Bab 19. Pamali

Lita yang masih terjaga dan bisa melihat ada seseorang yang berjalan dari arah belakang, Dia pun mendekati jendela agar bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang berjalan itu. Dalam keremangan malam dia tak bisa melihat dengan jelas wajah nya pria yang sedang berjalan sambil mengamati kuburan tua, Namun Lita yakin bahwa ini adalah manusia, Karena Lita mendengarkan walau samar. Suara pria ini sedang berzikir dan membaca ayat pendek, Maka Lita pun memberanikan diri untuk membuka pintu rumah walau pun sedikit, Agak curiga juga karena ada orang yang mengelilingi rumah nya tengah malam begini, Sekalian bila orang ini baik, Maka mereka bisa ngobrol sebentar untuk menghilangkan rasa takut yang bercokol dalam hati Lita.

"Lukas?!"

"Eh assalamualaikum." Lukas kaget karena Lita keluar dari dalam rumah.

"Walaikum sallam, Ada apa kok sampean kesini?" Tanya Lita baru berani membuka pintu.

"Tidak ada, Hanya jalan jalan malam saja untuk olah raga." Dusta Lukas karena khawatir nanti Lita akan bertambah takut.

"Apa enggak takut jalan malam sendirian? Lagian di sini agak seram." Lita berkata lirih.

"Kita tidak boleh takut selain kepada Allah." Nasihat Lukas.

Lita mengangguk setuju dengan ucapan nya Lukas, Memang hanya kepada Allah lah mereka wajib takut. Namun tidak bohong bahwa Lita sebenar nya takut juga dengan hantu yang sering mengganggu diri nya di rumah ini, Bukan hanya hantu di rumah ini saja, Melainkan dengan hantu yang ada di kampung nya juga.

"Kamu asal mana? Kok cara bicara mu seperti dari kampung ku." Lukas agak penasaran sekarang.

"Desa sewu teko, Sampean juga dari kampung ya?" Tanya Lita.

"Oh itu dekat dengan kampung ku juga, Aku asal nya dari desa rawa belatung." Sahut Lukas.

"Aku juga punya kenalan di kampung itu, Kadang kala aku ingat dia bila sedang dapat masalah soal hantu." Lita teringat dengan orang yang sering membantu nya.

"Siapa?" Lukas penasaran dengan orang tersebut.

"Nama nya Purnama, Dulu adik dia pernah menikah dengan Kakak ku! Tapi mereka pisah, Sekarang adik nya sudah nikah lagi." Tanpa Lita sadari bahwa dia menjadi nyaman bicara dengan Lukas.

Lukas yang mendengar nama dari orang yang pernah ia sukai menjadi terdiam, Cinta nya gagal pada Purnama karena gadis itu memilih pria lain. Memang Purnama di kenal sangat sakti bila menghadapi banyak setan, Sudah banyak orang yang di tolong nya. Lukas juga tahu bahwa Purnama dan adik nya bukan lah manusia normal, Dalam darah nya ada titisan iblis yang sangat jahat. Namun sekarang dia sudah menjadi orang yang sangat baik, Berkat bimbingan dari Ibu nya yang sangat baik hati kepada siapa pun.

"Kenapa sampean terdiam?" Tanya Lita menatap Lukas.

"Eh! Tidak, Aku cuma mengingat saja." Dusta Lukas.

"Andai dia ada di sini, Pasti habis para setan ini di brantas nya." Lita berandai andai.

"Kita tidak bisa mengandal kan orang saja, Selagi kita mampu dan mau berusaha. Insya allah kita akan bisa, Jangan mudah putus asa." Ujar Lukas bijak.

Lita mengangguk dengan hati yang tidak yakin, Karena dia merasa tak akan mampu untuk menghadapi para setan yang berkeliaran setiap malam mengganggu nya, Tadi saja saat pulang kerja dia sudah ketar ketir karena takut mendapat penampakan.

"Di belakang sana ada kuburan juga, Dan terlihat sudah tua." Beritahu Lita.

"Entah kenapa kost di sini sangat banyak kuburan." Gumam Lukas.

"Kalau kuburan sesepuh ya ndak masalah sebenar nya, Yang aku heran kan itu kok mereka juga mau menguburkan para penghuni." Sahut Lita.

"Entah lah, Bu Melati menyimpan banyak rahasia." Ucap Lukas mengusap wajah tampan nya.

Lita melirik karena pemuda ini sangat tampan sebenar nya, Namun entah kenapa Lita merasa bahwa Sam lebih tampan. Hati nya tersangkut pada pria yang sering datang ketoko tempat nya bekerja, Namun itu belum bisa di bilang rasa suka atau pun cinta.

"Masuk lah, Aku akan segera pulang." Suruh Lukas yang tidak enak bila berlama lama.

"Iya, Hati hati ya." Lita pun masuk kedalam rumah.

Lukas segera berjalan pergi meninggalkan rumah ujung tempat nya Lita, Dia berjalan santai seolah tak punya rasa takut. Lita agak kagum dengan keberanian nya, Mungkin karena tadi dia mengatakan bahwa hanya takut kepada Allah saja.

...****************...

Andrea terpaksa mencuci baju di malam hari karena besok ia harus pakai baju ini untuk kuliah, Dengan di temani Laura dan juga Caca. Mereka meringkuk menunggu Andrea yang sedang mengeringkan nya di mesin cuci yang memang di sediakan oleh Bu Melati, Rasa nya lama sekali selesai nya.

"Kenapa enggak dari sore tadi sih, Rea?!" Caca tampak kesal.

"Lupa! Seratus persen aku tuh lupa." Jawab Andrea yang menunggu baju nya kering.

"Pamali kalau kata orang tua cuci baju malam hari." Cetus Laura.

"Ya gimana lagi, Aku besok ujian dan harus pakai baju putih! Kalian enggak ada yang punya lagi." Andrea juga kesal sendiri.

Laura dan Caca juga ujian sehingga baju nya pun mereka pakai, Dan mereka hanya punya satu baju. Nama nya juga mereka adalah anak orang tidak punya, Rata rata mahasiswi yang kost di sini adalah anak orang susah. Mereka mau kost di tempat seram hanya karena harga yang sangat murah, Di mana lagi akan mendapatkan harga semurah ini, Apa lagi di sini adalah kota besar.

"Alhamdulilah sudah selesai." Andrea girang dan mengambil baju nya yang kering di mesin cuci.

"Itu mau kau jemur di mana? Jangan di dalam kamar." Ucap Laura.

"Lah terus mau di mana? Kan enggak mungkin di sini, Gimana kalau hujan." Seru Andrea.

"Iya! Tuh udah mendung, Ayo cepat kita kembali kekamar saja." Caca berdiri dan tak sabar mau kembali.

Akhir nya mereka pun selesai mencuci baju nya Andrea, Sebenar nya bukan cuma satu. Pikir nya sekalian saja cuci semua nya, Hanya ada lima lembar baju dan dua celana. Andrea membawa nya masuk kedalam kamar, Ini akan di gantung dekat jendela dan di kipasi supaya besok pagi sudah kering, Paling hanya tinggal di setrika saja dan bisa di pakai untuk kuliah.

"Buruan dong jalan nya, Ca!" Laura merutuk karena dia paling belakang.

"Sabar, Andrea ini loh yang lama." Caca menyalahkan Andrea.

Akhir nya mereka pun tiba di kamar nya Andrea setelah melewati masa yang sangat mencekam, Laura dan Caca diam diam tidur di kamar nya Andrea. Kalau sampai Bu Melati tahu, Mereka pasti akan kena marah.

Mas Samuel mode cool.

Terpopuler

Comments

Theresia Kurniawan

Theresia Kurniawan

Salah, bukan bijak ini sih tapi dia cuma mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Harusnya dia bilang begini :
Oleh karena itu kita tidak boleh mengandalkan orang lain, kita tetap harus meminta perlindungsn dan pertolongan hanya kepada Allah saja. Karena hanya Allah yang punya kuasa

2025-01-18

0

Terlambat Sudah

Terlambat Sudah

outhor..tu sambungan cerita hantu beranak sampai andini meningoi aja kan nggak seru tau tau siapa yang santet andini

2024-12-15

0

Ray

Ray

Oh ini cerita ada hubungannya dengan Purnama yg keturunan Kunti dan Siluman Ular ya? Wah cerita Outhor semakin Ok👍😍😍

2024-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pindah kekota
2 Bab 2. Nenek tua
3 Bab 3. Lita tinggal dirumah ujung
4 Bab 4. Darah di lantai
5 Bab 5. Sosok di tengah malam
6 Bab 6. Bodyguard tampan
7 Bab 7. Kuntilanak rambut putih
8 Bab 8. Kematian Diva
9 Bab 9. Iblis dari cermin
10 Bab 10. Sosok hitam
11 Bab 11. Mas Lukas
12 Bab 12. Mayat babi
13 Bab 13. Kamar kosong
14 Bab 14. Arwah Diva
15 Bab 15. Kepala dalam closet
16 Bab 16. Kuburan terpencil.
17 Bab 17. Usaha Tama
18 Bab 18. Sam datang lagi
19 Bab 19. Pamali
20 Bab 20. Di seret iblis
21 Bab 21. Mendatangi Purnama
22 Bab 22. Api atau es
23 Bab 23. Kesalahan
24 Bab 24. Kedatangan Sam
25 Bab 25. Lukas di banting
26 Bab 26. Rombongan sesepuh
27 Bab 27. Tumbal Nenek buyut
28 Bab 28. Mawar
29 Bab 29. Di jemput Sam
30 Bab 30. Pandangan orang lain
31 Bab 31. Penyelidikan ular sendok
32 Bab 32. Nasib ular sendok
33 Bab 33. Ingin janin
34 Bab 34. Foto Sam
35 Bab 35. Di panggil
36 Bab 36. Sepupu
37 Bab 38 Korban lagi
38 Bab 37. Rania vs Mawar
39 Bab 39. Mayat Caca
40 Bab 40. Aku melihat mu
41 Bab 41. Setan nisan hitam
42 Bab 42. Cerita bersama
43 Bab 43. Sam merajuk
44 Bab.44 Setan kebaya merah
45 Bab 45. Jeno datang
46 Bab 46. Mawar di banting
47 Bab 47. Wanita gantung diri
48 Bab 48. Purnama datang
49 Bab 49. Aduan ular sendok
50 Bab 50. Amukan Rania
51 Bab 51. Purnama vs kebaya merah
52 Bab 52. Flasback
53 Bab 53. Jeno sekarat
54 Bab 54. Caca datang
55 Bab 55. Obrolan
56 Bab 56. Arya naik darah.
57 Bab 57. Mawar musnah
58 Bab. 58 Kedatangan Bu Anggrek
59 Bab 59. Siluman babi
60 Bab 60. Bertemu Samuel
61 Bab 61. Tak punya mata
62 Bab 62. Hampir mati
63 Bab 63. Rumah Sam
64 Bab 64. Kampung Sam.
65 Bab 65. Percakapan
66 Bab 66. Menikah
67 Bab 67. Suara dari kamar
68 Bab 68. Karma
69 Bab 69. Siluman babi
70 Bab 70. Sam melarang
71 Bab 71.Di larang makan
72 Bab 72. Di rumah Purnama
73 Bab 73. Nama bunga
74 Bab 75. Kisah Sam
75 Bab 75. Masih kisah Sam
76 Bab 76. Kisah sam part 3
77 Bab 77. Lita tahu
78 Bab 78. Bulu mata warna merah
79 Bab 79. Hukuman
80 Bab 80. Mayat
81 Bab 81. Menemukan Lita
82 Bab 82. Pertengkaran pasutri
83 Bab 83. Luka bertemu Sam
84 Bab 84. Pintu alam ghaib terbuka
85 Bab 85. Menghadapi bola api
86 Bab 86. Jeno vs Kuyang
87 Bab 87. Sosok pemakan ikan
88 Bab 88. Pertarungan
89 Bab 89. Berhasil pulang
90 Bab 90. Gaduh
91 Bab 91. Fakta
92 Bab 92. Melawan iblis sepuh
93 Bab 93. Purnama terluka
94 Bab 94. Ada yang tertinggal
95 Bab 95. Sundel bolong pakai kaca mata
96 Bab 96. Bersembunyi
97 Bab 97. Cermin tersembunyi
98 Bab 98. Mencari cermin
99 Bab 99. Di rumah ujung
100 Bab 100. Menemukan cermin
101 Bab 101. Penjara bawah tanah
102 Bab 102. Masuk alam ghaib
103 Bab 103. Mengantar jenazah Sam
104 Bab 104. Bertemu Ibu
105 Bab 105. Kerja baru
106 Bab 106. Adik Kakak
107 Bab 107. Genderuwo patah hati
108 Bab 108. Menyesal
109 Bab 109. Pulkam bareng
110 Bab 110. Di banting
111 Bab 111. Tiba di kampung
112 Bab 112. Raket nyamuk
113 Bab 113. Ihklas
114 Bab 114. Keras kepala Lukas.
115 Bab 115. Ketahuan
116 Bab 116. Purnama beku
117 Bab 117. Beku kedua nya
118 Bab 118. setan lagi
119 Bab 119. Rita melihat orang lain
120 Bab 120. Genderuwo kena setrika
121 Bab 121. Menolak Raka
122 Bab 122. Hanya mimpi
123 Bab 123. Selalu debat
124 Bab 124. Asal usul Dwi
125 Bab 125. Angsa bermata biru
126 Bab 126. Makan bakso
127 Bab 127. Di tampar sandal
128 Bab 128. Hukuman Arya
129 Bab 129. Mendatangi rumah ujung
130 Bab 130. Dwi dan Pak Tofa
131 Bab 131. Lita membunuh
132 Bab 132. Sam datang
133 Bab 133. Maafan.
134 Bab 134. Akhir
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Pindah kekota
2
Bab 2. Nenek tua
3
Bab 3. Lita tinggal dirumah ujung
4
Bab 4. Darah di lantai
5
Bab 5. Sosok di tengah malam
6
Bab 6. Bodyguard tampan
7
Bab 7. Kuntilanak rambut putih
8
Bab 8. Kematian Diva
9
Bab 9. Iblis dari cermin
10
Bab 10. Sosok hitam
11
Bab 11. Mas Lukas
12
Bab 12. Mayat babi
13
Bab 13. Kamar kosong
14
Bab 14. Arwah Diva
15
Bab 15. Kepala dalam closet
16
Bab 16. Kuburan terpencil.
17
Bab 17. Usaha Tama
18
Bab 18. Sam datang lagi
19
Bab 19. Pamali
20
Bab 20. Di seret iblis
21
Bab 21. Mendatangi Purnama
22
Bab 22. Api atau es
23
Bab 23. Kesalahan
24
Bab 24. Kedatangan Sam
25
Bab 25. Lukas di banting
26
Bab 26. Rombongan sesepuh
27
Bab 27. Tumbal Nenek buyut
28
Bab 28. Mawar
29
Bab 29. Di jemput Sam
30
Bab 30. Pandangan orang lain
31
Bab 31. Penyelidikan ular sendok
32
Bab 32. Nasib ular sendok
33
Bab 33. Ingin janin
34
Bab 34. Foto Sam
35
Bab 35. Di panggil
36
Bab 36. Sepupu
37
Bab 38 Korban lagi
38
Bab 37. Rania vs Mawar
39
Bab 39. Mayat Caca
40
Bab 40. Aku melihat mu
41
Bab 41. Setan nisan hitam
42
Bab 42. Cerita bersama
43
Bab 43. Sam merajuk
44
Bab.44 Setan kebaya merah
45
Bab 45. Jeno datang
46
Bab 46. Mawar di banting
47
Bab 47. Wanita gantung diri
48
Bab 48. Purnama datang
49
Bab 49. Aduan ular sendok
50
Bab 50. Amukan Rania
51
Bab 51. Purnama vs kebaya merah
52
Bab 52. Flasback
53
Bab 53. Jeno sekarat
54
Bab 54. Caca datang
55
Bab 55. Obrolan
56
Bab 56. Arya naik darah.
57
Bab 57. Mawar musnah
58
Bab. 58 Kedatangan Bu Anggrek
59
Bab 59. Siluman babi
60
Bab 60. Bertemu Samuel
61
Bab 61. Tak punya mata
62
Bab 62. Hampir mati
63
Bab 63. Rumah Sam
64
Bab 64. Kampung Sam.
65
Bab 65. Percakapan
66
Bab 66. Menikah
67
Bab 67. Suara dari kamar
68
Bab 68. Karma
69
Bab 69. Siluman babi
70
Bab 70. Sam melarang
71
Bab 71.Di larang makan
72
Bab 72. Di rumah Purnama
73
Bab 73. Nama bunga
74
Bab 75. Kisah Sam
75
Bab 75. Masih kisah Sam
76
Bab 76. Kisah sam part 3
77
Bab 77. Lita tahu
78
Bab 78. Bulu mata warna merah
79
Bab 79. Hukuman
80
Bab 80. Mayat
81
Bab 81. Menemukan Lita
82
Bab 82. Pertengkaran pasutri
83
Bab 83. Luka bertemu Sam
84
Bab 84. Pintu alam ghaib terbuka
85
Bab 85. Menghadapi bola api
86
Bab 86. Jeno vs Kuyang
87
Bab 87. Sosok pemakan ikan
88
Bab 88. Pertarungan
89
Bab 89. Berhasil pulang
90
Bab 90. Gaduh
91
Bab 91. Fakta
92
Bab 92. Melawan iblis sepuh
93
Bab 93. Purnama terluka
94
Bab 94. Ada yang tertinggal
95
Bab 95. Sundel bolong pakai kaca mata
96
Bab 96. Bersembunyi
97
Bab 97. Cermin tersembunyi
98
Bab 98. Mencari cermin
99
Bab 99. Di rumah ujung
100
Bab 100. Menemukan cermin
101
Bab 101. Penjara bawah tanah
102
Bab 102. Masuk alam ghaib
103
Bab 103. Mengantar jenazah Sam
104
Bab 104. Bertemu Ibu
105
Bab 105. Kerja baru
106
Bab 106. Adik Kakak
107
Bab 107. Genderuwo patah hati
108
Bab 108. Menyesal
109
Bab 109. Pulkam bareng
110
Bab 110. Di banting
111
Bab 111. Tiba di kampung
112
Bab 112. Raket nyamuk
113
Bab 113. Ihklas
114
Bab 114. Keras kepala Lukas.
115
Bab 115. Ketahuan
116
Bab 116. Purnama beku
117
Bab 117. Beku kedua nya
118
Bab 118. setan lagi
119
Bab 119. Rita melihat orang lain
120
Bab 120. Genderuwo kena setrika
121
Bab 121. Menolak Raka
122
Bab 122. Hanya mimpi
123
Bab 123. Selalu debat
124
Bab 124. Asal usul Dwi
125
Bab 125. Angsa bermata biru
126
Bab 126. Makan bakso
127
Bab 127. Di tampar sandal
128
Bab 128. Hukuman Arya
129
Bab 129. Mendatangi rumah ujung
130
Bab 130. Dwi dan Pak Tofa
131
Bab 131. Lita membunuh
132
Bab 132. Sam datang
133
Bab 133. Maafan.
134
Bab 134. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!