Bab 11 (Tujuan Keluarga Baskoro)

Di kediaman keluarga Baskoro. “Jery, bagaimana perkembangan mu dengan nona muda keluarga Lopes,apa kamu belum juga berhasil mendekati nona muda keluarga Lopes itu?”.kepala keluarga Baskoro bertanya kepada Jery.

Kepala keluarga Baskoro bernama Adam Baskoro.

“masih belum, tapi ayah tenang saja,sebentar lagi Selina pasti akan jatuh ke pelukanku”. jery berkata dengan sangat percaya diri kepada Adam Baskoro.

Selama beberapa bulan ini jery memang telah banyak melakukan berbagai macam trik dan muslihat untuk membuat Selina jatuh ke pelukannya. Tapi Selina tidak pernah menanggapi Jery.

“bagus… keluarga Baskoro harus menjadi keluarga nomor satu di kota andaru.untuk untuk kita harus bisa membuat keluarga Lopes berada di pihak kita”.ucap Adam Baskoro.

Di saat Jery dan Adam Baskoro berbincang. tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dari balik celana Jery baskoro.

Mendengar ponselnya berdering,Jery lalu Merogoh dan mengeluarkan ponsel itu dari dalam kantong celananya,kemudian Jery mengernyitkan dahinya setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel. Jery baskoro langsung mengangkat panggilan itu dan mendengarkan orang yang berbicara di seberang telepon.

Sekitar satu menit Jery terus mendengarkan orang yang berbicara di seberang telepon.setelah itu,Jery langsung memutuskan panggilan orang itu,lalu Jery memasukkan kembali ponselnya ke kantong celana.

“Apa ada masalah ?.Adam Baskoro bertanya kepada putranya,Jery Baskoro. “tidak ada yah,tadi siang Selina mengalami sedikit kecelakaan kecil”.ucap Jeri menjelaskan kepada ayahnya.

Orang yang menghubungi Jery adalah pria botak.pria botak memberitahu Jery Baskoro bahwa mikel hanyalah seorang pemuda miskin.sedangkan pria botak tidak berani memberi tahu Jery Baskoro soal dia dan temannya di yang kalahkan oleh mikel.

Karena sudah tidak bekerja.hari itu mikel memutuskan untuk untuk berdiam diri di rumah sambil melihat-lihat lowongan kerja yang ada di surat kabar.

Mikel terus membolak-balik surat kabar itu,hinga siang.tapi mikel belum juga menemukan pekerjaan yang yang cocok dengan dengannya.akhirnya mikel menyudahi mencari pekerjaan di surat kabar tersebut.

“ Ya sudah lah, nanti saya minta tolong lagi sama pak Agus, siapa tau pak Agus punya kenalan yang membutuhkan pekerja. gumam mikel.

Siang itu udaranya sangat sejuk,di tambah lagi angin yang sepoi-sepoi.mikel memutuskan untuk tidur siang sebentar.kemudian mikel mengambil posisi tidur di sebuah kursi kayu,setelah itu mikel langsung memejamkan matanya.

Di saat mikel baru memejamkan matanya.”Tut Tut Tut “ sebuah suara mengejutkan mikel yang hendak mau tidur itu kembali membuka matanya.kemudian mikel mengarahkan pandangannya ke sebuah benda yang terletak di atas meja.

Ternyata suara itu berasal dari ponsel jadul mikel.

Mikel kemudian meraih ponsel itu,dan mikel melihat layar ponselnya,terlihat sebuah nomor tidak dikenal.karena penasaran,akhirnya mikel menekan tombol jawab di ponsel itu.” Halo, apakah ini mikel”.terdengarlah suara seorang wanita yang sangat merdu di telinga mikel.

Setelah mendengar suara yang sangat merdu itu mikel tanpa sadar menaikkan sedikit ke dua ujung bibirnya ke atas.maka terlihat lah sebuah senyuman di wajah mikel.sedangkan mikel belum juga membalas sapaan orang yang di seberang ponsel.

“Halo, apakah ini mikel”.wanita di seberang ponsel kembali bersuara. setelah mendengar sapaan untuk yang ke dua kalinya akhirnya mikel tersadar dari lamunannya.