bab 6

Setiap anak laki-laki akan selalu menjadi milik orang tuanya. Begitu pula dengan seorang perempuan harus patuh pada suaminya.

Itulah kata-kata yang selalu di lontarkan Bu Ratih pada Nayla. Sebenarnya Nayla juga membenarkan ucapan mertua dan suaminya, tapi tidak dengan perintah suaminya yang selalu di luar nalar.

Setiap hari Nayla selalu melakukan tugasnya dengan baik walau di nilai sebagai orang yang tak berguna karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Bu Ratih menganggap menantunya hanya sebagai beban bagi anaknya.

Berharap suaminya akan memahami keadaannya, tapi ternyata suaminya juga ikut menyudutkannya membuat Nayla merasa hidupnya sudah tak ada artinya lagi. Setiap hari harus berjaga di tengah malam karena anaknya yang rewel juga dianggap tak becus jadi seorang ibu.

" Jangan banyak alasan kamu. Saya juga seorang ibu. Saya jauh lebih berpengalaman dari kamu. Apa yang kamu alami saat ini nggak ada apa-apanya sama yang saya lalui dulu. Apalagi sampai lalai melakukan tugas sebagai istri, apa fungsinya kamu di jadikan istri oleh anakku?"

Seketika rasa lelah yang di rasakan Nayla semakin bertambah. Ingin marah tapi ia tak tahu harus melampiaskan amarahnya kemana. Tak dapat dipungkiri, rasa kecewa itu semakin lama semakin bertambah dan terkadang penyesalan nikah muda selalu datang mengganggu pikiran.

Berharap Arga kembali seperti dulu rasanya sangat mustahil. Parahnya lagi ia malah menganggap anaknya sebagai saingan dan menjadikan sikap Nayla berangsur-angsur berubah. Tak jarang Arga mengatakan istrinya terlalu berlebih-lebihan dan tak segan-segan membedakannya dengan istri orang lain.

Mengikuti semua yang di perintahkan Bu Ratih dengan harapan ia akan menerima Nayla sebagai menantunya. Apalagi setelah hadirnya putri di tengah-tengah keluarga. Ternyata kenyataan tak sesuai dengan yang diharapkan. Bu Ratih bukan hanya membencinya, bahkan anaknya yang tak tahu apa-apa pun ikut menjadi pelampiasan amarahnya.

Tok ... Tok... Tok...

" Assalamualaikum mbak Nayla. Maaf mengganggu, apa bisa kita berbicara sebentar? Mana tahu mbak Nayla berminat mendengar informasi yang ingin saya sampaikan pada mbak Nayla."

"Wa'alaikumsalam .Maaf Ibu ini siapa ya? Ada keperluan apa dengan saya?"

" Perkenalkan saya Sri Rahayu. Beberapa hari yang lalu saya mendengar sedikit tentang mbak Nayla dari beberapa tetangga saya. Mana tahu mbak berminat bergabung menjadi reseller toko milik keluarga saya," ucap wanita itu menjelaskan tujuan kedatangannya menemui Nayla.

Mendengar ucapan wanita itu membuat Nayla terkejut. Ia tak menyangka dirinya akan mendapat pekerjaan dengan mudah. Lelah di anggap remeh oleh Bu Ratih dan Arga, akhirnya Nayla nekat untuk mencari pekerjaan tanpa sepengetahuan orang lain.

Sejak menikah ia merasa bosan ditinggal Arga di rumah sendiri. Ia tak punya kesibukan selain menunggu kepulangan Arga dari kantor.

Ia hanya menghabiskan waktu seharian dengan bermain ponsel di salah satu aplikasi berlogo F. Sering kali ia mencari lowongan pekerjaan tanpa terikat jam kerja.

Nayla tertarik bekerja hanya dengan memasarkan produk orang lain. Selain lebih mudah mendapat keuntungan, ia juga tetap bisa melakukan tugasnya sebagai seorang Ibu rumah tangga.

Tak dapat di pungkiri hal itu akan mengubah kesibukannya. Ia harus pandai membagi waktu dan melakukan yang terbaik sesuai yang diinginkan Arga.

Terkadang ia juga berpikir ternyata kisah Mertua dan Ipar yang jahat tak hanya di cerita novel atau film Ikan terbang kegemaran ibu-ibu. Apa pun yang di lakukan Nayla selalu saja salah di mata Bu Ratih.

Hal itulah yang membuat Nayla ingin punya penghasilan sendiri. Walau tak sebanyak penghasilan yang di terima Arga setiap bulan, tapi setidaknya ia juga berusaha melakukan yang terbaik kedepannya.

Berawal dari salah satu reseller, ia berharap suatu saat nanti bisa menjadi salah satu orang sukses. Saat punya keperluan yang mendesak, setidaknya ia tak perlu bertingkah konyol mengemis pada Suami dan Mertuanya.

Nayla bertekad untuk merahasiakan pekerjaannya sampai ia benar-benar berhasil. Ia tak ingin jika Arga mengetahui rencananya sejak awal dan usahanya tak berjalan mulus pasti ia akan kembali di anggap remeh.

" Apa mbak masih berminat untuk bergabung?"

" Silahkan masuk. Sebelumnya saya minta maaf mbak. Saya terkejut dengan kedatangan Mbak Sri yang mendadak ini," jawab Nayla kikuk.

" Nggak perlu merasa bersalah seperti itu mbak. Sebenarnya salah saya juga datang tanpa memberitahu terlebih dahulu. Saya melihat beberapa komentar mbak Nayla di beberapa fanpage kami. Itu sebabnya saya langsung menemui Mbak Nayla langsung. Kebetulan saya juga membawa beberapa contoh model terbaru Set Gamis dari toko. Siapa tahu mbak berminat untuk mengambil beberapa  model sebagai bahan promosi," jelas Mbak Sri.

Nayla melihat beberapa contoh model yang di bawa oleh wanita itu. Baru kali ini ia bergabung di dunia bisnis. Dari sekian banyaknya toko yang pernah di singgahi Nayla, hanya Mbak sri yang bermurah hati bersedia merekrutnya untuk bergabung. Mendengar semua penjelasan dari wanita itu membuat Nayla merasa bahagia.

" Jadi saya harus bagaimana mbak? Sebenarnya saya tertarik untuk bergabung sebagai reseller, tapi saya juga merasa ragu sebab minim pengalaman. Selama ini saya hanya di rumah seharian. Sebelum menikah pun saya hanya di rumah belajar, belajar dan belajar. Jika harus membuat stok di rumah, saya takut akan menambah masalah," terang Nayla.

Lagi-lagi Nayla merasa was-was jika ada yang tahu ia sudah mendapatkan pekerjaan. Ia takut mereka mengetahuinya dan jatah bulanan yang ia dapatkan selama ini justru Arga berikan pada Ibunya untuk dihambur-hamburkan.

" Itu terserah Mbak Nayla saja. Jika ingin membuat stok di rumah, tentu saya tidak akan mempermasalahkannya. Ingin mengambil sendiri ke salah satu toko kami juga tak masalah. Yang terpenting kita bisa saling menjaga kepercayaan," jelasnya lagi.

" Kalau begitu, lebih baik saya ambil beberapa stok ke tokonya. Maklum mbak, uang pegangan saya untuk modal juga nggak banyak."

" Sudah saya katakan terserah Mbak Nayla saja gimana baiknya. Saya pamit pulang Mbak. Nanti saya kirim alamat toko melalui WhatsApp. ," ucap wanita itu membuat keraguan yang di rasakan Nayla perlahan-lahan hilang.

" Baik Mbak. Saya pasti akan datang setelah tahu posisi toko Mbak Sri dimana," jawab Nayla.

Pertemuan antara Nayla dan wanita itu membuat perasaannya lega. Bagaimana tidak, baru kali ini punya kesempatan untuk bekerja dengan harapan bisa membantu suaminya untuk meringankan beban yang dipikulnya selama ini.

Kebahagiaan Nayla tak bertahan lama. Tiba-tiba Bu Ratih datang tanpa mengucap salam.

" Siapa wanita itu?"

" Assalamualaikum Bu. Apa ibu baru datang? "

" Aku datang tepat saat wanita itu keluar dari rumah ini. Apa kamu tidak suka aku datang ke rumah anakku sendiri? Kamu belum menjawab pertanyaan ku. Siapa wanita itu? Apa kamu berniat jual diri melalui wanita itu? " Ucap Bu Ratih dengan nada sinis.

Nayla tak habis pikir dengan Ibu Mertuanya itu. Bagaimana mungkin Ibu dari Suaminya, orang yang sangat ia hormati bisa berpikir seperti itu. Padahal selama ini ia selalu berusaha untuk menjaga semuanya dari pandangan buruk. Bahkan ia jarang keluar rumah untuk menghindari fitnah, tapi tetap saja di anggap dengan sangat rendah.

" Apa yang ibu katakan? Apa ibu menuduhku melakukan hal nggak di sukai Allah? "

" Alah jangan munafik kamu. Aku yakin kamu pasti melakukan itu di belakang anakku. Kalau nggak, mana mungkin ada orang yang mau berteman denganmu. Kalau di lihat-lihat wanita itu terlihat seperti orang yang berkelas. Berbeda sekali denganmu yang penampilannya setiap hari menggunakan pakaian yang tertutup," tutur Bu Ratih sambil duduk di sofa menikmati cemilan yang di atas meja.

" Ibu punya bukti apa hingga bisa seyakin itu? Apa yang salah dengan penampilanku? Bukankah lebih baik tertutup dari pada harus pamer aurat sana-sini."

" Terserah apa katamu. Walau nggak punya bukti apa-apa. Tapi aku yakin kamu nggak seperti yang terlihat, Nayla."

" Sebenarnya apa yang Ibu inginkan? Kenapa selalu mengusik hubungan antara Aku dan Mas Arga?"

" Itu karena aku ingin anakku menikah dengan wanita pilihanku. Seperti yang kamu tahu, aku nggak pernah menyukaimu dan orang tuamu. Kalian itu sama saja, sama-sama munafik. Aku benci orang seperti kalian. Andai saja anakku masih sendiri, tentu dia pasti tetap menjadi anak yang ku banggakan. Lihatlah setelah menikah denganmu, dia bahkan lebih mementingkan dirimu dari pada aku, Ibunya sendiri," teriak Bu Ratih.

" Apa Ibu nggak merasa berdosa karena ingin memisahkan aku dari ayah anakku sendiri?" Tanya Nayla.

" Dosa? Lebih dosa mana jika seorang anak membantah ucapan Ibunya sendiri?" Tanya Bu Ratih membuat Nayla bingung harus menjawab apa.

" Nayla minta maaf kalau Ibu merasa Mas Arga berubah karena menikahi wanita rendahan sepertiku. Tapi aku nggak akan berpisah dengan suamiku sebelum ada kata talak keluar dari mulut suamiku sendiri. Kalau pertengkaran kami masih bisa di terima oleh akal sehat, aku akan tetap bertahan sampai suamiku berubah menjadi lebih baik," tegas Nayla sambil melirik ke arah Ibu dari Suaminya itu.

PLAK... PLAK...

" Sudah berani kurang ajar kamu, hah? Dasar menantu tak tahu diri. Apa pun yang terjadi, anakku harus tetap melakukan apa pun yang ku perintahkan," teriak Bu Ratih.

Sementara Nayla hanya berkaca-kaca memegang pipinya yang memerah akibat ulah Bu Ratih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!