Suami Kedua : Tawanan Hati Cinta Pertama

Suami Kedua : Tawanan Hati Cinta Pertama

Tiga Tahun Pernikahan

Malam ini Yuri sudah menyiapkan makanan kesukaan David suaminya. Di atas meja makan sudah tertata begitu indah lengkap dengan lilinnya, hari ini David dan Yuri merayakan anniversary pernikahannya yang ketiga. Meskipun belum memiliki buah hati tetapi baik Yuri maupun David hidup dengan bahagia. Kebersamaan selama 8 tahun tak melunturkan kisah cinta mereka.

Bell rumahnya berbunyi, Yuri segera melepaskan celemek dan berlari ke depan pintu. Dia sudah menduga jika David sudah pulang.

"Mas...."

"Selamat ulang tahun pernikahan yang ketiga sayang. Malam ini kamu sangat cantik sekali," ucap David sambil memberikan sebuket mawar merah.

Yuri tersipu malu, malam ini dia sengaja berdandan lebih cantik untuk menyenangkan suaminya di hari yang spesial ini. David memeluk tubuh istrinya dengan erat, menghirup aroma tubuhnya yang menjadi candu baginya.

"Ah... Mas masuk dulu. Nanti malu saat dilihat tetangga," protes Yuri kala David mulai nakal menyentuh area lehernya yang jenjang.

"Habisnya kamu begitu menggoda sayang. Mas sudah tidak tahan," goda David sambil mengedipkan setelah matanya.

"Makan dulu mas, Yuri sudah masak makanan kesukaan Mas loh, "ujar Yuri sambil cemberut.

"Mas lebih suka memakan kamu sayang," bisik David tepat di telinga Yuri.

Tak ingin David terus menggodanya, Yuri pun masuk ke dalam meninggalkan David yang masih berdiri di depan pintu. Ada saja tingkah Yuri yang membuat David begitu bahagia, seolah melupakan beban yang David terima dari sang ibu.

Setelah selesai makan malam romantis, David pun bergegas mandi, air panas telah disiapkan oleh Yuri. Selama tiga tahun menikah Yuri yang menyiapkan seluruh kebutuhan David. 24 jam waktunya tercurah seluruhnya untuk David seorang. David tidak membolehkan Yuri bekerja untuk program kehamilan yang sedang dilakukan. Padahal sebelum menikah, Yuri sudah sukses menjadi designer dan telah memiliki sebuah butik dengan brand sendiri.

Sambil menunggu David selesai dengan ritual mandinya, Yuri menyiapkan piyama tidur untuk suaminya. Yuri telah berganti dengan pakaian dinas, sebuah gaun tidur satin selutut dengan kain yang tembus pandang. Sangat pas di tubuh Yuri yang tinggi semampai. menambah keseksiannya malam ini.

Tiba-tiba saja Yuri terkejut saat seseorang memeluk pinggangnya, hampir saja Yuri memberontak jika tidak segera sadar siapa yang sudah memeluknya. Aroma sampo dan sabun menguar begitu saja, tetesan air yang mengenai lehernya terasa menggelitik.

"Mas... basah ih. Pakai baju dulu sana, " protes Yuri

"Buat apa pake baju lagi sayang, nanti juga kan dilepas lagi." David baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

"Mas kok gitu sih," ucap Yuri, dia bisa melihat kekarnya tubuh suaminya itu.

"Aku kangen sayang," bisik David tepat di telinga Yuri.

Dia meremang setiap sentuhan David selalu saja membuatnya terlena. Rasa gugup mulai melanda, Meski sudah sering melakukannya Yuri masih suka deg-degan, David selalu membuat Yuri kehilangan kendali. Yuri mulai membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya apalagi tangan David mulai menyentuh tubuh Yuri dengan lembut.

"Mas, kan kemarin sudah. Memangnya mas nggak bosen," ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya.

''Mana ada sayang, kamu selalu membuat mas ketagihan," Jawab David sambil melakukan aksinya.

Tangannya mulai masuk ke dalam gaun tidur Yuri melepaskan kaitan yang ada di punggung dan menjatuhkan benda berbentuk kacamata itu ke lantai. Yuri rasanya tak bisa bernapas saat David melangkah lebih lanjut mulai menurunkan benda berbentuk segitiga dari tubuhnya. Kini bisa terlihat jelas lekuk tubuh Yuri di pantulan cermin, begitu seksi, mulus dan warna kulitnya putih.

David meneguk salivanya saat memandangi mahakarya paling indah. Hembusan angin membuat gaun tidur Yuri terangkat dan menyetak jelas ditubuhnya. Hawa panas mulai terasa diantara keduanya, padahal AC sudah menyala sedari tadi.

"Mas eeemmmppphhh." Yuri berusaha menahan reaksi tubuhnya apalagi saat sesuatu yang mengeras mulai menekannya dari belakang.

Mata terpejam saat merasakan sapuan hangat dibagian lehernya, banyak kecupan dan tanda jejak yang David tinggalkan di sana. Tubuhnya bergetar hebat saat David semakin dalam menikmati dan meresapinya, sentuhan tak kuasa Yuri tahan.

Yuri mengunci mulutnya rapat, tidak ingin kelepasan mengeluarkan suara desahan yang begitu merdu karena apa yang dilakukan David saat ini benar-benar membuatnya mabuk dan tak sabar merasakan bagaimana permainan yang sesungguhnya.

Napas Yuri semakin tercekat saat tali gaun tidurnya telah lepas begitu saja, entah kapan David melakukannya hingga gaun itu lolos begitu saja dan membuat Yuri polos tanpa sehelai benang pun.

Bukan hanya tangan, kini bibir David pun mulai ikut bermain memberikan sapuan hangat pada bibir mungil Yuri. Setiap sudut tak terlewatkan oleh David semua yang ada pada Yuri adalah kesukaannya. Lelah bermain dalam posisi berdiri David mulai menuntun Yuri menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya secara terlentang.

Yuri pun hanya bisa pasrah menerima semua perbuatan suaminya. Tangan besar David mulai menyentuh bagian favoritnya dan memberikan remasan yang begitu lembut. Meskipun sudah sering melakukannya. Yuri meringis menahan sakit dibagian dadanya. Bentuknya yang sempurna dan kenyal membuat David hilang kendali, Yuri sangat pandai merawat tubuhnya.

David pun sudah melepas handuk yang menutupi jagoannya, sudah tegak dan siap melakukan tugasnya. David memastikan jika Yuri telah siap untuk dimasuki. Tanpa memutuskan tatapannya dari Yuri, David perlahan merangkak naik. Yuri tak sanggup berkata saat sesuatu menyeruak masuk ke bagian intinya.

Yuri kembali terpejam merasakan sesuatu itu mulai masuk, meskipun sudah sering melakukannya tetap saja merasakan sedikit sakit dan perih di bagian intinya. Inilah yang paling disukai David sangat sempit dan menggigit miliknya. David sejenak mendiamkan miliknya merasakan pijatan lembut nan nikmat.

Rasanya kurang lengkap jika David tak menyentuh bagian favoritnya, David mulai menyasar ke bibir mungil milik istrinya itu. Langsung menyesap kuat hingga lembut, semakin sulit saja Yuri menghirup udara karena ulah pría itu.

Ringisan tertahan.

David mulai bergerak perlahan, mulai menikmati permainan yang akan dia pimpin. Pergerakan Yuri terkunci dan hanya bisa mengalungkan kedua kakinya di pinggang David, mengalihkan rasa sakit yang mulai terasa.

David tetap harus perlahan dan menahan diri agar tidak menyakiti Yuri. Dia tahu setiap kali mereka melakukan hubungan suami istri, Yuri selalu merasa kesakitan.

David bergerak teratur, memeluk tubuh mungil Yuri agar dirinya bisa leluasa masuk dan menghentak ke dalam. Satu kali hentakan satu kali pula ringisan meluncur dari mulut Yuri.

Sesuatu mulai terasa mendorong dan ingin keluar, David menggerakkan pinggulnya dengan lebih cepat dan mulai menekan saat pelepasan tersebut terjadi. Hentakan kuat dilakukannya mengantarkan benihnya dalam-dalam berharap Yuri bisa segera hamil.

Setelah selesai pelepasan, David langung berbaring di samping Yuri mengatur napas, lelah dengan permainan panas yang baru saja selesai. Yuri tersenyum kecut, pura-pura merasa senang dengan apa yang terjadi Entahlah, dia merasa sesuatu yang kurang, ada yang terganjal pada dirinya saat tak mendapatkan puncak yang sesungguhnya.

Beberapa menit berlalu, napas David terdengar teratur artinya dia telah tertidur. Rutinitas kerja yang padat selalu membuat David kelelahan dan pastinya selalu meninggalkan Yuri yang masih terjaga.

Yuri pun bangun hendak membersihkan diri, sambil menahan rasa sakit dan ngilu yang berasal dari area sensitifnya. Meskipun setiap sentuhan David membuatnya terlena tetapi di akhir permainan Yuri belum mendapatkan kenikmatan. Bahkan hanya rasa sakit yang Yuri dapatkan.

Setelah membersihkan tubuhnya dan berganti dengan gaun tidur yang baru, Yuri pun ikut berbaring di samping tubuh suaminya yang sudah terlelap terlebih dahulu.

" Yuri... Yuri... Yuri.. Dimana kamu. Ibu datang bukannya disambut," teriak seorang wanita paruh baya yang tak lain ibu mertua Yuri, Yola.

Berkali-kali Yola berteriak tetapi Yuri tak kunjung menghampirinya. Karena tenggorokannya merasa kering, Yola pun meneguk segelas air putih, tetapi tidak menghilangkan rasa kesalnya.

"Dasar menantu tidak berguna !!" umpat Yola, sejak awal Yola kurang menyukai Yuri.

Yuri yang hanya seorang yatim piatu dirasa kurang cocok menjadi pasangan David. Yola menginginkan menantu yang berasal dari keluarga berada. Padahal Yuri sejak SMA sudah hidup mandiri membiayai sekolah dan kuliahnya. Ditambah Yuri yang tak kunjung hamil selama tiga tahun menikah. David yang merupakan anak satu-satunya dituntut untuk segera memiliki seorang anak.

"Ada apa sih Bu masih pagi sudah bikin ribut, malu kalau didengar tetangga," seru David keluar dari kamarnya sudah dengan pakaian yang rapi.

"Mana istrimu itu, ibu datang bukannya disambut," ketus Yola tidak terima.

"Yuri masih tidur, Bu. Lagian ngapain sih pagi- pagi begini datang ke rumah," sahut David.

"Apa tidur !!! Benar -benar wanita tidak berguna. Ayam saja bangun lebih dahulu dan bisa bertelor. Wanita itu hanya bisa numpang makan tetapi beranak saja tidak bisa. Dasar wanita mandul !!" umpat Yola, semakin tidak suka saja rasanya dengan menantunya itu.

"Bu, bisa tidak, jangan berkata kasar seperti itu. Kalau Yuri dengar pasti sakit hati. Apa tidak bisa ibu tidak berkata seperti itu lagi," kata David sambil membuat kopi.

"Ibu lebih sakit hati karena kamu tidak mendengar nasihat Ibu dan lebih memilih menikah dengan wanita miskin itu. Dan hasilnya apa, sudah miskin, mandul pula. Lebih baik kamu mencari wanita yang bisa memberikan ibu cucu," hardik Yola tanpa henti

"Cukup Bu. Jika ibu masih menghina Yuri lebih baik Ibu pulang. Rasanya kepala David mau pecah." David meninggalkan Ibunya seorang diri, untuk bersiap kerja. Lengkingan suara ibunya terngiang dan berputar-putar seperti kaset rusak.

"Dasar anak durhaka, jika bukan demi cucu ibu tidak sudi datang ke sini. Ini jangan lupa berikan pada istrimu, awas jika dibuang akan ibu paksa dia minum dua botol," ucap Yola sambil mengeluarkan botol yang berisi cairan hijau pekat.

Terpopuler

Comments

Bening

Bening

menurutku bu yola mertua egois

2024-09-03

0

٨ﮩﮩ 𝓴𝓪𝓷𝓰 𝓷𝓰𝓮𝔂𝓮𝓵📴

٨ﮩﮩ 𝓴𝓪𝓷𝓰 𝓷𝓰𝓮𝔂𝓮𝓵📴

duhh susah klo salah satu ortu ga suka gni

2024-09-06

0

٨ﮩﮩ 𝓴𝓪𝓷𝓰 𝓷𝓰𝓮𝔂𝓮𝓵📴

٨ﮩﮩ 𝓴𝓪𝓷𝓰 𝓷𝓰𝓮𝔂𝓮𝓵📴

makin panas inii😳

2024-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!