Eps 5

...Perubahan Si Murid Bodoh....

Hari sudah gelap, Andi masih kelayapan tanpa ingat untuk pulang, mencari peluang untuk mendapatkan poin yang lebih banyak.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Ketemu!" ucap Andi tiba di sebuah tempat bekas pabrik yang telah lama terbengkalai.

"Gadis tadi pasti ada di dalam!" pikir Andi.

Beberapa waktu sebelumnya, Andi sedang dalam perjalanan pulang. Namun, ia melihat seorang gadis muda cantik diculik sekelompok pria bertopeng ketika melewati taman kota.

Jiwa keadilannya, atau mungkin karena ingin dapat poin, membuat Andi ingin mencoba untuk menolong gadis tersebut, dan ia pun langsung mengikuti mobil penjahatnya sampai ke lokasi tersebut.

Andi pun menemukan lubang untuk mengintip dan di dalam ada banyak sekali orang berjaga.

"Haruskah aku melumpuhkan penjahatnya satu per satu dengan mengandalkan kondisi bangunannya yang gelap?" gumam Andi.

Namun, di depannya ternyata ada salah satu pria bertopeng yang sedang menatapnya.

"Apa kau tersesat?" tanya pria tersebut.

Tampaknya dia keluar untuk kencing, tetapi ia tak sengaja melihat Andi sedang mengintip.

"Iya, saya tersesat. Kalau begitu, saya pamit pergi dulu," ucap Andi seraya melangkah pergi.

Andi baru saja ingin mengurungkan niatnya setelah melihat kelompok itu dilengkapi senjata militer.

"Mau ke mana?" tanya pria bertopeng tersebut memegang pundaknya Andi.

Pada akhirnya, Andi yang ragu melawannya, hanya pasrah ikut disekap bersama gadis itu.

"Siapa bocah ini?" tanya salah satu dari mereka yang mungkin adalah pemimpinnya.

"Saya memergokinya sedang mengintip di belakang bangunan ini," jawab pria yang tadi menangkapnya.

"Sepertinya dia hanya warga biasa. Kita habisi saja dan buang mayatnya di jalan setelah selesai dengan urusan gadis ini," ucap ketua kelompok tersebut.

"Tolong lepaskan saya! Saya berjanji tidak akan melaporkan kalian ke polisi," ujar Andi.

"Diam!" bentak ketua itu seraya menampar wajahnya Andi. "Kau pikir kami bodoh?"

Pemimpin kelompok bertopeng itu sangat kesal melihat ekspresi Andi yang tampak kalem saja.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Aku bisa tenang karena sistem," gumam Andi. "Luka di tubuhku juga langsung sembuh."

Namun, Andi mulai berpikir untuk segera mencari jalan keluar. Ia tak bisa diam saja saat nyawanya mulai terancam bahaya.

"Apakah dia dibius?" gumam Andi melihat gadis yang disekap di sebelahnya tak sadar.

"Hey, jangan panik. Sebentar lagi, kakekku pasti akan datang menolong kita," ucap gadis itu yang ternyata hanya pura-pura pingsan.

"Kayaknya itu akan sulit deh," pikir Andi. "Selain itu, palingan yang ditolong cuma gadis itu doang."

Tidak ada pilihan, Andi harus bisa mencari peluang untuk kabur dari tempat tersebut.

"Aku harus bisa keluar dari sini," gumam Andi seraya memperhatikan sekeliling.

Beberapa waktu kemudian, Andi melihat peluang saat hanya ada 2 orang yang menjaga.

"Harus aku lumpuhkan kedua orang itu dengan cepat tanpa membuat keributan," pikir Andi.

...[-5 poin telah digunakan]...

Andi tampak telah berhasil melepaskan tali yang mengikatnya dan langsung menjatuhkan 2 orang penjaga bersenjata itu.

"Ayo pergi!" ajak Andi setelah melepaskan gadis yang diikat di sebelahnya.

"Apa rencanamu? Bukankah sebaiknya kita tetap di sini dan menunggu kakekku?" ucap gadis tersebut menolak ajakan Andi.

"Tidak ada jaminan kamu dilepaskan setelah mereka mendapatkan uangnya," jawab Andi.

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

...[-5 poin telah digunakan]...

Satu per satu penjahat itu Andi lumpuhkan tanpa menimbulkan suara.

"Itu dia jalan keluar kita," ucap Andi merasa senang menemukan pintu keluar.

Namun, salah satu dari penjahat itu ada yang masih sadar meskipun belakang kepalanya dipukul tadi.

"Kalian tidak akan bisa pergi dari sini!" ujar penjahat tersebut menekan alarm.

"Sialan! Rasakan ini!" ujar gadis yang bersama Andi itu menembakkan senjata yang ia pungut.

Penjahat yang menekan alarm langsung melompat untuk berlindung dari tembakan.

"Dari mana kau dapat senjata itu?" tanya Andi heran.

"Aku ambil dari salah satu penjaga yang pingsan," jawab gadis tersebut tersenyum.

Sementara itu, rekan dari penjahat barusan yang mendengar alarm berhamburan masuk.

"Rasakan ini!" teriak gadis tersebut sehingga para penjahat itu langsung berlindung.

"Awas!" teriak Andi menarik gadis itu saat pihak musuh memberi tembakan balasan.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Situasi apa ini cuk?" gumam Andi sangat bingung untuk bisa keluar dari sana.

Situasi jadi tambah kacau saat tiba-tiba ada yang melempar granat asap ke ruangan tersebut. Itu adalah pasukan khusus yang dikirim untuk menyelamatkan gadis tersebut.

Mereka masuk setelah mendengar suara tembakan dan akhirnya mulai terjadi adu baku tembak antara mereka dengan pihak penjahat itu.

"Hahaha! Ini menyenangkan!" ujar gadis tersebut menembak ngasal.

"Hentikan!" tegur Andi, takut dirinya terkena tembakan tersebut.

Andi pun merebut senjata tersebut dari gadis itu dan mencoba mencari jalan keluar lain.

"Ayo pergi dari sini!" ujar Andi menarik tangan gadis tersebut menuju pintu belakang.

Namun, salah satu penjahat yang tadi telah pingsan terlihat akan bangun.

"Haruskah aku menembaknya?" ucap Andi bingung saat mengarahkan senjatanya ke penjahat itu.

Saat penjahat itu mulai berdiri, Andi pun menarik napas dan menarik pelatuk senjatanya.

"Astaga, pelurunya habis!" ujar Andi panik.

Ia pun memilih untuk melompat ke arah penjahat itu dan memukulnya memakai senjata tersebut.

...[-5 poin telah digunakan]...

"Oh. Kau cukup pintar dalam menggunakan senjata tersebut," ucap gadis tersebut kagum.

"Kenapa diam saja, cepat keluar!" ujar Andi karena pintu keluar sudah terlihat.

Mereka berdua pun akhirnya bisa keluar dan segera mencari tempat aman untuk bersembunyi.

...Perubahan Si Murid Bodoh....

"Apa sudah aman?" ucap Andi saat tidak terdengar suara tembakan lagi.

Mereka bersembunyi di dalam bangkai mobil truk yang sudah jadi rongsokan.

"Angkat tangan!" ujar pria berseragam militer yang membidikkan senjatanya ke arah Andi.

"Di sini masih ada orang!" teriak pria tersebut segera memanggil rekannya.

"Ampun, Pak! Saya hanya warga biasa yang tidak sengaja tersesat ke tempat ini," ucap Andi seraya keluar dan mengangkat tangan.

"Bohong!" jawab petugas tersebut melihat Andi membawa senjata di tangannya.

Andi pun segera menjatuhkan senjatanya dan petugas itu langsung menggeledahnya.

"Cepat katakan! Apakah kau adalah pemimpin dari kelompok penjahat itu?" tanya petugas tersebut.

Namun, gadis itu mendengar apa yang terjadi dan akhirnya keluar mengikuti Andi.

"Dia adalah warga yang tak sengaja ikut diculik bersama saya!" jelas gadis tersebut.

Beberapa petugas berseragam lainnya akhirnya datang dan salah satunya adalah kakek-kakek.

"Luna, apa kamu baik-baik saja?" tanya pria tua tersebut mengkhawatirkannya.

"Saya baik-baik saja, Kek," ucap gadis tersebut seraya memeluk kakeknya.

"Siapa dia?" tanya kakeknya Luna penasaran.

"Dia adalah orang yang telah membantu Luna lepas dari tangan penculik itu," jawab Luna.

Andi terlihat sudah diborgol, tapi akhirnya dilepaskan dan dimintai keterangan.

"Jadi gadis itu namanya Luna dan kakeknya adalah seorang petinggi militer," gumam Andi terkejut.

Wartawan mulai ramai mendatang lokasi tersebut dan mereka langsung mewawancarai Andi.

"Ibu!" teriak Alya yang kebetulan sedang melihat saluran berita di rumahnya.

"Ada apa, Nak?" tanya ibunya datang dari dapur.

"Itu yang ada di berita adalah kakak, kan?" tanya Alya menunjuk ke layar televisi.

"Sayang!" teriak ibunya Andi, Kartini. Ia memanggil suaminya, Ardi Septian.

"Ya ampun!" ucap ayahnya heran melihat putranya baru saja muncul dalam berita.

Sementara itu, Andi yang selesai menjawab semua pertanyaan wartawan, akhirnya masuk ke mobil.

...[Ding][Berhasil menyelamatkan cucu jenderal]...

...[+1000 poin][Total : 4500 poin]...

"Saya ingin mengundang kamu makan malam di tempat saya," ucap kakeknya Luna.

Kakeknya Luna bernama Bambang Sucipto, dan ia adalah mantan Jenderal polisi yang telah pensiun.

"Kakek, saya sudah menemukan calon suami yang tepat untuk saya!" ujar Luna merangkul Andi saat baru turun dari mobil.

Andi yang tiba-tiba dirangkul, dan mendengar Luna bicara begitu, hanya bisa terdiam karena kakeknya Luna tampak menatap tajam kepadanya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

( KANG SESAD )

( KANG SESAD )

loh thor itu mines knp apa pakai kekuatan harus pakek poin?

2024-07-05

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!