Eps. 04

Paginya, para maid datang lagi ke kamar yang di tempati Alana.

Saat mereka datang, gadis itu terlihat duduk di sudut ruangan dengan kedua tangan terlipat di atas lutut, sementara kepalanya tertelungkup di atas lengan.

"Nona, kami datang lagi."

Alana segera mengangkat wajah, penampilannya sungguh acak- acakan, ia tak memperdulikan itu semua dan berlari ke arah salah satu maid yang di kenalinya semalam.

"Tolong, tolong lepaskan aku dari sini! ku mohon! "

Maid itu memandang wajah Alana dengan raut iba, tangan Alana yang memegang lengannya di tepis pelan.

"Maaf nona, kami tidak berdaya, nona sudah menjadi milik tuan kami, nona tidak bisa lari dari sini. "

"Tidak! itu gilla! " Alana tiba-tiba berteriak kencang. "Aku bukan barang ataupun peliharaan nya, aku bukan milik siapapun."

"Tenangkan diri anda nona, kami mohon jangan mempersulit kami, " kata maid yang bernama Frida itu.

"Kami di sini atas perintah tuan untuk melayani nona, ayo ikut kami. "

Alana menggeleng dengan air mata menderas, beginikah jalan hidupnya yang tragis?

Baiklah, dia akan mencoba untuk mengikuti permainan pria itu, karna kabur dari sini pun percuma, tempat ini begitu asing dan tak ada yang mau membantunya.

Frida lega karna Alana mau menuruti kata- katanya, ia segera meminta maid lain untuk segera menjalankan tugas mereka, mendandani Alana secantik mungkin.

Di ruang kerjanya, Alex sedang memeriksa beberapa proposal kerja sama para perusahaan asing, saat itu lah Hans datang menghadap.

"Tuan ada yang ingin bertemu dengan anda. "

"Siapa? " baru saja Alex mengangkat pandangan, seorang gadis sudah menerobos masuk, menerjang nya dan memberikan kecupan di pipi.

"Kakak aku datang! " gelak gadis itu tertawa riang.

"Kau! " Alex sontak naik pitam dan dengan cepat menghapus jejak kecupan di pipinya.

Melihat nya, sang gadis menggelembung kan pipi cemberut, merasa tersinggung.

"Kakak kenapa sih tak mau sekali ku sentuh? apa penyakit alergi wanita mu itu tak juga sembuh. "

"Jaga bicara mu, siapa juga yang alergi wanita. "

Gadis itu mendengus, dia adalah adik perempuan Alex, krystal namanya. Terkadang Alex membencinya tapi juga memanjakannya, maklum karna mereka adalah saudara yang terpisah sejak bayi dan baru bertemu kembali satu tahun lalu. Dan mereka pun memang jarang bertemu karna krystal tinggal di mansion keluarga besar mereka sementara Alex memiliki mansion sendiri.

"Ck, siapa sih yang tidak tahu? seorang Alexander jaiden sang CEO miliarder sekaligus mafia yang di gadang gadang paling kejam dan di segani ini adalah pria yang alergi terhadap wanita. Bahkan sudah tersebar luas berita jika kakak itu sebenarnya pria belok yang lebih suka singkong daripada kue apem."

Cerocos krystal penuh berapi-api, sementara Hans yang mendengar berusaha menahan tawa.

Alex memberikan tatapan tajam kepada mereka berdua. Hans dengan segera berdeham dan menampilkan raut wajah datar semula sementara krystal hanya cengegesan saja.

"Siapa yang memerintahkan mu datang kesini? "

"Ck, memangnya salah ya jika aku adikmu yang imut ini berkunjung untuk melihat kakak tercintanya. "

"Aku tak suka basa- basi, aku tau kau memiliki maksud lain. "

Krystal mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah aku memang di utus kakek untuk memberitahu kan mu sesuatu, tapi lebih dari itu aku memang merindukan mu masa kau tidak percaya. "

"Apa yang di katakan pria tua itu? " kata Alex dengan intonasi sedikit meninggi.

Krystal menghela nafas, kakaknya ini tak pernah berubah. ya, bagaimana pun dia memang di juluki pria yang tak memiliki perasaan.

"Kakek mengatakan nanti malam kau harus sudah datang bersama calonmu yang kamu pilih sendiri atau jika tidak--"

"Di akan memaksa ku untuk menikahi wanita pilihannya, itu maksud mu? "

Krystal mengangguk.

"Katakan padanya, dia tak perlu repot- repot melakukan itu karna aku sudah mempunyai calonku sendiri. "

"Hah siapa? bukankah kakak masih alergi wanita, jangan bilang calon kakak itu seorang pria?! " Krystal berteriak heboh.

Alex memijit keningnya, lelah. "Dia berisik sekali. Hans, bawa dia keluar! "

"Baik tuan! " Hans segera menarik krystal keluar.

"Eh tunggu- tunggu! Kak aku belum selesai bicara dengan mu! jangan sampai Tuhan melaknat mu kak, kembali lah ke jalan yang benar!"

Bahkan sampai pintu di tutup suara gadis itu masih tetap terdengar. Ck, wanita itu memang mahluk merepotkan.

Alex fokus kembali ke pekerjaannya. Mengingat tentang Alana, ia jadi penasaran kembali tentang keanehan akan gadis itu, dia akan mencari tahu sendiri.

Di luar keributan masih terjadi antara krystal dan Hans.

"Tuan Hans, jangan coba- coba melindungi kakak ya, aku tahu kau asisten setianya tapi aku sedang berusaha menyadarkan kakak untuk kembali ke jalan yang benar."

"Nona muda, anda tidak mengerti, tuan sama sekali tak ingin di ganggu."

"Lepaskan aku dulu! " krystal menarik cengkraman Hans, nafasnya naik turun menahan emosi.

Matanya menyipit curiga.

"Tuan Hans apa jangan- jangan calon yang di maksud kakak adalah dirimu?"

"Apa? " Hans tergelak, ingin marah tapi juga ngakak.

"Maksud ku calon prianya. dia kan belok. "

Hans tak bisa untuk menahan tawa.

"Nona, tuan masih menyukai perempuan, anda jangan berpikiran yang tidak- tidak. "

"Tapi hubungan di antara kalian itu sus, kalian seperti bukan sekedar bos dan bawahan biasa, apalagi kalian sama-sama masih lajang dan tak pernah terlihat jalan dengan wanita."

Hans menggeleng geli.

"Nona dengarkan aku, aku menjadi asisten pribadi tuan sudah sangat lama. Sejak dulu aku sudah bersumpah untuk setia di bawah kaki tuan Alexander, karena jika bukan karena dirinya yang menyelamatkan ku dulu aku pasti sudah matti sejak lama. "

Krystal mendengarkan penjelasan itu merubah raut wajah curiganya.

"Dan kata siapa aku belum mempunyai kekasih?"

"Eh bukannya kau belum mempunyai pasangan?"

"Ya memang belum, tapi aku sedang menyukai seorang wanita. "

"Siapa? bolehkah aku mengetahui nya? " Krystal terlihat sangat excited.

"Tidak. Itu rahasia! "

"Ck. enggak bos, enggak asisten nya, sama-sama kepala batu! huh! "

Melihat krystal yang marah begitu Hans bukannya terkejut malah merasa gemas.

"Baiklah, jangan marah. Katakan apa yang kau inginkan. "

"Yang benar? kalau begitu traktir aku es krim yang banyak. "

Seperti sudah bisa menebak jawabannya, Hans tersenyum.

"Baiklah."

"Benarkah? Yeay!" krystal berjingkrak girang.

Hans tertawa sambil menggeleng kan kepala.

🌷🌷🌷🌷

Malam tiba, Alex sudah siap dengan tuxedo hitam yang membalut tubuh kekarnya, rambutnya di sisir rapi di tambah tindik di telinga sebelah kiri menambah aura kejantanannya.

Sosok pemimpin yang berwibawa dan gagah.

"Hans, bagaimanapun dengan gadis itu? "

"Nona Alana sudah siap tuan?"

"Alana? " Alex mengerutkan keningnya.

"Ya namanya adalah Alana. Seperti yang tuan minta, saya sudah mengumpulkan informasi tentang gadis itu dan riwayat hidupnya secara lengkap. "

"Baiklah, bawa dokumennya nanti ke kamar ku. "

"Baik tuan."

"Oh ya tadi siapa namanya? "

"Alana, tuan. "

"Nama lengkapnya? "

"Alana anastaya. "

Alex mengangguk sesaat. "Baiklah, kau boleh pergi. "

Hans membungkuk hormat lalu kemudian berbalik pergi.

Alex menarik kecil sudut bibir nya.

"Alana anastaya, jadi itu nama mainan baruku. Menarik. "

Gumamnya.

*****

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!