kedatangan teman

Fera sudah sampai di kantornya, dia langsung disambut oleh Diana seketaris yang juga suruhan papanya untuk memantau dirinya di saat papanya tidak di kantor.

Sesampainya di ruangan Fera hanya diam, Ia pun membuka dokumen penting yang diberikan oleh Diana tadi.

Setelah beberapa saat ia pun keluar dari ruangannya, melangkah ke depan untuk mencari udara segar.

"Mbak Fera mau kemana?" Tanya Diana yang tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Kamu bisa gak sih tidak mengagetkan orang, saya mau cari angin di luar," jawab Fera.

"Maaf mbak jika saya mengagetkan Mbak Fera, tapi saya harap Mbak jangan keluar sebelum jam kerja berakhir," ucap Diana.

"Saya cuma mau ke depan bukan mau kabur," ucap Fera.

Fera pun melangkah keluar melewati Diana yang berada di depannya, biasanya jam segini ia bertemu dengan teman-temannya, pergi kemanapun mereka mau tapi sekarang semua berubah drastis. Dia sadar kalau dirinya tak bisa bebas lagi karena tekanan papanya.

"Hei Fera!" seru seorang gadis muda yang datang ke kantor Fera, rupanya ia adalah temannya.

"Winda kamu ngapain di sini," ucap Fera lalu menarik tangan Winda supaya sedikit menjauh dari depan kantor.

"Ada apa sih?" Tanya Fera.

"Kamu lupa hari ini, hari apa? Fera hari ini ada ulang tahun Clara kalau sampai kamu tidak datang dia akan marah loh," ucap Winda, Fera melihat ke arah lain dan memang benar kalau hari ini itu adalah hari ulang tahun sahabatnya. Kalau dia tidak datang pasti Clara akan marah dan menuduh dirinya yang tidak-tidak tapi jika dia datang papanya pasti akan marah karena dia kan punya cctv berjalan di kantornya.

"Kenapa diam saja, udah ayo kita berangkat. Acara jam satu siang loh," ucap Winda.

"Tapi Win, aku tidak bisa datang, aku ditugaskan papa untuk menggantikan dirinya," ucap Fera.

"Apa! Jangan begitulah kita kan sahabat masa di antara teman-teman yang lain hanya kamu yang tidak datang," ucap Winda dia terus memaksa Fera.

"Tapi_"

"Papa kamu dimana?" Tanya Winda.

"Di rumah," jawab Fera.

"Papa kamu kan di rumah jadi dia tidak bisa tau kalau kamu pergi, kamu minta aja seseorang untuk menggantikan kamu sementara gitu gampang kan," ucap Winda. Ucapan Winda ada benarnya, dia bisa menyuruh Diana untuk menggantikan dirinya tapi dia teringat dengan kata Milani untuk menahan apa yang dia mau sebelum ia mengikuti apa yang papanya mau selama satu minggu ini.

"Fer, kok malah diam sih! Bagaimana kamu mau tidak," ucap Winda.

"Tapi Win itu sangat mustahil, aku takut papa akan tiba-tiba datang dan mencariku," ujar Fera.

Winda merasa kesal karena Fera tidak bisa seperti dulu lagi, yang bisa ia paksa untuk mentraktir teman-temannya jika ada acara seperti ini.

"Mbak Fera tadi ada telepon dari Pak Hamdani kalau hari ini..."

"Kamu jangan menyela orang lagi bicara dong, kamu tidak tau apa kalau Fera lagi bicara sama Saya," ucap Winda yang langsung memarahi Diana.

"Winda udah_"

"Diam Fer, kita kan sejak tadi lagi bicara dia malah menyela padahal aku sedang bahas sesuatu yang penting," ucap Winda.

"Maaf Mbak, Mbak Fera harus kembali bekerja karena ada dokumen-dokumen penting yang harus di tanda tangani," ucap Diana yang berusaha untuk tidak marah.

"Dan tadi pak Hamdani bilang kalau hari ini itu dia_"

"Fer kamu mau datang kan ke acaranya Clara," ucap Winda memotong ucapan Diana.

"Tapi Mbak Fera hari ini banyak kerjaan Mbak jadi tidak bisa keluar seenaknya," ujar Diana.

"Memangnya kenapa dia kan anak bos di sini, jadi mau keluar di jam kerja juga tidak masalah kan!" Seru Winda.

"Win sudah malu kalau di lihat karyawan lain, aku memang tidak bisa datang hari ini seperti yang di ucapkan Diana. Aku titip hadiahnya saja ya," ujar Fera.

"Tidak bisa, Clara itu butuh kamu bukan hadiah kamu," ucap Winda.

"Win tolong ngertiin perasaan aku hari ini," ujar Fera.

"Kamu juga harus paham perasaan Clara, kamu mau bikin dia sedih karena tidak datang," ucap Winda.

Di tempat lain pak Hamdani sedang bersiap-siap ke kantornya, dia akan menghampiri putrinya lalu pulang kembali nanti setelah memberikan beberapa tugas. Agar dia paham bagaimana bekerja dan tidak terus mengeluh.

"Aku pesan sama kamu jangan bikin anak kamu kesal terus di sana," ucap bu Hamdani.

"Iya udah aku berangkat dulu," ujar pak Hamdani lalu melajukan kendaraannya.

setelah sampai kantor, seperti sedang sedang ada yang berdebat. Di sana ada anaknya dan juga seketarisnya. Ia pun langsung menghampiri ketiga wanita itu.

"Ada apa ini?" Tanyanya.

"Papa,"

"Pak Hamdani! Ini pak, Mbak ini memaksa Mbak Fera untuk ikut dirinya padahal kerjaannya di sini masih banyak tapi dia terus memaksa Mbak Fera," ucap Diana.

"Diana, Pa ini Winda teman Fera," ucap Fera

"Oh, jadi kamu teman Fera," ucap pak Hamdani melihat gadis itu.

"Pa jangan marahin Winda ya, dia hanya mengajak Fera untuk ikut merayakan acara ulang tahun salah satu teman Fera," ucap Fera dia sangat takut jika papanya itu memerahi temannya.

"Kamu tau kan kalau anak saya itu sedang kerja, kalau tidak ada urusan penting jangan ke sini apalagi mengajak anak saya untuk ke acara gak jelas begitu," ucap pak Hamdani.

"Tapi Om ini itu penting bagi teman kami," ucap Winda.

"Tapi kamu kan tau kalau anak saya sedang kerja lagi pula ini itu di kantor apa kamu tidak malu bertengkar," ucap pak Hamdani.

"Karyawan Om itu mulai duluan dia menyela pembicaraan saya dengan Fera," ucap Winda.

"Saya bukan menyela tapi saya cuma mau memberitahukan Mbak Fera soal kerjaannya," ucap Diana.

"Dia seketaris saya sekaligus orang yang memantau Fera, jadi anak saya pergi atau tidak maka harus dengan izin dari dia. Sudah saya tidak mau memperpanjang ini karena perkara ini itu tidak penting bagi saya. Sekarang kamu pergi dari sini, Fera, Diana Kalian masuk," ujar pak Hamdani lalu masuk dan disusul oleh Diana.

"Win, Maaf aku memang tidak bisa datang ke acara ulang tahun Clara. Nanti aku transfer uang ke rekening kamu dan beliin hadiah buat Clara ya," ucap Fera.

"Tapi_"

"Kamu tau kan Papaku tadi bagaimana, kamu datang saja dia terlihat tidak suka apalagi saat aku pergi meninggalkan pekerjaanku," ucap Fera dia terlihat memohon pada Winda, walaupun dalam hatinya dia sedikit kesal pada papanya.

"Fer kamu jadi anak juga jangan terlalu menurut banget yang ada kamu di tekan sama Papa kamu," ucap Winda.

"Mbak Fera ayo masuk, pak Hamdani sudah menunggu," ujar Diana yang menghampirinya lagi.

"Iya sebentar, Win kamu pulang saja nanti aku akan kasih hadiah kok buat Clara," ucap Fera lalu pergi begitu saja.

"Fer,Fera." Fera tak menoleh lagi ke arah Winda walau beberapa kali gadis itu memanggil.

"Ngeselin banget sih dia sekarang," ucap Winda lalu pergi, dia merasa usahanya sia-sia membujuk Fera untuk mentraktir teman-temannya.

Episodes
1 Wanita keras kepala
2 kabur
3 Terpaksa berangkat ke kantor
4 kedatangan teman
5 Fitnah dari Winda
6 Bertemu laki-laki menyebalkan
7 sosok Reza
8 Minta maaf
9 kedatangan Milani
10 Bertemu Winda
11 kedatangan Clara
12 kemana Winda ?
13 Tidak bisa membantu
14 Semakin bikin kesal
15 perjodohan
16 Bertemu Reza
17 Alasan
18 haruskah mengalah
19 terlalu sunyi
20 Keinginan Reza
21 pertemuan
22 pertemuan keluarga
23 Dia orang baik
24 Rumah sakit
25 berdebat lagi?
26 Di antar pulang
27 Rencana Milani dan Reza
28 pergi berlibur
29 perjalanan yang indah
30 Tiba di sebuah Rumah
31 Jalan berdua
32 kapan akurnya
33 jangan ganggu
34 Ada apa dengan hati.
35 Rasa yang tersimpan
36 Saling memendam rasa
37 janji
38 Arti sebuah cinta menurut Fera
39 Bingung
40 Firasat buruk
41 Terjatuh
42 tersesat
43 Mencari keberadaan Fera
44 Di temukan
45 Sadarkan diri
46 Bertemu Danu dan sikap yang aneh
47 Surat dari sosok misterius
48 Bunga dari seseorang
49 kembali
50 Mengungkapkan Rasa
51 Bab 51
52 Bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 part 65
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 Bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 Episode 87
88 Bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Wanita keras kepala
2
kabur
3
Terpaksa berangkat ke kantor
4
kedatangan teman
5
Fitnah dari Winda
6
Bertemu laki-laki menyebalkan
7
sosok Reza
8
Minta maaf
9
kedatangan Milani
10
Bertemu Winda
11
kedatangan Clara
12
kemana Winda ?
13
Tidak bisa membantu
14
Semakin bikin kesal
15
perjodohan
16
Bertemu Reza
17
Alasan
18
haruskah mengalah
19
terlalu sunyi
20
Keinginan Reza
21
pertemuan
22
pertemuan keluarga
23
Dia orang baik
24
Rumah sakit
25
berdebat lagi?
26
Di antar pulang
27
Rencana Milani dan Reza
28
pergi berlibur
29
perjalanan yang indah
30
Tiba di sebuah Rumah
31
Jalan berdua
32
kapan akurnya
33
jangan ganggu
34
Ada apa dengan hati.
35
Rasa yang tersimpan
36
Saling memendam rasa
37
janji
38
Arti sebuah cinta menurut Fera
39
Bingung
40
Firasat buruk
41
Terjatuh
42
tersesat
43
Mencari keberadaan Fera
44
Di temukan
45
Sadarkan diri
46
Bertemu Danu dan sikap yang aneh
47
Surat dari sosok misterius
48
Bunga dari seseorang
49
kembali
50
Mengungkapkan Rasa
51
Bab 51
52
Bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
part 65
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
Bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
Episode 87
88
Bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!