CRUUAAK!
Hiragi menitikkan air mata sontak melihat hal yang luar biasa serta ketakutan yang mengiringinya, dengan sekali ayunan benda besar dan tajam itu berhasil membuat dua Serigala itu mati dalam sekejap. Hiragi melihatnya seperti pembunuh, dan sekaligus membuat dirinya menjauh dari 'orang itu'.
"Si-Siapa kau! Menjauh!" Bentak Hiragi dengan nada yang tegas namun masih terdengar ketakutan serta nafas yang hampir habis.
Orang itu membelakangi cahaya bulan serta bintang malam yang indah, tak sepenuhnya dapat terlihat oleh mata gadis cantik itu, dengan benda besar dipundaknya serta rambut yang berkibar karena angin.
Tanpa mengucapkan apapun, orang itu pergi seusai membunuh para Serigala itu, darah di mana-mana, dan jujur pertama kali untuk Hiragi, ini sangatlah mengerikan.
Hiragi terdiam sementara setelah melihat aksi dari orang asing itu, gadis itu mencoba untuk berdiri dan mengejar orang yang telah menyelamatkannya tadi.
"Tunggu!" Hiragi berlari dengan kaki gemetar, namun berhasil menggapainya.
"Bukankah kau ketakutan?" Ucap orang itu dengan datar dan dingin tapi dengan posisi membelakanginya.
Terdengar suara bas berat dari orang itu, Hiragi yakin dari suara itu dia pasti pria.
"Ka-u-"
...☄☄☄☄...
Bisakah kau berkerja sama dengan dunia ini? Bisakah kau menerima keadaan saat ini? Siklus dunia begitu lucu dengan kehendaknya merubah apapun, kini apa mungkin memang harus berubah dengan perbedaan yang jauh. Sekarang semua ini keputusan diri sendiri.
Gadis dengan rambut biru malam itu membuka matanya sontak terbangun dari tidurnya.
"Aku di mana!" Gadis itu langsung berteriak karena tergeletak di tempat asing. 'Dia' yang mendengar suara itu pun langsung ikut terkejut, dan menghampiri gadis yang dia selamatkan itu.
Kamar yang cukup besar, bukan cukup tapi sangat besar itu terlintas dipikiran Hiragi, serta kasur yang empuk dan lebar membuatnya nyaman, tetapi perasaannya tidak akan pernah nyaman.
"Jika kau tidak tahu berterima kasih, pergilah." Ucap pria itu di ambang pintu sambil menatap gadis menyedihkan itu, Hiragi langsung menoleh ke arah orang yang sedang membicarakannya.
"Kau siapa?" Suara gemetar dari Hiragi terdengar jelas di telinganya.
Pria itu menghembuskan nafas panjang dan mendekati gadis itu dengan pandangan yang jauh lebih baik dibanding tadi.
"Yuri, bawa makanan kesini." Ucap pria itu pada salah satu wanita yang bisa disebut dengan pelayan.
Hiragi terus meremas kedua tangannya menahan ketakutan. Bayangkan saja menghilang dari dunia sendiri dan masuk ke dunia lain tanpa sebab yang dia ketahui.
"Harui Mahiru, itu namaku." Pria itu berbicara pada Hiragi dengan nada rendah serta penuh kesabaran yang tinggi, walaupun sudah berapa kali dia menghembuskan nafas kesal.
Hiragi mencoba menenangkan diri, dan menyiapkan diri untuk memperkenalkan dirinya, karena menurutnya pria ini tidak berbahaya lagipula Harui lah yang menolongnya, tanpa dia mungkin Hiragi akan mati dua kali.
Saat ingin mengucapkan satu kata, perut keroncongan Hiragi membrontak meminta makan. Hal itu membuatnya malu, tapi rasa ketakutan itu memudar.
Datanglah pelayan yang diperintahkan untuk membawa makanan ke kamar atas perintah Harui.
"Makanlah, untuk informasi selanjutnya, aku akan menunggumu di luar, ini adalah pelayan kediamanku namanya Yuri, dia akan bersamamu untuk sementara."
Penjelasan dari Harui sangatlah jelas, dia bergegas keluar seperti yang dia katakan tadi.
"Nona makanlah dulu." Ucap pelayan yang bernama Yuri itu pada Hiragi.
"Baiklah, tapi tolong selanjutnya panggil aku dengan sebutan nama, namaku adalah Katsura Hiragi, kau bisa memanggilku Hiragi, cukup Hiragi tanpa ada kata 'Nona'."
Harui dapat mendengar jelas suara dari gadis itu, sebelumnya yang sama sekali tidak bersuara dan sekarang layaknya seorang penyair puisi.
Hiragi memakan makanan itu dengan lahap. Sambil berbincang-bincang dengan Yuri, yaitu salah satu pelayan di kediaman Harui. Hiragi juga tak lupa untuk memperkenalkan namanya pada pelayan itu.
"Maaf No-Hiragi, jika pertanyaan ini lancang, apa yang terjadi padamu? Kau berasal dari mana?" Yuri bertanya dengan nada lemah lembut di sertai khawatir yang tinggi, dari wajahnya dia seperi seorang Bibi yang sudah mempunyai anak. Hal itu dapat dirasakan Hiragi dari seorang Ibu.
"Aku bukan datang dari dunia ini Yuri, melainkan dunia lain, aku juga tidak tahu lebih lanjut tentang informasi diriku disini." Jelas Hiragi, Yuri sedikit berdesir karena ucapan dari Hiragi.
Hiragi menjelaskan dengan tenang mengapa dia ada di dunia ini sekaligus bagaimana dengan pertemuan pertama kalinya dengan Harui di pinggir Kota, karena isi perutnya telah baik maka hari ini juga baik baginya. Yuri mengambil sesuatu dari belakangnya dan menyerahkan pada Hiragi.
"Aku hampir lupa, ini ada pakaian untukmu ini dari Tu-saya." Ucap Yuri terbata-bata.
"Pakaian?" Hiragi berdiri dan melihat sekujur tubuhnya, yang kotor serta bau yang tak sedap.
Yuri tersenyum melihat Hiragi seperti itu, dia memutuskan untuk membantu Hiragi untuk membersihkan badannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Hanna Devi
like again 😀
2021-02-23
1
Nyai iia
selamat malam author..😊
2 like kembali mendarat..☺
semangat terus up nya😉
peluk manja dari "I Will Die In Love"
jangan lupa mampir ya🔝
2020-12-12
1
Dhina ♑
wahh Hiragi, kox bisa bau begitu, emang dah berapa hari tak mandi??
2020-11-28
2