Meskipun Arya sudah memacu kuda nya sekuat Tenaga Namun langkah nya tetap saja terlambat, Persetujuan Belanda untuk berjualan di Sebrang pulau Sudah di setujui oleh Ayah handa Mawa karena Sebrang Pulau Adalah murni Tanah milik Raja Mawa sendiri
Bahkan janji belanda juga sangat Manis Akan membantu Masyarakat Sekitar Pesisir Membuatkan Cara membuat jalan Untuk tangkapan ikan.
" Ayah handa Apa Ayah Handa sudah mempersetujui hal ini? " ucap Arya langsung menghadap Ayah handa nya.
" putra ku, Ayah pikir kau tidak datang kembali " ujar Ayah handa Mawa menatap lurus ke Arah Arya.
Namun Sayang Usut Demi Usut ayah handa Mawa menyetujui nya, Dan Belanda Sudah Menandatangani Tinta Di Kulit Kerbau..
" Sial Aku Terlambat " Gerutu Arya Dalam Hatinya.
Arya menghembus Nafas Kasar Dan berharap Semoga Apa yang Di Katakan Nara itu Tidak Benar
Saat Sudah kembali Ke istana nya, Arya Memasuki Kamar nya, disana Ketenangan Dan Juga Kenangan Bersama Nara setiap malam-malam nya Langsung berkelindan Di fikiran Arya Berasa Menyatu Dengan Hati dan fikiran nya.
" Apa Benar kau dari Masa Depan Dan kau Akan Kembali Lagi kesana? Apa memang Sekarang kau sudah kembali Permaisuri ku? " ucap Arya sedikit menahan Sesak di Dada nya.
ia membuka Lemari Perhiasan Milik Nara, ia melihat Cincin yang ia berikan pada Nara Saat di Sabana Rumput, Bahkan Ukiran yang Memang Sengaja Nara yang membuat nya Masih Ada di ukuran Cincin itu.
Dari cincin berpindah pada parfum yang Nara Racik dan khusus Di Berikan Pada Arya
" Kanda Merindukan Mu Dinda " Arya mengolesi Tangan nya Dengan Wewangiannya
Arya Merasa Terhipnotis, Mengingat Wajah Nara dan berbaring Di ranjang Tempat Mereka Sering Berpadu.
🌹
🌹
🌹
Sementara Entah sudah Berapa kilo Nara Turun Berat Badan nya, Bahkan Mata nya Saja Sampai Sayu.
kini Hanya Nama Mak Dan Bapak nya yang Mampu ia Ucapkan.
" Aku mengagumi mu " Lirih Jaka Sambil Diam-diam mengamati Nara Saat sedang Menyisir Rambut nya yang Tampak Indah
Entah Sejak kapan? Namun jika boleh Jujur Jaka sudah Sesering kali Melihat Nara Menangis Membuat Hatinya Merasa Nara Adalah Wanita yang istimewa, Bukan karena Ada Darah kejam yang mengalir di tubuh Jaka, Namun Saat melihat Wanita menangis Justru Jaka Merasa ingin Memeluk Dan Memberi Ketenangan Karena Dulu Saat Bersama Murti, Murti Tidak Pernah Menangis, melihat Nara Menangis Teringat Pada Dirinya Dulu Sering Menangis Dan tidak Ada satu orang Pun, yang Perduli Saat Dirinya kelaparan Dan Mencuri Makanan Dulu Dirinya memohon Ampun Namun Tidak Ada satu orang Pun Yang Perduli.
Hinga Sampai Dirinya Di Tolong Oleh Pemimpin Rampok Dan Di Asuh Oleh Nya, Sehinga Dewasa Jaka Di Minta Untuk Bertangung jawab Mengantikan Nya Sebagai Kepala Perampok Sekali Gus pemberontak
Jaka menghampiri Nara yang Termenung, Tiba-tiba Jaka Mengulurkan Tangan Nya. Pada Nara.
" Apa ini? " Nara menoleh, Menatap Jaka Tertegun Mengulurkan tangan nya Pada dirinya.
" Jangan Menangis Terus, Nanti Mansion Ku Akan Banjir karena Air Mata mu, Ayo kita pergi keluar " Ucap Jaka Meskipun Nada nya Di buat-buat Datar
" kamu Akan membawa Ku Kemana Lagi? " Nara kini Tampak Pasrah
" Ayo ikut Saja "
Masih di posisi Tangan Jaka mengandeng Tangan Nara,
Para pegawai Tersenyum Haru, Melihat Tuan Nya Nampak Bahagia, bersama Wanita yang ia sekap.
Berjalan terlalu lama membuat Nara bersimpuh karena dirinya terlalu banyak berbaring
" Aduh kaki ku Jaka " Nara lunglai, tubuh nya Tiba-tiba Ambruk
" Nara apa kau tidak papa? " Jaka ikut berlutut memastikan keadan Nara
Tampak raut wajah nya juga khawatir
" kenapa Dia Tiba-tiba sepeti ini? " Batin Nara tampak Heran
Mata mereka saling pandang, terlihat Manik Mata Jaka Yang sangat mirip dengan Aktris Hollywood, bahkan memiliki Warna Mata yang Brown Sangat indah Bukan!
Nara tampak gugup saat Mata Jaka Masih Menatap nya Tidak Berkedip, Bahkan Jantung Mereka Sama berdenyut Kencang
" Ayo Cepat Beranjak " Jaka yang Sadar Akan Hal itu ia juga langsung Kembali Ke Mode Awal Suara Datar Dan Raut wajah yang Dingin
Nara segera Beranjak Namun, Tiba-tiba Jaka membopong Tubuh Nya, Menaiki Beberapa Anak Tangga.
Nara Perlahan Memegang Bahu Jaka yang Bidang, Entah Perasan Apa lagi Yang Sedang Nara Rasakan.
Beberapa Langkah Setelah Nya Sampai pada Sebuah Balkon Berbentuk Bulat, Namun Disana Tampak Indah Karena Nara Bisa Melihat Mata Hari Tengelam ( Sunset )
Karena Nara Entah sudah. berapa lama tidak Melihat Mata Hari Apa lagi Cahya Bulan, Karena Kamar Nya Sangat Tidak Terkena Cahaya Bulan Apa lagi Mata hari.
" Masyaallah " Nara Mengucap Syukur
" Subhanallah " Ucap Jaka Dengan Mata Terpejam.
Nara kaget Pertama Kali mendengar itu Dari Mulut Jaka. Nara Menatap Lurus ke. Arah Jaka Melihat Jaka yang Memejamkan Mata Wajah nya Sangat Tenang Di Pandang
" Sebenarnya Kamu siapa sih? " Nara membuang Nafas Perlahan
" Bagai Mana Apa kamu suka Dengan Ini? "
Nara hanya Menganggukan Kepala nya, Jaka Meminta Nara Menunggu nya Sebentar Jaka Meningalkan Nara Disana Yang Masih Asik Melihat Sunset
Tidak berselang Lama Tiba-tiba Jaka Datang Membawa papan Dan Juga Kanvas,
" Untuk Apa? " Ucap Nara Lirih
" Melukis Mu " Jawab Jaka Datar
Deg....
Seketika Hati Nara Berdesir Jika di Dunia nya Jaka Juga Tipikal Pria yang Romantis Bahkan Dalam Hidup Nya Saja Nara Belum Pernah Di Lukis Wajah nya.
" Duduk Lah, Aku Akan Coba Melukis Wajah Mu " Tutur Jaka
Jaka Juga Yang Memilih posisi Yang pas Untuk Nara Berdiri, Dengan Cekatan Tangan nya. Langsung membuka Pewarna yang ia Bawa Tangan nya langsung Terampil Membuat Gambar yang Sama persis Dengan Wajah Nara, Sambil Sesekali Dirinya Melirik Nara Dan Tersenyum Simpul.
Saat Karya nya sudah Jadi, Jaka Meminta Nara Mendekat Pada nya, Dan ia langsung menunjukan Hasil Lukisan Nya.
" Nara Kemari lah, Lihatlah ini "
" Iyah "
Perlahan Nara Melangkahkan Kaki Nya Menuju Ke Arah Jaka.
Benar Saja Saat Nara melihat itu Nara Merasa Dirinya Sedang Berkaca Karena Lukisan Yang Jaka Buat Sama persis Dengan Dirinya.
" Apa kamu Suka ini Nara? " Kini Jaka sudah Berani Memanggil Nara Dengan Sebutan nya
" Iyah Jaka Terimakasih " Nara Meraba Lukisan Itu.
" kau bisa taruh ini Di Kamar Mu, Ayo Kita Turun Hari Sudah Mulai Petang "
Jaka langsung menggamit Tangan Nara Mereka Langsung Menuruni Anak Tanga Bersama.
☘
☘
☘
Sementara Di Markas Belanda Sedang Menyusun Rencana Untuk Mencari Seputar Kerajan Yang Menjadi Incaran Nya. Agara strategi Yang Ia Rancang Bisa Semaksimal Mungkin.
" Bagai Mana Tuan? Kita Bisa Menyusuri Pesisir Bagian Kulon Untuk Sampai Di Selat Sunda. Dan Sampai di Kerajan nya " Ucap Sang Apdi Tuan Simon
" Baik Kau Lakukan Saja, Jika jalan nya Sudah Ketemu Pasti Nanti Itu Sudah Sangat Mudah Untuk Kita Mengelabuhi Mereka " Ujar Simon Tertawa Bengis
happy reading🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Malihatu Rahma
ye si Jaka ada Ada aja🙁
2025-03-13
1
Malihatu Rahma
😅😅😅😅😅 sambil Mesam-mesem
2025-03-13
0
Malihatu Rahma
malu-malu Meong😁😁
2025-03-13
0