabnya, takut salah mengenali orang.

“Ana … Ana … masa kamu lupa sama aku?”

Ana!! Hanya Rendi yang memanggilku seperti itu.

“Rendi ya? sahutku terkejut.

Rendi menggangguk.

“Bagaimana kabarmu, Ana?

“Aku baik-baik saja kok, Ren.”

Setelah lulus SMA, Rendi meneruskan kuliah di negara tetangga dan membuat hubungan persahabatan kami hilang.

“Kamu ada apa ke rumah sakit, Ana” tanya Rendi.

“Lagi mengunjungi teman sakit. Kalau kamu, Ren?

“Sepupuku sakit.”

“Siapa sepupumu yang sakit?”

“Si Mira. Ingatkan?

Ya aku mengingat semua anggota keluargamu karena kamu merupakan bagian masa laluku.

“Hei ... kok diam sedang memikirkan apa?”

Aku menggeleng dan tersenyum.

“Ana, kamu tahu tidak Mira ternyata jadian sama teman kita sendiri loh." Rendi mengajak aku untuk duduk di kursi sejenak dan melepas rindu.

“Memang siapa?”

“Masa kamu tidak tahu atau kamu hanya pura-pura?"

Aku hanya menggeleng. Rendi senang memberi tebakan.

“Si Andika. Teman waktu kita SMP.”

Tentu saja aku terkejut.

“Tidak menyangka ternyata Mira jadian dengan Dika. Ya sudah aku ke Mira dulu. Sampai ketemu lagi, Ana.”

Akupun tak menyangka bahwa selama ini Dika jadian dengan Mira. Aku baru menyadari bahwa Mira adalah Jesica Miranda. Mengapa aku begitu bodoh sampai aku tak mengenalnya?

Mira adalah sepupu Rendi yang tinggal di Malaysia. Aku kenal dengan Mira waktu ia berlibur ke rumah Rendi. Rendi adalah bagian masa laluku. Ia menyukaiku sewaktu aku masih SMP

*****

“Hai, Sayang tumben pulang sore? tanya Bunda di meja kerjanya.

“Lili tadi menemani Dika menjenguk Jesi di rumah sakit, Bunda."

“Memang sakit apa Jesi?”

“Tidak tahu,.Bunda. Oh, ya Bunda aku tadi bertemu Rendi. Bunda masih kenal Rendi?”

“Oh, ya tentu Bunda masih ingat, Sayang. Dia mantanmu waktu kamu SMP, bukan?” canda Bunda yang membuatku malu.

“Kok Bunda tahu?”

“Tentu Bunda tahu, Sayang.”

“Tapi Lili kan tidak pernah cerita sama Bunda.”

“Apa sih yang tidak Bunda tahu dari kamu. Kamu kan anak Bunda satu-satunya.”

“Ah … Bunda ini.” Aku memeluk Bunda.

“Ya sudah bunda ke kantor dulu. Bunda sudah menyiapkan makanan buat kamu.”

Sejak Ayah meninggal, Bunda-lah yang menggantikan ayah untuk mencari nafkah. Sesibuk apapun Bunda selalu menyempatkan diri untuk bersamaku walau hanya sebentar. Aku tidak punya seorang kakak. Hanya ada aku, Bunda dan Bibi di rumah yang besar ini.

Sudah hampir sebulan Jesi tidak masuk dan saat itupula Dika jarang kelihatan di kampus. Pulang dari kampus Dika sudah ada di rumah sakit. Setiap hari seperti itu.

“Lili, kamu kemana saja aku cari-cari?” sahut Dika suatu siang.

“Ada apa, Dika?Jawabku lelah menghadapi sifat egoisnya.

“Jesi meminta kamu untuk datang ke rumahnya."

“Acara ulangtahun Jesi?" tanyaku.

“Bukan. Ini acara kami berdua dan hanya mengundang teman-teman terdekat saja.”

“Jam berapa acaranya?”

“Jam 6 sore. Aku jemput kamu ya nanti.”

Aku ingin menjawab tidak padanya. Namun, Dika pasti memaksa menyuruhku pergi. Aku merasa enggan berada di dekat mereka.

Oke ... jangan lupa beri vote dan komennya. Terima kasih

Terpopuler

Comments

Khanza

Khanza

hai Thor aku mampir

2021-07-14

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

suka kak ❤️❤️❤️

jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul:
"AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama,

ku tunggu like and coment nya ya 🐳🐳🐳

2020-10-06

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

aku hadir thor bawa like buat karyamu

ditunggu feedbacknya di :
CAHAYA YANG HILANG
TERJEBAK DALAM PERNIKAHAN SEMU
dan cerpen SCHIZOPHRENIA

2020-09-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!