Mendapati sang anak lebih memilih istrinya dan tak peduli dengannya, Yola menjadi gelap mata. Mata tajamnya tertuju pada sebuah pisau buah yang berada di atas meja. Tanpa pikir panjang Yola mengambil pisau tersebut dan meletakkannya di pergelangan tangannya, mengancam David untuk membuat sesuatu keputusan yang sulit.
"Ibu akan mati saat ini juga jika kamu masih bersikeras melakukan bayi tabung itu David. Kamu harus menikah lagı dengan wanita pilihan ibu jika dalam setahun istri kamu tidak hamil juga. Ibu akan mati di depan mata kalian berdua!!!!" teriak Yola dengan suara yang sangat keras.
Hanya tinggal beberapa langkah baik David maupun Yuri sampai di depan kamarnya, namun suara teriakan Yola membuat mereka terpaksa mengurungkan niatnya. Kedua mata David terbelalak melihat sang ibu tengah memegang pisau dan bersiap menyayat pergelangan tangannya, bisa terlihat juga pisau tersebut telah menggores sedikit permukaan kulitnya.
"Apa yang Ibu lakukan??? Sadar Bu.... Sadar!!!" pekik David terkejut, Yuri juga sama-sama terkejut saat melihat perbuatan ibu mertuanya.
David pun berusaha berlari ke arah ibunya untuk mencegahnya melakukan hal yang lebih gila, meskipun David tidak menyukai apa yang dilakukan oleh Yola tetapi dia tidak mungkin membiarkannya terluka bahkan mati di depan matanya.
Dapat membaca apa yang hendak di lakukan oleh David, Yola berjalan mundur. Dia tak ingin David berhasil merebut pisau dari tangannya, upaya terakhirnya ini harus berhasil. Dia sudah kehilangan cara untuk membuat anaknya mau melakukan keinginannya agar segera mendapatkan cucu.
"Diam di situ David jangan berani mendekat jika tidak ibu tidak segan-segan untuk memotong tangan ibu agar kalian semua puas hah!! Apalagi kamu Yuri, pasti akan senang jika ibu mati kan!! Kamu bisa bebas menguasai David semaumu!!" Teriak ibu David, dia tak memikirkan lagı jika tetangga disekitar rumah anaknya mengetahuinya. Justru itu akan lebih bagus karena akan memuluskan langkah kedepannya.
Linangan air mata Yuri semakin deras, hatinya terasa tercabik dan begitu sakit. Pandai sekali ibu mertuanya mempermainkan kehidupannya, seolah mulai timbul setitik rasa penyesalan telah memilih David sebagai suaminya. Padahal dia tahu jelas jika ibunya kurang menyukai dirinya. Tetapi cinta buta kepada David yang selalu mencurahkan rasa cintanya untuk Yuri seorang telah membuatnya tak mempermasalahkan ketidaksukaan Yola kepadanya.
"Yuri tak pernah sedikitpun berfikir seperti itu Bu, mengapa ibu selalu memandang buruk padaku? Apa salahku Bu, bukankah selama ini Yuri selalu berusaha menyenangkan dan melakukan kemauan Ibu," ungkap perasaan Yuri secara gamblang, selama ini dia diam bukan berarti tak merasa.
"Ibu cuma mau cucu!!! Ibu hanya ingin ada penerus dari keluarga, tapi kamu hanya seorang wanita mandul, menantu yang tidak berguna!! Apa gunanya hidup sebagai seorang wanita jika tidak bisa mengandung anak hah!! Masih pantas kah kamu Yuri!!" hardik Yola tanpa perasaan.
Tak ada wanita manapun yang menginginkan status mandul pada dirinya, apalagi dapat mengandung dan melahirkan seorang anak yang sehat merupakan bentuk kesempurnaan sebagai seorang wanita. Semua wanita pasti impian terbesarnya adalah menjadi seorang ibu, tetapi jika Tuhan yang berkehendak belum mengizinkan dan memberikan tanggung jawab itu tak ada yang bisa di perbuat selain terus berdoa dan berikhtiar.
"Sudah Bu, jangan terus menyudutkan Yuri. Kita belum diberikan rezeki anak Bu oleh Tuhan, mengapa ibu tidak bisa bersabar sedikit lagı. Yuri bisa stress Bu jika diberikan tekanan besar seperti ini yang nantinya akan mempengaruhi program kehamilan yang sedang dijalani. David mohon pengertian Ibu sedikit lagı," ucap David berusaha membujuk ibunya.
"Tidak....tidak... Kesabaran ibu sudah habis. Sudah ibu katakan ibu hanya memberikan waktu satu tahun untuk Yuri hamil, jika tidak maka kamu harus menikah dengan wanita lain!!!" ancam Yola tidak main-main, pisau tersebut mulai tertekan dan melukai pergelangan tangannya hingga muncul tetesan darah.
David tentu panik, ancaman ibu tidak main-main. Tetapi dia juga tak bisa menuruti kemauan ibunya karena janjinya pada Yuri tak akan pernah membagi cintanya kepada wanita manapun.
"Tidak Bu, David mohon jangan mengancam David seperti ini. Yuri sumber kebahagiaan David Bu, jangan membuat David melanggar janji setia David. David juga tidak mau berpisah dengan Yuri sampai kapanpun. Hanya Yuri yang bisa menjadi istri David hingga akhir hayat. Ada atau tidak adanya anak, David akan selalu mencintai Yuri," ungkap David.
Mendengarkan perkataan anaknya yang masih tidak ingin melakukan apa kemauannya membuat Yola semakin murka. Dia mulai gelap mata dan tak kuasa menahan emosinya, akal sehatnya tak lagı bisa berpikiran tenang. Mata dan wajahnya memerah, seraya meluapan amarah dalam dirinya. Jiwa keibuannya terkoyak saat sang anak yang telah dibesarkan dengan susah payah tak lagı mau mengikuti perintahnya.
"Hentikan Bu!!! Stoppp!!!" pekik David semakin panik.
Darah yang merembes semakin banyak, pisau pun semakin dalam melukai pergelangan tangan Yola. David mulai tak bisa berpikir jernih, jika dibiarkan begitu saja ibunya akan meninggal karena kehabisan darah.
"Ibu lebih baik mati daripada punya anak durhaka!!!!" Pisau yang awalnya di pergelangan tangan sudah berpindah ke bagian lehernya.
"Jangan Bu!!!!" Keduanya kompak berteriak, berusaha mencegah Yola semakin berbuat nekad.
Yuri semakin tergugu, situasi seperti ini membuatnya dilanda dilema. Bolehkah Yuri bersikap egois sekali saja, Yuri hanya menginginkan cinta David seutuhnya tanpa dibagi kepada wanita manapun. Tetapi jika bener yang bermasalah terletak pada dirinya, dia juga tidak mungkin membiarkan David tanpa seorang penerus. Bagaimana jika saat tua nanti David hidup dalam kesendirian disaat Yuri lebih dulu dipanggil oleh yang Maha Kuasa? Sungguh takdir ini begitu menyiksa hidup Yuri.
"Katakan iya David, katakan iya kamu mau menikah lagı jika Yuri tak mampu memberikan kamu anak dalam satu tahun? Katakan David!!!" Yola semakin mengancam dan mendesak, David dilanda kegamangan yang luar biasa.
Dengan tatapan yang mengiba, David melihat sorot mata Yuri yang begitu terluka. Dia pun sadar Yuri berharap David tak menuruti kemauan ibunya karena masih ada seribu satu cara untuk mendapatkan anak. Apalagi David pun belum pernah sekalipun melakukan test kesuburan karena larangan ibunya.
'Maafkan mas sayang, mas sangat mencintaimu sampai akhir nyawa ini. Maafkan mas, Yuri. Karena keputusan ini akan menyakiti hatimu lebih dalam,' gumamnya dalam hati, berharap Yuri bisa membaca isi hatinya yang terdalam.
Yola semakin kehilangan akalnya, emosi dalam jiwanya sudah mematikan syarat rasa sakitnya sehingga goresan pisau pada lehernya pun tak terasa. Mungkin sebentar lagi akan menyayat lebih dalam jika David tak kunjung memberikan kepastian jawaban.
"Iya Bu.. iya.. David akan menuruti semua kemauan ibu. Sekarang buang pisau itu ya Bu," jawab David dengan terpaksa, luluh sudah hatinya melihat tindakan gila ibunya.
Dan patah pula hati Yuri detik itu juga, saat David mengeluarkan kata iya dari mulutnya. Meskipun dia sendiri sadar jika David berada dalam ancaman dan tekanan. Tetapi David adalah orang yang menepati janjinya apalagi janji terhadap ibu kandungnya. Inilah rasa kekecewaan terbesar Yuri, bahkan rasa sakitnya tak sanggup dia rasakan. Hatinya telah hilang rasa dan asa.
Seketika semuanya menjadi gelap, menguap bersama beban yang dia simpan dalam dirinya. Raganya serasa melayang dari tumpuannya seiring hilangnya sandaran hati.
Beberapa hari berlalu paska kejadian tersebut, hubungan diantara David dan Yuri sedang masa perang dingin. Yuri yang kala itu pingsan tiba-tiba, segera dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang drop dengan wajah pucat pasi.
Rupanya kondisi tubuh Yuri sangat lemah dan terkena gejala maag akibat telat makan. Belum lagı Yuri mendapatkan beban pikiran yang sangat berat yang mempengaruhi kesehatan tubuhnya. Karena itu Yuri terpaksa dirawat selama tiga hari dan terpaksa harus pulang karena Yuri yang merasa bosan. Terutama David yang tidak bisa menemani dan menjaganya selama 24 jam karena harus bekerja.
Meskipun raga sudah sepenuhnya sehat tetapi berbeda dengan hatinya, rasa sakit akibat janji David yang bisa saja mengingkari kepercayaannya terlanjur memberikan bekas. Mereka berdua tak ada yang memulai percakapan, hubungan mereka layaknya dua orang yang tak saling mengenal. Namun sebagai istri Yuri tetap melayani David dengan baik namun David lebih memilih menghindar dan tidur di kamar tamu. Bukan beberapa hari ini pulang kerja tak tepat waktu, menurut rekan kerjanya David mengambil lembur setelah jam normal kantor selesai.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, tetapi tanda-tanda kepulangan David belum ada. Yuri pun masih enggan menghubungi suaminya walaupun via telepon atau pesan singkat. Makanan yang tersaji di atas meja pun sudah dingin sejak dua jam yang lalu. Meskipun demikian Yuri masih setia menunggu kepulangan David ke rumah.
Entah jam berapa David pulang, yang jelas Yuri tertidur di sofa karena kelelahan menunggu. David berlalu begitu saja tak memperdulikan istrinya yang tidur dengan posisi kurang nyaman. Dia langsung masuk ke dalam kamar tamu bahkan tak menyentuh sedikit masakan yang sudah Yuri siapkan.
Begitu David masuk ke dalam kamar, Yuri pun terbangun. Hatinya mencelos melihat sikap suaminya yang semakin cuek dan tidak peduli kepadanya. Apalagi penampilan David yang berantakan dengan kemeja yang kusut serta sekilas tercium wangi parfum wanita membuat Yuri menaruh curiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Nor Azlin
rumah itu Yuri yang belikan dengan uwang hasil penjualan butik nya bukan jadi David tidsk berhak atas rumah itu yah ...biar David keluar dari rumah itu tampa menuntut hak nanti nya atas rumah yang Yuri belikan itu yah thor biar dia tinggal sama ibu nya tampa menuntut rumah yang Yuri belikan itu...kalau dia menikah lagi biar dia keluar tampa harta deh ...tolong yah thor lanjutkan thor
2024-12-19
0
🪐𐙚͘⃝ռɛռɢ_ռᷝɢͥɛᷦʏᷦɛͣʟ𝄞⨾W𓍢ִ໋
apalahh, sabar semua ada takdir nya🚶🏼♀️
2024-09-06
0
👑Queen of tears👑
janji david seperti boom waktu untuk yuri /Cry//Cry/
2024-09-04
0