11. Nenekku Amazing

Setelah mengantarkan aku sampai di rumah, Om langsung pamit pulang karena hari sebentar lagi Maghrib.

"Kamu di ajak kemana saja sama Om kamu?" tanya nenek menarik ku duduk di teras begitu Om ku pulang.

"Ke rumah Om, ke rumah Bibi Yani dan rumah Paman Toro," jawab ku jujur.

"Kenapa tiba-tiba keluarga bapak kamu nyari kamu, ya? Nenek saja nggak terlalu kenal sama saudara-saudara bapak kamu. Keluarga bapak kamu itu hampir semuanya PNS. Kakek kamu dulunya tentara, lalu menjadi bendara bank, rata-rata saudara bapak kamu itu guru, ada juga yang jadi tentara. Mereka itu rata-rata kaya, beda sama kita. Dulu kakek dan nenek kamu nggak setuju bapak kamu menikahi ibumu, karena katanya kita nggak sederajat dengan mereka. Mereka golongan priyayi, ningrat, darah biru, sedangkan kita rakyat jelata yang miskin dan nggak punya apa-apa," ujar nenek terlihat tidak suka.

"Sudah zaman modern gini masih membicarakan soal kasta. Priyayi, ningrat, darah biru? Emangnya ada orang yang darahnya biru? Semua manusia darahnya merah, nggak ada yang biru," celetukku.

"Plak"

"Aduh!" pekik ku saat nenek memukul lenganku cukup kuat.

"Bukan golongan darah, darah biru yang nenek maksud itu orang yang memiliki garis keturunan bangsawan atau ningrat," cetus nenek.

"Iya, aku tahu," sahutku yang tentu saja aku tahu. Soal kasta, 'kan, sudah dipelajari dalam ilmu sejarah.

"Bapak dan ibu mu sampai nekat kawin lari karena nggak dapat restu dari kakek dan nenek kamu. Karena itu kakek dan nenek kamu nggak suka sama ibu kamu. Mereka menghina ibumu karena ibumu berasal dari keluarga miskin seperti kita. Makannya nenek enggan berinteraksi dengan keluarga bapak kamu. Mereka cuma memandang keluarga kita sebelah mata. Walaupun kita orang tidak punya, tapi kita juga tidak minta makan, apalagi mengemis harta sama mereka. Kita masih punya harga diri dan bisa berusaha sendiri tanpa mengemis pada siapapun," ujar nenek berapi-api.

Aku bisa melihat ada rasa benci dari suara dan tatapan mata nenek saat nenek menceritakan tentang keluarga bapakku. Jadi karena semua alasan itu, selama ini aku hanya diberitahu rumah kakek dan nenekku? Karena itu pula pada akhirnya aku tidak banyak mengenal keluarga dari pihak bapakku.

Sekarang aku mengerti. Mungkin nenek merasa harga dirinya direndam oleh keluarga bapak ku, hingga nenek enggan mengenalkan aku pada keluarga bapak. Hanya satu tahun sekali saat lebaran saja aku di ajak nenek mengunjungi kakek dan nenekku dari pihak bapakku.

"Ya, sudah, mandi sana dulu. Besok sore bantu nenek memanen buah jambu, biar bisa nenek jual ke pasar," ujar nenek, kemudian pergi ke dapur.

Huff.. kenapa hidupku rumit gini, sih? Banyak sekali drama dan konflik dalam keluarga ku.

Author.. kamu jahat sekali membuat kisah hidupku jadi rumit dan menyedihkan gini. Ah, aku mau demo minta ganti author lain saja yang menulis cerita hidupku. Author yang ini terlalu kejam. Nggak pusing apa nulis cerita hidupku jadi rumit kayak benang kusut gini? Haiss..

*

Nenek sudah membawa rinjing / keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Biasanya nenek akan memenuhi rinjing itu dengan buah jambu manggis.

Jambu di rumah ku ini jambu cangkokan yang bibitnya dari rumah kakek yang dibawa dan di tanam bapak di depan rumah nenek. Jarang sekali yang memiliki jambu ini, bahkan di desaku hanya kami yang memiliki jambu manggis. Warnanya persis seperti buah manggis dan rasanya manis. Semakin kena panas matahari, warnanya semakin merah kecoklatan dan semakin manis. Dagingnya juga tebal dan nggak mudah uletan. Karena itu jambu manggis ini laris manis setiap dijual nenek

Aku yang ahli.memanjat ini tidak sulit kalau cuma memanen buah jambu. Apalagi bisa di bilang pohon jambu depan rumah ini adalah tempat aku nongkrong. He..he.he..

"Sudah, In. Ini sudah penuh. Bantuin nenek bawa ke teras," ucap nenekku dari bawah pohon jambu.

"Iya, nek," sahut ku bergegas turun dari pohon.

Aku dan nenek membawa jambu ini ke teras dan nenek mulai menimbang jambunya. Aku bertugas memasukkan ke dalam kantong kresek. Jadi setiap satu kresek yang berisi buah jambu ini beratnya sama.

"Besok bangun pagi lagi. Antar buah jambu ini ke pasar," ujar nenek.

"Iya," sahut ku lesu setiap kali mendengar kata bangun pagi untuk pergi ke pasar.

"Pri, besok bantu memupuk padi, ya!" pinta nenek pada paman yang keluar dari rumah dan baru saja duduk di teras.

"Ibu tahu sendiri aku repot. Aku nggak bisa bantu ibu," lagi-lagi paman menolak membantu nenek.

"Kamu semenjak menikah dengan Samiah jadi malas kalau ibu suruh," cetus nenek terlihat kesal.

"Lah, kemarin yang nyuruh aku nikah sama Samiah, 'kan, ibu. Kenapa sekarang protes?" ujar paman santai.

"Kamu ini, ya.." geram nenek terlihat kesal pada paman.

"Kenapa? Emang gitu kenyataannya," sahut paman tanpa dosa.

"Kamu nggak ingat apa? Dulu kamu itu sakit keras dan sudah ibu bawa berobat kemana-mana, tapi nggak sembuh juga. Rambut mu sampai rontok semua. Kamu baru bisa sembuh karena ibu minumkan air seni ibu. Kalau enggak, kamu pasti sudah mati waktu itu," ujar nenek menggebu-gebu.

What? Diminumkan air seni bisa sembuh dari sakit keras? Astagaa.. Ilmu dari mana nenek sampai memberikan paman minum air seni nenek? Ya amplop.. Eh, ya, ampunn. Nenekku ini ajaib banget, sih? Amazing.

"Sudah jadi kewajiban orang tua menjaga anak-anaknya. Kenapa malah ibu ungkit soal itu? Ibu nggak ikhlas?" cetus paman yang semakin lama semakin berubah semenjak menikah dengan Bik Samiah.

"Kamu itu sudah di jampi-jampi sama si sampliok itu. Kamu cuma mikirin dia, nggak mau mikirin yang lain. Bahkan di suruh ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan kamu, kamu tetap nggak mau,"ujar nenek kesal.

"Ah, sudahlah! Omongan ibu tambah ngelantur. Upah orang sana untuk memupuk padi ibu," ucap paman, kemudian pergi meninggalkan kami.

"Huh, nyesel nenek menikahkan paman kamu sama si samplok itu. Ternyata kakek si samplok itu dukun besar. Nenek nggak bisa nyari dukun yang bisa ngalahin kakek si samplok itu," gerutu nenek membuat aku hanya bisa menghela napas panjang.

Nenek mengaku beragama Islam, sholat, puasa, zakat, dzikir tiap hari, tapi masih suka datang ke dukun. Padahal pergi dan percaya kepada dukun termasuk perbuatan syirik besar dan akan mendapatkan dosa yang besar pula. Bagi orang yang mendatangi dukun, shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.

Ah, . nenekku masih termasuk produk keluaran lama. Pikirannya masih kolot dan masih percaya sama hal-hal yang berbau mistis. Susah ngasih tahunya, karena nenek keras kepala. Paman Supri juga sama saja, sama-sama keras kepala.

"Tambah lama paman kamu itu semakin menurut sama si sanplok seperti kerbau yang di cucuk hidungnya," gerutu nenek yang terlihat semakin kesal saja sama bibi Samiah.

Yap, nenek selalu menyebut nama Bik Samiah dengan sebutan sanplok. Tahu apa itu sanplok?

Sanplok adalah jajanan berbahan dasar singkong yang diparut halus lalu dikukus dengan warna hitam dari pewarna alami. Singkong yang telah dikukus ditumbuk hingga lilit lalu disajikan berbentuk kotak ditaburi parutan kelapa. Samplok hanya bisa ditemui di pasar tradisional atau pasar desa karena hanya sebagian orang yang terampil membuat tanpa dicampuri bahan lainnya.

"Terpaksa nenek harus mengupah orang untuk memupuk padi kita," ucap nenek membuang napas kasar.

Nenek menyewa sepetak sawah sebagai sumber penghasilan. Karena itulah kami tidak perlu membeli beras.

"Paman Kasman kamu itu nggak bener nyariin jodoh buat Paman Supri mu. Nenek benar-benar menyesal menikahkan paman kamu dengan si sanplok itu," nenek masih saja menggerutu menyesali semuanya.

Aku hanya diam. Aku juga merasa menyesal paman menikah dengan Bik Samiah yang ternyata tidak menyukai aku. Padahal dulu mengatakan menerima aku sebagai anaknya sendiri. Tapi nyatanya semua itu hanya palsu belaka. Aku diperlakukan seperti anak tiri.

Huff..nasib..nasib...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Anitha Ramto

Anitha Ramto

wah berarti Indah msh keturunan ningrat dong dari bapaknya

2024-07-25

2

nuraeinieni

nuraeinieni

emang kadang masih ada sebagian orang yg percaya dgn hal yg mistik,,,suka ke dukun.,,,bikin habis uang menurutku,,,,jgn di sesali nek,,,itu namax sdh jodoh anakmu,nasehati saja,kalau masih bgtu,,suatu saat mereka sdh tua,,mereka akan di bgtukan jg dgn anak2x.

2024-07-05

3

Mr.VANO

Mr.VANO

nenek mu in byk kejutanny,,,apa lagi yaaa,kejutan nenek...

2024-07-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!