BAB 5

"Ah! Kenapa susah sekali sih!" dengus Feli yang masih berkutat dengan laptopnya. Seketika ia terdiam mengingat pemuda yang ia temui.

"Ihh kenapa aku malah memikirkan dia," ucapnya sembari mengacak-acak poninya.

"Apa yang susah dan siapa yang kamu pikirkan?" ucap Mira yang tiba-tiba muncul.

Feli yang tidak mengetahui kedatangan Maminya pun terkejut.

"Astaghfirullah Mamiii!" ucap Feli.

Mira terkekeh melihatnya lalu duduk di sampingnya.

"Jadi, apa yang susah dan siapa yang kamu pikirkan?" tanya Mira.

"Aku sulit menemukan masalah ini Mi," Feli memperlihatkan laptopnya pada Mira.

Dengan serius Mira memperhatikan dan dalam sekejap ia menemukan masalahnya.

"Feli, sudah berapa kali Mami bilang kalau masalah seperti ini harus kamu teliti. Liat, ada jumlah yang tidak sesuai dengan hitungan kamu. Coba yang bagian ini kamu hitung ulang!"

Feli kemudian mencoba menghitung ulang dan hasilnya berbeda dengan apa yang ada di layar laptopnya. Ia pun menampilkan cengiran kudanya sembari menggaruk kepalanya.

"Hehehe maafin aku, aku kurang teliti," ucapnya

Mira menggelengkan kepalanya, "lalu, siapa yang ada di pikiranmu itu sehingga membuatmu kurang teliti?" tanyanya lagi sambil mengusap rambut panjang putrinya.

Kali ini Feli kelabakan, ia bingung harus menjawab apa karena ia sangat malu jika memikirkan seorang lelaki.

"Bukan Siapa-siapa Mi. Hanya teman biasa. Hehehe," ucapnya malu-malu.

Ia tau jika anaknya ini diam-diam sedang mulai menyukai seorang lelaki. Ia mencium kening Feli dan berkata.

"Sayang, jika memang kamu sudah jatuh cinta bilang saja sama Mami, Mami akan mencari tau kehidupan dia bagaimana. Mencintai itu wajar saja, kamu tentu masih ingat bukan saat Felix mengatakan jika ia menyukai Shireen sejak pertama bertemu. Dia berani terang-terangan sama Mami. Sayang, Mami sangat mengerti seusia kamu pasti sedang merasakan jatuh cinta."

"Tapi,,, aku takut Mi," ucap Feli

Mira menyernyitkan dahinya "Apa yang kamu takutkan?"

"Dia orang biasa dan mungkin saja dia akan berfikir seribu kali jika ingin bersamaku."

"Sayang, Mami nggak memandang dia kaya atau miskin. Yang terpenting dia yang terbaik buat kamu dan bisa membahagiakan kamu."

"Tapi aku juga takut jika dia akan berkhianat seperti Om Raka," ucap Feli.

Mira kemudian terdiam, ia juga takut jika putrinya ini akan bernasib sama seperti dirinya dulu. Ke duanya saling diam tanpa adanya suara sedikitpun.

"Bawa dia ke hadapan Papi!" seru Shaka yang tiba-tiba muncul.

Mereka berdua tersentak dan sama-sama menoleh ke arah Shaka.

"Papi akan memastikan jika pria yang kamu sukai tidak akan menyakiti kamu ataupun meninggal kamu," ucapnya sembari duduk di samping istrinya.

"Tapi Pi, emm aku baru pertama kali bertemu dengannya," ucap Feli malu-malu.

"Kamu ternyata jatuh cinta pada pandangan pertama ya," ucap Shaka yang menggoda Feli.

Mendengar itu pipi Feli bersemu merah, "iihh Papi kok ngeledekin aku sih," dengusnya.

Shaka tertawa lebar," sudah malam lebih baik kamu tidur dan besok kita bahas ini lagi," ucap Shaka.

Feli mengangguk lalu membereskan peralatannya yang masih berserakan di meja.

"Pi, Mi, aku tidur dulu ya. Selamat malam!" pamitnya tak lupa ia mencium ke dua orangtuanya.

"Ya, Ya. Selamat malam sayang."

Setelah memastikan Feli sudah memasuki lift Shaka mulai mengeluarkan jurus kemanjaannya. Ia berbaring di pangkuan Mira dan menciumi perutnya.

"Geli Pi."

"Mi, bikin Adek yuk. Papi ingin," ucapnya

Mira hanya meliriknya tajam.

"Mi.. ayolah!" ajaknya lagi.

Mira mendengus lalu memindahkan kepala Shaka, ia pun berdiri dan meninggalkan Shaka yang masih berbaring.

"Mami kok ninggalin Papi," ucapnya.

"Berisik Pi!" Mira berjalan menuju lift lantai. Shaka segera berlari menyusul istrinya dan menggendongnya memasuki lift.

"Turunin Pi!" pintanya.

Shaka menuruti permintaannya namun ia malah menyudutkan Mira dan mulai menciumi wajahnya.

"Habis sudah kamu ciumi," ucap Mira.

Suaminya ini hanya tertawa kecil melihat Mira yang hanya pasrah karena ulahnya.

Saat pintu lift terbuka ia segera membawa tubuh istrinya masuk ke kamar tak lupa ia menguncinya. Dengan terburu-buru ia melepaskan pakaiannya dan bersiap memasuki milik istrinya.

Hasrat yang sudah satu bulan ini akhirnya tersampaikan. Ia bahkan meminta lagi dan lagi.

"Sayang,,, Aaahhhhh," semburan lahar disertai dengan kedua tangan yang menggenggam tangan Shaka apalagi dengan desahan Mira yang sangat ia rindukan.

"Aku sangat mencintaimu, Mira." ucapnya.

********

Sudah satu minggu Feli mencari pemuda yang bernama Hendri itu yang tiba-tiba hilang. Bahkan rumah beserta bengkelnya sudah rata dengan tanah.

"Maaf Bu, saya mau bertanya," ucap Feli yang melihat dua orang melintas di sampingnya.

"Ya mbak, ada apa?" tanyanya.

"Begini Bu, saya dari kota. Saya kesini mencari Hendri. Apakah ada yang mengenalnya?" tanya Feli.

"Oh.. Nak Hendri pergi ke Kota Mbak. Setelah Neneknya meninggal dan rumahnya digusur dia pergi ke Kota untuk mencari pekerjaan," jawab Ibu yang terlihat kurus.

Feli nampak terkejut dengan ucapan itu, "baiklah Bu, terimakasih. Maaf sudah mengganggu," ucap Feli.

Dua orang itu mengangguk lalu meninggalkan Feli yang masih terdiam.

"Jadi dimana dia berada. Ya Allah Nenek, aku tak menyangka Nenek akan secepat itu meninggal. Rasanya baru kemarin aku bertemu dan berbicara dengannya," gumamnya.

Feli bergegas memasuki mobilnya dan kembali ke Kota. Yaa dia berharap akan bertemu Hendri di jalan.

Sementara itu, pemuda yang bernama Hendri sedang berada di perusahaan milik Papinya.

"Hendri Zakaria!" Shaka memperhatikan postur tubuh lelaki di depannya.

Hendri mengangguk sembari tersenyum.

"Lebih baik kamu jadi pengawal di rumah saya saja. Dari postur tubuh kamu lebih cocok menjadi pengawal atau supir anak saya," ucap Shaka.

"Apapun pekerjaannya akan saya terima, Tuan," ucap Hendri.

"Baiklah. Mulai hari ini kamu bekerja di rumah saya. Soal tempat tinggal kamu tak perlu risau, kamu bisa tinggal di paviliun belakang rumah," ucap Shaka sembari memberikan kertas berisikan alamat rumah istrinya.

Hendri menerima kertas itu lalu menunduk hormat, "saya akan bekerja semaksimal mungkin, Tuan!" ucapnya dengan penuh semangat.

Shaka mengangguk, Ia yakin jika pemuda ini sangat tangguh.

"Papi!" panggil seorang wanita yang tiba-tiba masuk.

Keduanya menoleh dan tentu Hendri juga wanita itu terkejut.

"Loh, kita bertemu lagi. Kamu kok disini?" tanya Feli sembari menunjuk Hendri.

"Saya bekerja di rumah Tuan Shaka, Mbak," balasnya sambil tersenyum. Ia tak menyangka akan bertemu dengan wanita yang membuatnya jatuh cinta lagi.

"Lah,, Seriusan Pi?" tanya Feli yang tak percaya.

"Ya Sayang. Mulai hari ini Hendri jadi pengawal di rumah."

"Kalian saling kenal?" sambung Shaka setelah melihat Feli dan Hendri saling berbalas senyuman

"Waktu itu mobil aku kempes dan Hendri yang menggantikannya, Pi," ujar Feli.

Seketika Shaka tersenyum, "oh jadi pemuda ini yang membuat putriku jatuh cinta," ucapnya dalam hati.

Feli memalingkan wajahnya yang memerah. "Oh iya Pi, aku kesini mau bilang kalau nanti sore aku mau ikut acara makan-makan di Cafe. Boleh ya Pi," ucap Feli.

"Boleh. Tapi kamu juga harus ijin sama Mami ya," ucap Shaka.

"Siap Pi. Ya udah aku pulang dulu ya," pamitnya. Namun sebelum ia meraih gagang pintu ia menoleh ke belakang karena Shaka memanggilnya.

"Kamu sekalian pulang sama Hendri. Dan jangan lupa ijin sama Mami!" ucapnya memperingati.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan!" ucap Hendri.

Shaka mengangguk. Ia tak menyangka jika dirinya menerima orang yang ternyata pemuda yang disukai oleh putrinya.

"Sudah takdirnya mungkin," gumamnya.

Sementara itu di perjalanan ke duanya sangat canggung. Bahkan Feli yang biasanya banyak bicara kini hanya diam.

"Mbak, kita mau kemana?" tanya Hendri.

"Di depan Halte itu kita belok kiri," ucap Feli.

"Perusahaan MH Assegaf?" tanyanya lagi, Feli mengangguk.

"Oh iya aku baru ingat, istri Tuan Shaka adalah Nyonya Maharani. Dua pengusaha terbesar di Kota ini" gumam Hendri melalui batinnya.

Mobil itu berbelok memasuki perusahaan besar itu. Tak lupa Feli mengajak Hendri menemui Maminya. Ia yakin pasti kedua Maminya ini menerima Hendri. Setalah dibujuk sekian lama akhirnya Hendri mau dan ikut ke dalam ruangan yang sangat besar.

"Mami?" panggil Feli.

Feli langsung berhambur memeluknya, "Mi, nanti sore Feli bolehkan ikut acara makan-makan di Cafe?" tanyanya dengan manja.

Mira mengangguk sembari tersenyum. Tentu Feli sangat senang dengan itu

"Dia siapa?" tanya Mira yang sedang menatap Pria yang sedang berdiri itu.

"Namanya Hendri, pengawal baru di rumah, Mi. Dan hari ini dia mulai bekerja, tadi Hendri diterima melalui Papi," ucap Feli dengan antusias.

"Mi, pria ini yang aku temui di sana. Dan dia juga yang membuatku jatuh cinta," gumamnya dalam hati, karena ia ingin memberitahu Maminya tanpa diketahui oleh Hendri.

Mira menoleh ke arah Feli dengan wajah yang mengerutkan keningnya.

"Tapi,,, Hm... Lebih baik cari hubungan yang baru," balas Mira melalui batinnya.

Feli terkejut dan menatap Maminya bingung. Bukankah ia sendiri yang mengatakan jika ia bebas memilih lelaki yang ia sukai, tapi apa ini.??

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!