Part Prolog

Dunia terlalu luas untuk sekedar dilihat dan terlalu bising untuk sekedar didengar. Bukankah itu terdengar sedikit tidak adil?. Oleh karna itu akan kuseimbangkan dengan berusaha membuat dunia melihat dan mendengarku.

Seseorang yang dapat dilihat dan didengarkan setiap saat menampakkan diri pada dunia tapi ada saat dimana magnet keterpikatannya tidak mampu menarik sama sekali apabila dihadapkan dengan satu orang yang berhasil mengalihkan dunianya.

~Dua nada yang kubenci dalam kehidupanku, yang pertama nada alarm bangun pagi dan kedua nada dering telepon.

Setiap malam aku harus mencari momentum agar dapat tertidur pulas, disebabkan gangguan tidur jadi musuh terbesarku.

Ketika alarm bangun pagi berdering itu menandakan perjuangan tidurku telah usai, mengingatkanku betapa susahnya malam sebelumnya bertarung dengan mata sendiri.

Dilain hal nada dering telepon menandakan panggilan dunia luar untuk keluar dari duniaku, apalagi kalau bukan pekerjaan.

Jika Morning Person adalah kunci kesuksesan maka biar aku pilih kunci cadangan Night Person. Berbeda dari dua nada tadi, morning person tidak kubenci tapi rasa nyaman disalurkan selimutku di pagi hari lebih menggoda.

Terlepas dari dua nada dan morning person tetap kuhadapi demi menjalani keseharian ku karna tidak semua hal bermanfaat itu kita sukai.

Sebut saja namaku Xie. Usiaku tidak lagi muda, umur 25 tahun sudah menantiku didepan. Tidak ada spesial dariku tapi aku percaya bahwa aku istimewa.

~"Waktu adalah uang" ucap orang yang hidup karna uang, hidup dengan uang dan hidup untuk uang. "Waktu adalah kesempatan" itulah ucapku.

Mengarungi kerasnya hantaman hidup memang dibutuhkan kerealistisan agar bisa bertahan. Salah satunya dengan materi tak lain uang.

99% hal terpenuhi dengan uang, 1% tidak dapat terpenuhi dengan uang dan 1% itulah yang membuatku tertantang menjalani hidup.

Diluar sana banyak orang yang fokus mencari 99% itu, lalu melalaikan 1% yang sebenarnya sangat berharga.

Aku tidak suka buang waktu demi sesuatu yang tidak jelas peruntukannya, karnanya setiap waktu terbuang adalah kesempatan yang terlewatkan. Tapi sialnya usiaku tidak berkata demikian.

Aku masih muda dibeberapa tahun berlalu, sekarang tidak lagi. Menuju usia 42 tahun menjadi salah satu celah bahan bagi orang-orang mengisengi pria tampan setia menyandang status bujang ini.

Tandai aku Zand, aku suka sesuatu yang tidak komplit karna aku suka melengkapi.

Sampai kapan kita mau memperjuangkan masa depan yang belum pasti?. Mungkin dengan berharap dapat lebih menghidupkan gairah berjuang tanpa henti.

Tidak menghindari kemungkinan perjuangan tersebut mengakibatkan banyak luka berbekas dan itu pula menjadikan diri sebagai sosok kuat. Jadi mari tetap memperjuangkan masa depan itu dan kita pastikan hasilnya kelak.

Setiap harinya Xie memastikan diri menjadi sosok pantang menyerah. Rintangan hidup ia anggap teman karna dengan menyalahkan rintangan tidak membuatnya bisa melewati semuanya dengan mudah.

Ia tidak pernah merutuki keadaan berlarut-larut, Beberapa kegagalan ia kemas sebagai kenangan. Segala sakit ia simpan rapat untuknya sendiri.

Prinsipnya tidak akan menjual kisahnya demi dilihat dan didengar dunia sebab ia bertekad menciptakan dan berbagi kisah kepada dunia agar dapat dilihat dan didengar.

Suatu waktu Xie yang dikenal memilki daya pikat istimewa bertemu seseorang yang membuat daya pikatnya tidak mempan karna aura dan energi terpancar dari seseorang itu jauh lebih kuat.

Publik mengenal Xie seorang kreator story telling berkarakter hangat, selebihnya ia tidak membiarkan publik mengenalnya lebih dalam.

Lepas dari dugaan, seseorang hadir dan sekali tatapan seakan menelisik seorang Xieclark Dilara tembus sampai sudut paling dalam.

Inilah salah satu bukti bahwa setiap kekuatan dimilki seseorang juga akan ada kelemahannya. Itu terbukti oleh kisah Xieclark Dilara.

@enhashahena

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***