Bab 4

.

.

Buk Ningsih tergopoh-gopoh untuk segera sampai dirumah. Ia benar-benar tergiur gaji besar seperti yang dibicarakan para ibu-ibu tadi.

"Ayu.. ayu..."Baru masuk pintu depan Ningsih sudah memanggil nama putrinya.

Namun tak ada jawaban.

"Pasti dia masih tidur.. Huh, Anak pemalas.."Gerutu Ningsih yang bergegas menuju kamar Ayu.

saat tiba dikamar Ayu buk Ningsih dibuat keheranan, anak itu ternyata tidak ada.

"Kemana dia?? Apa makan?? "Duga Ningsih yang segera menuju ruang tengah. kosong, Meja makan Juga kosong.

Brakkk..

Tiba-tiba suara mengejutkan terdengar dari belakang.

"Siapa itu ya?? "Gumam Ningsih. hari mulai gelap, Ningsih pun buru-buru keluar dan membawa sebilah kayu,ia takut jika orang jahat yang hendak masuk kerumahnya.

Namun saat tiba diluar, Ibu Ningsih malah melihat Ayu yang tengah menggali sesuatu. Ningsih terus memperhatikan hingga Terlihat lagi Ayu mengambil sebuah kotak.

Ayu mengulas senyum saat berhasil mengambil uang tabungan yang bapaknya katakan. ternyata benar, saat dibuka isi kotak itu adalah uang pecahan 50 dan 100ribu yang sudah tertata rapi dan berjumblah sangat banyak.

Ayu begitu terharu melihat semua itu, Sang bapak benar-benar telah memikirkan semuanya. demi masa depan Ayu yang lebih cerah.

"Baiknya aku sumbangkan separuh uang ini. siapa tau bisa buat amal jariah untuk bapak.."Ucap Ayu lirih.

"Apa?!!! Sumbangkan??!!!"Ayu terperajak saat mendengar suara sang Ibu. Ayu gelagapan dan bingung harus bagaimana.

tatapan Ningsih sangat tajam sekali dan sesekali beralih kekotak yang sengaja Ayu tutupi.

"Uang dari mana itu??!! "Tanya Ningsih penuh selidik.

Ayu ketakutan sekali. Sampai tidak bisa menjawab.

"Jawab Ayu!!!! kalau kau punya uang sebanyak itu, kenapa kemarin diam saja saat ada penagih hutang?!!!"bentak Ningsih tersulut emosi.

"Kemarikan!!! "Imbuh Ningsih.

"Tapi buk.. ini tabungan buat sekolahnya Ayu.."Balas Ayu dengan suara nyaris bergetar karna takut.

"Masih mikirin sekolah lagi kau Ayu !!! kamu itu benar-benar anak yang tidak tau diri ya!!! hutang bapakmu itu banyak!!! apa kamu tidak mau bantu ibu bayar hutang??!! bapakmu hutangnya banyak itu juga buat nyekolahin kamu!!! "Cecar Ningsih dengan amarahnya.

Ayu tertunduk ketakutan, Ia harus bagaimana. ibunya sudah terlanjur tau kalau Yang Ayu bawa adalah uang.

"Bawa sini!!! "Ningsih langsung merampas kotak yang Ayu tutupi baju tadi.

"Buk.. jangan buk, Bapak sudah pesan uang ini buat sekolah Ayu.."

"Halah!!! Bayar hutang lebih penting tau?!!! sekolah, sekolah, Sadar diri dong Yu, kamu itu tidak akan pernah bisa sekolah lanjut."Timpal Ningsih sembari masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan Ayu yang menangis tergugu.

"Bapak maafin Ayu.. Ayu tidak bisa memenuhi permintaan bapak.."tangis Ayu begitu pilu.

.

.

Tiba dikamar Ningsih membuka kotak yang baru saja ia rampas dari putrinya.Mata Ningsih terbelalak saat gepitan uang tersusun rapi disana.

"keterlaluan bapak.. dia sampai rela nyimpan uang hanya buat sekolahnya Ayu dan menyuruhku berhemat sejak lama..bahkan sampai hutang-hutang.. pantas saja kau tidak panjang umur pak.. Kau dzolim sama istri sendiri.." Gerutu Ningsih dengan kesalnya.

"Aku harus simpan uang ini. buat bayar hutang. untung ada uang ini. besok rentenir tidak harus teriak-teriak dan marah-marah kalau menagih kemari.."Imbuh Ningsih yang segera berdiri.

.

.

selesai sholat, Ayu segera membacakan surat yasin dan juga Doa untuk pak Wito. Sesekali Ayu membenahi posisinya sebab ia masih kefikiran bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang yang diambil Ibunya tadi.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!